Selasa, 28 Januari 2020

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum!

Meski sebenarnya ide dapat diproduksi dengna berpikir, namun, nyatanya itu tidak menyumbangkan apa-apa di ranah praksis kita.

Mungkin, jika aku orang yang memeluk tradisi Jawa, aku kan berpikir bahwa berpikir hanya upaya menenggelamkan diri pada dunia yang sepi. Semakin jauh ke dasar praktik hidup

Minggu, 26 Januari 2020

Air Hanya Ingin Mengalir



Ini tahun 2020,

Banyak langkah telah kutapakkan, banyak ulah yang kulikukan, banyak celah yang kukuakkan. Biar tidak apa, bahasa yang lain tidak mau mewakili untuk menjadi sungai tempat mengalir gumam yang dipenjara oleh bibir hitam ini.

Taulah!

Kurasa-rasa, sepertinya aku pernah tersesat di langit puncak sana. Ada kaligrafi indah yang menggurat takdir perjalananku. Semua tulisan dengan huruf aneh yang tersusun dari rangkaian tawa, tangis, ramai dan sepi itu berwarna merah bara. Anehnya, tulisan-tulisan itu selalu meleleh, menetes dan membentuk berbagai cerita baru di kolam retina mata.

Perjalanan yang tiada ujung. Aku mengira lelehan itu akan buyar ketika kuinjak dengan niat menghancurkan. Namun, aku mendapati hal lain, bahwa lelehan itu ternyata magma yang panas, cair tetapi keras.

Lalu aku ingin menjadi super kecil, masuk ke dalam nano diantara milyaran partikel samudera magma.



Aku melihat manusia air.
yang mengalir di sungai takdir.


























Rabu, 06 November 2019

Diam Untuk Belajar

Diam Untuk Belajar

Judul ini memang terkesan remeh, Tetapi ada yang hendak saya sampaikan kepada Anda mengenai tema ini, bahwa ada hikmah terkabut amat tebal, sehingga jika pemahaman Anda terbuka, maka Anda akan siap menerima banyak sekali rahmat dari Allah.

Anda boleh berpendapat sebebas-bebasnya atau seradikal mungkin tentang makna diam. Namun pengertian dasar diam bisa kita sepakati di sini: Tidak berbicara. Tidak berkata, atau tutup mulut.

Orang-orang yang mengakui diri merasa pandai, pastilah ia akan terus terdorong oleh hasrat batin untuk menyampaikan ide-ide, ingin memahamkan orang dengan dalil-dalil logis hasil pemikirannya, maunya berada di atas podium paling depan dan orang-orang memperhatikannya.

Wajarlah.

Karakter pendiam adalah hak laki-laki dengan kualitas kelas pejantan. Ia hanya akan berkata jika ada ikatan kausal yang sangat urgen. kata-kata menjadi puncak bahasa yang mengatasi semua bahasa simbolik. Artinya, jika pemahaman bisa dilakukan dengan bahasa simbol, maka kata-kata telah gugur fungsinya.

Lelaki yang banyak banyak pembicaraannya adalah representasi banyaknya keinginannya yang tidak tergapai. Semakin banyak hal dibicarakan, tentang apapun bahkan hanya sedikit pengetahuan yang dia kuasai. Jika dipantik dengan pertanyaan emosional, maka kata-katanya akan tumpah, seperti sampah yang tidak lagi bernilai.

Bagi lelaki, kata-kata hendaknya hanya diucapkan karena ada nilainya. sehingga satu kata yang dia ucapkan berharga, ibarat diam adalah emas, maka kata semenstinya memiliki nilai setingkat mutiara.

Banyak bicara adalah masalah tersendiri bagi orang pandai. Apalagi bagi lelaki. Sudah pasti, ia akan sulit mengalah, Jika dihadapkan pada masalah, kata-kata bisa menjadi alat paling ampuh untuk tameng pembelaan diri. Kata-kata juga senjata untuk menjatuhkan lawan dalam sumber kesalahan yang bisa jadi tidak pada dirinya

Anda bisa berkaca untuk menemukan contohnya.

Dalam kaitan belajar ilmu langsung dari Allah, diam adalah pintu pengetahuan. Jika Anda berniat ingin memperoleh ilmu dari Allah, dalam proses belajar Anda harus banyak diam. Kalau anda berkata, sama halnya anda menutup pintu pengetahuan, dan ilmu Allah tidak akan masuk dalam hati Anda.

Dalam Alquran, ada beberapa ibroh terkait pentingnya laki-laki untuk diam. hal itu bisa ditemukan dalam kisah-kisah postif pada kasus nabi Musa dan Zakariya.

Kisah Nabi Musa yang populer kita dengar yaitu, bahwa ketika dia ditanya oleh kaum Israel, kaumnya sendiri, "Siapa yang paling pandai wahai Musa?", Musa menjawab, Aku lah yang paling pandai. Akulah yang paling tahu tentang segala hal, daripada kalian.

Wajar, mungkin jawaban itu untuk membuktikan ekstensi kedekatannya dengan Allah. Namun, ada yang luput dari pandangan Musa dari peristiwa itu sehingga Allah berkomentar balik.

Ada yang lebih pandai dari pada kamu wahai Musa. Dialah Hambaku. dia adalah Balya bin Malkan atau kita sering kenal dengan Nabi Khidir AS.

Khidir As adalah seorang hamba yang termasuk dari sebagian orang yang menerima ilmu langsung dari Allah.

Dalam surah al-Kahfi, kisah ini termaktub cukup jelas. Bahwa dalam proses Musa ingin belajar ilmu kepada Khidir, ada banyak sekali tahapan, pos-pos dan peristiwa yang amat simbolik. Di antara simbol itu ada: ikan mati yang bisa hidup, pertemuan 2 air laut, membunuh bocah, melobangi dek kapal, dan menegakkan bangunan reot.

Ini adalah sebagian dari pasword yang berkaitan untuk syarat-syarat menerima ilmu. Khidir as sudah memperingatkan Musa untuk tidak bertanya. Jangan banyak bicara, jangan berkomentar pada proses.

Tetapi, Memang tabiat orang yang merasa pintar adalah banyak bicara. Orang yang banyak bicara pastinya kurang sabar. Orang yang kurang sabar tidak bisa belajar pada proses. Artinya, ia akan kembali mengulangi kesalahan yang sama.

Khidir berulangkali menegur Musa, karena cerewet dan memprotes peristiwa yang belum final. Dia kurang sabar menghadapi suatu rangkaian takdir yang bisa jadi komentarnya tersebut menjadi musabab tertutupnya pintu hati sehingga ilmu Allah tiak bisa masuk.

Musa gagal menangkap tanda dan pemahamasn simbolik dalam proses belajar tersebut.

Dari kisah ini Allah telah menunjukkan tentang pentingnya faktor diam. Boleh jadi kisah ini menjadi pelajaran tentang syarat yang harus dipenuhi agar kita bisa mendapatkan ilmu seperti ilmunya nabi Khidir As.

Kisah lainnya yaitu ada pada keinginan Zakariya untuk mendapatkan keturunan dari Allah. Setelah berdoa di Baitul Maqdis, ia mendapat kabar dari Allah bahwa dia akan dikaruniai anak seperti yang ia idam-idamkan puluhan tahun lamanya. Namun, Zakariya sempat sangsi, mana mungkin dirinya yang sudah tua akan mendapatkan keturunan, di tambah istinya adalah orang yang mandul. Sulit logika menerimanya.

Tapi jika kabar ia akan mendapatkan keturunan itu benar, Zakariya kemudian meminta tanda-tanda kebenaran kabar tersebut. 

Allah memberi tanda sesuatu yang unik. Yaitu, Zakariya tidak dapat bicara dengan manusia kecuali dengan bahasa isyarat. Artinya ia tidak boleh berkata- tidak berpendapat, tidak berkomentar terhadap peristiwa di sekelilingnya mengenai apapun selama tiga hari. Zakariya harus diam.

Kabar dari Allah terwujud, Zakariya memiliki putera yang lucu dan kelak menjadi nambi yang periang, namanya Yahya.

Bisa kita bayangkan, bagaimana ekspresi wajah Zakariya ketika bercanda dengan buah hari yang masih imut dan lucu itu. pastinya ia kegirangan saat menimang anaknya. Yakiaa-yakiaaa... 

Dua peristiwa di atas adalah bagian penting tentang mengapa lelaki musti harus tidak banyak bicara untuk mendapatkan rakmat dari Allah. Khidir dengan Musa mendapat ilmu laduni, Zakariya mendapat keturunan dari Allah. Ilmu laduni adalah ilmu dari Allah, tetapi yang berasal dari Allah bukan hanya ilmu, bisa keturunan, kekuasaan yang menolong dan lainnya.

Kekuasaan Laduni diberikan Allah kepada Muhammad pada peristiwa agung Fathul makkah.

Demikianlah rahmat Allah diberikan langsung kepada manusia. Semoga kita menjadi bagian orang yang mampu untuk diam, memperhatikan tanpa komentar atau protes terhadap sesuatu yang kita lihat sebagai keburukan atau kejahatan yang pada hakikatnya itu adalah takdir Allah. 



.







Senin, 30 September 2019

Al-Ikhlas dan Allahuakbar

Gapura di depan rumah



Salah satu nasehat agama yang penting untuk kita wujudkan bersama adalah: Ketenteraman Keluarga.

Ketenteraman keluarga adalah syarat utama untuk membangun surga dunia. Ada keluarga kecil, Ada keluarga besar, ada keluarga suku, ada keluarga bangsa dan seterusnya. Kita diperintah untuk membangun semua jenis keluarga tersebut agar berdiri kokoh dan cahaya keindahan Islam memancar dari dalamnya.

Rumah secara fisik adalah bangunan yang berfungsi untuk tempat tinggal serta perlindungan dari terik dan dingin. Secara filosofis, orang Barat menyebut rumah sebagai home, home is where our story beginsAgama Islam sangat menekankan untuk membangun, mengurus, dan menciptakan rumah sebagai ring dan tameng perlindungan dari serangan-serangan kerusakan.

Jika itu terwujud, maka istilah baity jannaty sesungguhnya bisa dicapai.

Sedikit etimologi untuk kita pahami, tentang posisi dan fungsi rumah bagi manusia: bahwa rumah dalam bahasa Arab, Bayt didahului huruf hija’i, ba’, adalah huruf setelah alif. Jika Alif adalah tegak yang representasinya menuju pada spiritualitas dan penghambaan kepada Allah, maka Ba adalah lengkungan bergambar cawan untuk menampung semua harkat kemanusiaan kita. Salah-benarnya perilaku kita, baik-buruknya kita, jelek dan indahnya kita semua.

Kemudian diikuti dengan ta. Menurut saya, ta adalah sarana keabadian untuk pedoman dalam mengarungi perjalanan zaman. Maka Allah menciptakan kalam-Nya degan cara diabadikan melalui goresan huruf. Pedoman mesti dituliskan agar abadi. Begitupula manusia, semua amalnya pun akan dicatat supaya ada bukti dokumen otentik sebagai bukti jika nantinya lupa.

Tanpa adanya kesadaran ta’, takkan ada Tulisan, adanya hanya ucapan-ucapan (Tu)Lisan.

Jadi, ba adalah aksara khusus menyebut wadak kemanusiaan kita, semua akan ditampung selama manusia hidup di dunia. Setelah manusia mati, barulah kemudian ba’ akan berlabuh ke ahirat dengan mambawa semua amal perbuatan kita untuk dibogkar dan diperhitungkan.

Sebagai penguat argumen kecil tersebut, kita tahu, orang kita menyebut tempat air di kamar mandi = bak mandi, menyebut tempat mengangkut sebagai bak truk, dll. Semua orang paham bagaimana ba’ dipakai untuk menyebut benda-benda yang berguna sebagai penampung.

Aksara global telah setuju itu, terbukti pada kesamaan tunggal dan melampaui segala bentuk peradaban. Alif, ba, ta, - alfa, beta, teta, - a b c, dan seterusnya.

Nasehat Ulama


Telah basah telinga ini dengan nasihat ulama, sehingga tutur kearifan itu benar-benar meresap ke dasar batin dan berbuah pada perilaku-perilaku yang mulia.

Jika ingin mendapatkan keluarga yang tentram, jangan lupa ucapkan salam dan bacalah surat al-ikhlas ketika masuk rumah. Jika kamu ingin kaya maka akan kaya. Kalau ingin cinta maka akan keluargamu akan dipenuhi cinta.

Mengapa bisa begitu? Sekian detik saya termenung oleh pertanyaan ini.

Ya. Saya ketemu tiga kata kunci untuk menguraikan secara logis mengenai pesan simbolik di atas: yaitu: Salam, Alikhlas dan Masuk Rumah. 

Begini penjabarannya.

Pertama, Makna salam adalah ungkapan sekaligus harapan tertinggi yang mewakili tujuan dihidupkannya manusia di dunia. Salam di sini berarti "berserah". Sesuatu yang mengisyaratkan bahwa manusia yang selamat adalah mereka yang berserah kepada Tuhannya. Ia sangat menyadari apa saja yang dilakukannya untuk pribadi dan orang lain tidak lain hanya untuk Allah. 

Bagi umat Islam, mengucapkan salam adalah hak, tapi menjawabnya justru kewajiban. Ini dialektika Allah menghubungkan manusia dengan tali imajiner berupa salam. Tali itu sangat kuat dan tidak akan bisa putus bahkan ketika diantara mereka saling membenci.

Kedua, Al-ikhlas. Mengapa mambaca al-ikhlas, bukan surah yang lain? Kita mesti tahu, tidak ada kata ikhlas di dalam surah al-ikhlas. tetapi lebih pada substansial, bahwa ikhlas yang sebenarnya adalah mengakui Allah sebagai RabbMalik, dan Ilah. Pengakuan kita pada jabatan, harta, atau popularitas, semua tiada bernilai apa-apanya

Jika al-ikhlas didekati dengan kacamata sosial, maka artinya adalah: suatu sikap ikhlas pada perbuatan baik, mestinya perlu disebarluaskan untuk menarik simpati. Tetapi dengan maksud agar perbuatan baik itu dicontoh banyak orang. 

Sedangkan secara filosofis, alasan membaca surah ikhlas berarti meng-ikhlas-kan semua yang telah terjadi. Dalam sehari itu, jika di jalan Anda jengkel di tengah macet. Jika Anda karyawan ketika dimarahi boss, jika Anda guru dengan murid-murid yang bikin nagis, jika Anda lemah menghadapi kenyataan, ikhlaskanlah semua itu. Lepaskan semua masalah di luar rumah, Sehingga Anda masuk rumah dalam keadaan rela, ikhlas semua adalah kehandak Allah.

Ini sagat bagus untuk kita semua, karena kita akan steril dari sesuatu yang menambah beban pikiran, kembali dalam kondisi fresh, berkumpul bersama keluarga dalam pergaulan sehat dan waktu berkualitas.

Tetapi jika kita pada hari itu terlibat pada keburukan yang menagarah maksiat, maka makna ikhlas adalah pintu kesadaran untuk kembali kepada Allah. Bertaubat sebelum langkah kaki menginjak pintu rumah. Sebagian rumah terdapat pintu gapura di bagian depan, ini pengingat bahwa Allah maha ghafur yang artinya Allah maha pengampun.

Ketiga, Masuk Rumah. Sejauh apapun manusia berkelana, maka rumah adalah tempat kembali. Di dalam rumah ada kehidupan yang dari situ kehidupan di mulai. Sebagaian orang Jawa, mereka tidak membawa pekerjaan di dalam rumah. Sebab kawatir rumahnya terkontaminasi "pekerjaan", Saya kira itu fanatik yang berlebihan, kecuali jika benar pekerjaanya adalah merugikan orang lain.

Rumah menjadi tempat utama pendidikan keluarga, anak-anak dan tempat menciptakan tradisi yang positif untuk membangun peradaban. Apabila beban pikiran dan maslah-maslah negatif terbawa masuk ke dalam rumah, iklim rumah akan menjadi sarang berkembangnya penyakit. Menghambat ketundukan kita kepada Allah, dan lemahnya kekuatan imun hingga rentan terkena pengaruh buruk dari luar.

Jika Anda seorang musafir, traveler atau pengembara, pastinya mengerti satu hal. Rumah adalah segalanya. Ketika lepas ikatan rumah pada seseorang, orang Jawa menyebutnya kabur kanginan.

Itulah ketiga kata kunci sebagai pondasi bangunan agar rumah tangga kita bagai Surga. Jika rumah manusia asalnya adalah Surga, maka selayaknya mereka tinggal di surga. Dari situ, seharausnya tidak ada celah sedikitpun rumah kita berpeluang menjadi seperti Neraka.

Jika saat kembali ke rumah dianjurkan membaca Al-Ikhlas, lalu apa yang peru dibaca ketika hendak "keluar" rumah.

Ini teori dasar kausalitas, membahas pulang, mestinya tidak meninggalkan pembahasan pergi. 

Satu tambahan penting, saya ingat betul ketika merasa kawatir atau takut dengan keadaan yang sedang “panas” di luar, banyak demonstrasi, kekerasan, ancaman kejahatan dll, bagaimana kita membekali diri supaya selamat dari semua keburukan itu. Banyak hal yang bisa menjadi bekal, tetapi dalam konteks ini saya ingat Imam Hasan As-Syadzily.

Beliau memberi saran, bacalah takbir. Allhuakbar, mimma akhofu wa akhdzar. Kalimat ini mengajurkan kita semua akan kebesaran Allah meliputi langit dan bumi. Dia yang menjaga semua makhluk di bumi. Tidak ada kebatilan apapun yang lepas dari perhatian Allah.

Namun, Jika kita ingin bacaan yang lebih lengkap, Ayat yang tepat adalah: Wa Qulil Hamdulillahi...  Sesungguhnya inilah kalimat untuk pengingat dan pengharapan agar kita dijaga oleh Allah dari saat keluar rumah hingga sampai kembali. Ayat itu terdapat pada Al-Isra Bagian Ahir Surat.

Saya kira uraian singkat yang mencakup dasar-dasar praktis membangun rumah tangga bak surga ini mudah sekali untuk dikerjakan. Semoga mata air keselamatan dan kebaikan selalu mengalir dan bermanfaat untuk kisa semua.

Terimakasih...

Hakikat Eling lan Waspodo


by fuad hasan succen
Malioboro selasa wage


Hari ini adalah Selasa Wage. Bagi Anda yang paham Kejawen mestinya tahu, apa yang sedang terjadi: peredaran titik-titik kosmik, visi alam hingga pergeseran garis nasib manusia. Sekilas, sebagai petanda, background semesta telah mengejawantah pada warna yang nampak serba kehitaman.

Kalau saya Kejawen makrifatTahu sekaligus mengerti relevansinya dengan arus Islam.

Sedikit kebiasaan di Selasa Wage, pada hari ini sebagian orang memilih melengggangkan diri dari aktivitas lapangan. Menurut saya, ada was-was dan batin sir bergejolak oleh bisik rasa takut yang mendalam. Ini seperti biasa saja, namun begitu nyata pada praktik kehidupan kita. Contoh kecil pada para pedagang di Malioboro, mereka tidak buka toko hari ini.

Saya pikir, setiap manusia alamiah punya rasa takut. Karena pada hakikatnya kita adalah makhluk lemah. Dan, semua itu butuh Allah untuk tempat sandaran dan sumber keberanian.

Saya adalah bagian dari aktivis yang bergelut di bidang lingkungan hidup. Mengkampanyekan penghijauan dan ekonomi berbasis agrikultur (selanjutnya ke edupark). Maka konsekuensinya, saya harus menempuh jarak lebih kurang 70 KM untuk perjalanan mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk itu. Melampaui gunung menembus hutan, liintisyar fil ardh, dan juga untuk pangupo jiwo.

Sepanjang perjalanan, kita sama-sama tahu, jalanan kian sesak. Banyak aksi demonstrasi mahasiswa terhadap Pemerintah, Soal RUU, pelemahan KPK, Papua, hingga menciptakan gelombang massa yang besar. Ditambah banyaknya operasi lalu-lintas “cegatan” yang juga gencar. Semua itu semakin memenuhi jalan-jalan protokol kota, membuat kita was-was.

Kita tidak ingin bangsa ini kacau. Saya selalu berharap keselamatan tidak melepaskan tangannya dari kita semua. Untuk terhindar dari ancaman marabahaya, saya memiliki suatu pegangan jimat yang juga menjadi andalan para leluhur terdahulu, yaitu: Eling lan Waspodo.

Laluhur Jawa mendapat kata Eling itu sudah ribuan tahun lamanya. Ini bukan kata buatan orang Jawa. Nabi Isa AS sendiri yang mengajari kita. Saya pernah bertanya kepada beliau: 

"Wahai Nabiyullah, Apa sejatinya makna Eling itu?"

"Eling itu Ell - ing.

Orang Ibrani (kaum Nabi Isa) menyebut Tuhan mereka dengan nama ELLY. bahwa ketika Yudas Eskariot disalib oleh orang-orang Roma, Ia hanya bisa berteriak memanggil Tuhan sekencangnya, Elly-Elly lamma sabakhtany. Tuhanku-Tuhanku, Mengapa engkau meninggalkanku...

Dari sana kita menjadi jelas. Makna hakikat Eling, tidak lain adalah Allah itu sendiri. Kita kemudian mempredikat kata Eling adalah proses mengingat Allah. Ingatlah Allah, maka Allah akan mengingatmu.

Setelah Eling kita juga mesti Waspodo. Adalah suatu turunan yang otomatis menyertai.
Pasalnya, bahaya bisa datang sewaktu-waktu dari sesama makhluk. Bisa dari manusia jahat, penyihir atau bahkan jin. Kita tidak tahu kapan dan di jalan mana begal menyerang, dukun melempar santet, hingga dhemit akan mengganggu. Tapi yang mesti kita tahu adalah sikap waspada terhadap ancaman-ancaman itu. Waspada depan-belakang, kiri-kanan dengan menghidupkan segenap kemampuan indera untuk menghindari semua keburukan terjadi.

Jika Eling adalah upaya keselamatan jalur vertikal, maka Waspada adalah keselamatan dari jalur horisontal. Dengan ini, sementara masalah ketakutan yang mendalam itu telah teratasi.


...


..

Rabu, 15 Mei 2019

Pertanyaan wawancara kerja lulusan SMA


Pertanyaan wawancara kerja lulusan SMA

Keberhasilan wawancara kerja butuh trik dan kunci khusus. Berikut ini transkrip contoh wawancara kerja HRD dan pelamar kerja di ruang HRD. Saya sarankan Anda perhatikan poin-poin pertanyaan dan pahami lalu persiapkan jawaban paling tepat untuk membuat penanya tidak bisa menolak Anda.
wawancara kerja perusahaan
proses wawancara kerja



HRD: Selamat siang, dengan saudara Alkanjawi.

Pelamar: Siang juga pak HRD. Iya Anda benar, itu saya pak.

HRD: Dia memegang surat lamaran kerja dengan tangan kanan dan wajahnya tampak serius memperhatikan isi tulisaannya. Boleh perkenalkan siapa saudara?

Pelamar: Baik pak. Nama lengkap saya Alkanjawi. Kelahiran Bantul, 19 Maret 2003. Pendidikan terahir di SMK teknik setrum, setingkat SMA. Di samping itu juga ikut belajar di pesantren. Orangtua saya bekerja sebagai wiraswasta. Saya punya hobi jalan-jalan, membaca, dan memancing. Dan, saya tidak suka mobil legend pak.

HRD: Hmmm… Dari mana saudara tahu ada lowongan kerja di sini?

Pelamar: Dari saudara saya pak.

HRD: Siapa namanya?

Pelamar. Bapak M Takdir Ansori.

HRD: Ooo.. Beliau direktur di sini. Saudara dari ayah atau dari bu?

Pelamar: Saudara sesama muslim pak.

HRD: Hohoho.. kalau boleh tahu, setelah lulus sekolah, Apa kesibukan Anda sekarang?

Pelamar: Saya ikut kerja freelance di waktu senggang, bantu-bantu di jasa perbaikan elektronik. Di waktu luang saya sibuk tidur pak.

HRD: Berarti bisa servis HP, AC, Kulkas gitu ya.

Pelamar: Bukan itu pak. Maksud saya elektronik memperbaiki barang yang elek supaya bagus. Kayak celana jin yang bladus kusam itu saya naptol jadi warnanya seperti baru lagi. Dari elek menjadi lebih bagus gitu pak.

HRD: Sebutkan lima hal keunggulan Anda?

Pelamar: Ceria. Tenang. Banyak teman. Sederhana. Dan, berbakti pada orangtua.

HRD: Hmm… buktinya apa?

Pelamar: ya misalnya, saya tidak pernah menentang orang tua, dan selalu menuruti perintah mereka.

HRD: Pengalaman menarik selama hidup Anda?

Pelamar, Saya bisa komunikasi jarak 60 KM tanpa HP. Menyuruh seekor harimau membeli alat potong kuku. Dan yang paling menarik adalah sekali tarikan napas bisa hatam membaca seluruh halaman mushaf kitab suci. itu semua saya lakukan di dalam mimpi saya pak. Oya, Saya tidak suka khilafah pak.

HRD: Di sini orang-orang harus disiplin dan realistis. Apa Anda siap dengan kondisi diluar kebiasaan Anda seperti tadi?

Pelamar: Siap pak. Saya fleksibel bisa apa saja. Saya bisa diluar kebiasaan, seperti datang ke sini dengan pakaian rapi, sepatu, rambut wangi dan celana dalam yang bersih. Soalnya seringnya saya biasa pakai sarung tanpa celana dalam pak.

HRD: Jika diterima di perusahaan kami, siap tekanan dan target?

Pelamar: Itu kesukaan saya pak.

HRD: Berapa gaji yang Anda harapkan?

Pelamar: Seikhlasnya saja pak. Yang penting diatas empat juta.

HRD: jika misalnya, Anda belum dapat diterima di perusahan ini, apa yang anda lakukan?

Pelamar: Hmmm.. Saya positif thinking saja pak. Soalnya ada saudara di sini.

HRD: Baiklah kalau begitu saya kira cukup. Silahkan tunggu pengumuman berikutnya.

Pelamar: Baik. Terima Kasih.


Rabu, 02 Januari 2019

MENGAPA TIDAK MENURUNKAN NABI DI INDONESIA

MENGAPA TIDAK MENURUNKAN NABI DI INDONESIA

Pada hakikatnya manusia ini ada di dunia karena skenario Tuhan, sebab itu, dari manusia, tidak mungkin Tuhan memisahkan diri-Nya.

Tuhan mengutus nabi, mengajarkan agama, misinya untuk memperbaiki orang-orang bodoh/jahil, agar mereka tersadar. kembali ke jalan benar.

Dan, karena misi membawa agama itu beratnya luar biasa, maka Tuhan sejak awal manyiapkan orang khusus, yg punya qualitas super. sebab dia hanya akan diutuskan pada target daerah yg bersuhu panas, yg orang2nya sedikit2 marah, hobi bertikai, senang adu kekuatan, bahkan... bunuh membunuh.
Kalam wahyu suci, kalau kita baca, cuma segeintir ayat yg membahas hakikat Tuhan, banyakan isinya tentang ajaran memperbaiki tatanan hidup, sosial dan muamalah, menjawab soal cara dan gaya hidup baik di dunia aherat.
Nah, di negeri surga ini, eh, indonesia ini, negerinya ijo royo-royo, air segar melimpah, adem ayem, leluhurnya sabar-sabar, suka gotong-royong, Suasana yang damai ini adalah rahmat.

Bukan lagi nabi diturunkan di sini, tapi sudah Tuhan sendiri, melalui rahmatnya.
Meski tanpa wahyu kenabian, dulu orang-orang nusantara begitu mendamba dituruni wahyu. sebab itu hatinya jadi kreatif, mencoba-mencoba dg caranya sendiri menyusuri jalan Tuhan, dan ketemu ujungnya. Menurut teori, ini namanya down-top, dari bawah ke atas, dari manusia mencapai ke Tuhan..

Kebetulan Islam datang sampai sini, kita bisa anggap, agama islam sebagai peta paripurna, sesuai yang diimaji pencari kesejatian tunggal. Itu bahan bagus untuk membuat peta yg teratur dan ringkas menuju Tuhan lebih cepat, tentunya peta made in sendiri..

posted by student

Jumat, 16 November 2018

Di Bawah Kebahagiaan Semesta


Di Bawah Kebahagiaan Semesta
Byalkan

Pada setiap penantian yang disertai kesabaran, Insyaallah hasilnya akan membawa kebahagiaan. Begitulah kalimat bijak disampaikan angin lewat, memberi ucapan selamat dan sukses atas peristiwa terjadinya tunganan antara Dlakirman dengan seorang gadis yang diketahui bernama Rohani.

Moment bersejarah itu terjadi tanpa basa-basi. Seminggu sebelumnya, melalui telepon Dlakir memberitahu sekaligus membujuk orangtuanya untuk berkunjung ke rumah orangtua Rohani di Kota Semarang. Kiranya hari selasa tanggal 6 Februari. Tidak tanggung-tanggung, kunjungan itu sekalian mengusung agenda khitbah atau tunangan. Orangtua Dlakir mengindahkan, selanjutnya dari jarak jauh, mereka menyusun bekal apa saja yang perlu dipersiapkan, terutama mengenai 'serahan' dan makanan yang akan dibawakan untuk buah tangan.

Rupanya ada kehendak lain, acara 'harus' diajukan lebih cepat. yaitu, sehari sebelum tanggal 6. Tepatnya hari senin tanggal 5 Februari, Dlakir berangkat dari Jogjakarta menunggang kuda besi dengan temannya, Abdul Hadi. Pagi itu Kota Jogja sedang diguyur hujan cukup deras hingga pukul 9. Sebelum menuju Semarang, Dlakir lebih dulu mampir kantor tempat dia kerja di ringroad utara untuk mengambil gaji kerja selama bulan Januari. Sesampai di kantor lekas-lekas dia menuju bagian keuangan. Sebelum perjalanan mereka berdua mengisi perut dahulu, soto ayam di warung sebelah gedung kantor lembaga tempat ia bekerja.

Sembari makan, mereka memikirkan jalan pintas menuju Semarang selain jalur Jogja-magelang-semarang, Dlakir memutuskan mencoba lewat arah timur, yaitu Jogja-klaten-boyolali-salatiga-semarang. Meski belum hafal benar jalur yang akan ditempuh, tetapi dengan tekad dan optimis ahirnya Dlakir begitu berani untuk mengambil jalur itu. 

Katanya, kalaupun nanti tersesat di jalan, paling hanya mutar-mutar satu jam saja lamanya. Masih ada waktu untuk sampai Semarang sebelum bayangan matahari melebihi tombak.

Benarlah prediksi itu. Selepas wilayah arah Gondang Winagoen, Pabrik gula Klaten, Mereka menuju pintas ke utara dan mulai masuk arah desa-desa di pedalaman klaten, Dlakir yang mengemudi agak lupa jalan. ia benar-benar lupa ingatan jalan. Padahal seminggu lalu pernah melewati ketika naik bus. Tetapi, walau ragu, Dlakir tetap saja melanjutkan jalan dengan mantap. 

Saking besar optimisnya, motornya tiba-tiba melesak ke dalam rimbunan perbukitan yang jalannya tak beraspal. Matahari pun nyaris tidak terlihat karena tertutup tebalnya daun-pepohonan. Kondisi yang habis hujan membuat jalan becek dan licin. Di wilayah klaten (yang diduga itu) bagian barat, Dlakir berhenti sejenak. DIa positif tersesat. Mau tanya tapi tidak ada orang lewat. Sinyal internet lenyap dan tidak bisa mencari tahu arah jalan lewat googlemap.

Perjalanan lanjut, tanpa berhenti. Ahirnya mereka sampai jalur agak besar tapi rusak parah dengan seribu lubang. Hanya truk besar muatan pasir yang lewat. Di sini, setiap tikungan saya berhenti untuk bertanya pada orang. Ketemu dengan orang ngarit, ia mengatakan bahwa saya terlalu jauh dari arah menuju Boyolali. Kemudian dia menunjukkan arah yang panjang berliku. Saya percaya saja mengikuti petunjuknya, Daripada tersesat lebih jauh lebh baik saya mengikuti petunjukknya.

Satu jam penuh hanya muter-muter sedangkan waktu Duhur telah sampai, Dlakir baru masuk wilayah bertuliskan Jatinom. Lega betul dia menemukan sebuah kampung, setelah lama terpentok alas pohon-pohon dan jalan buntu. Kampung dengan rumah yang sepi seperti tak berpenghuni. Nyaris tidak ada orang yang kelihatan. Setelah menunggu di tepi jalan beberapa menit, untung besar, ahirnya ada orang lewat juga. Beruntunglah orang itu bisa ditanyai. Dlakir melepas kemudi, gentian Dulhadi berkendara melewati Boyolali... hingga Salatiga.

Selama pejalanan melewati jalur itu, rasanya alam benar-benar bersahabat. Suasana mendung mengayomi perjalanan mereka sampai masuk Bawen, Semarang. Baru hujan kembali turun saat mereka sampai daerah Ungaran.

Di sisi lain, rombongan keluarga Dlakir berangkat dari Pati jam 9 pagi. Menurut kabar dari mbah Hasan yang membawa rombongan itu dengan mobilnya, mereka sudah sampai di MAJT jam 12.30 WIB. Dlakir masih di SPBU Bawen, Istirhat sejenak meluruskan punggung dan ishoma sebentar. Rombongan dari Pati pun juga beristirahat dulu. Alhamdulillah mobilnya lancar kembali setelah tadi sempat mengalami rewel.

Dari arah selepas Salatiga itu, gantian Dlakir lagi di depan, memboncengkan Dulhadi. Sampai di ungaran hujan kembali turun. Deras sekali. Ini membuat kecepatan bekendara mereka harus diturunkan, maksimal 50 KM/jam. Jarak pandang jalur utama menuju Semarang yang mereka lewati cukup ramai. Lebih baik berkendara pelan mengutamakan keselamatan.

Jam setengah 2 Dlakir mengabari lagi rombongan dan memintanya untuk persiapan lanjut perjalanan. Sekitar 10 menit lagi sampai lokasi. Rombongan mobil yang belum tahu lokasinya, mereka menunggu di dekat SMP 8 Candisari, awalnya Dlakir minta supaya rombongan berhenti dan menunggu untuk dijemput di depan Javamall. Lokasinya lebih mudah karena di pinggir jalan raya. Tetapi rombongan sudah terlanjur menuju di SMP 8, jadi butuh waktu untuk mencari rombongan itu hingga ketemu.

Sudah jam 2, Dlakir dan rombongan sampai di depan rumah Rohani. Para penumpang mobil turun. Satu persatu diberi payung agar tidak basah oleh hujan. Rupanya penumpang mobil itu lebih banyak daripada perkiraan. Dlakir mengira isi rombongan cuma 7 orang. Namun tetapi semua ada 8 0rang dewasa dan 3 anak-anak. Belum lagi jajanan bawaan. Mungkin jumlah beban yang berat itu mengakibatkan mobilnya sempat mati mendadak.

Masuklah rombongan dengan membopong barang seserahan itu, keluarga Rohani berjajar di depan pintu untuk menyambut tamu. Dlakir sendiri cukup terkejut karena barang bawaan rupanya diluar perhitungan. Bawaan yang lengkap. Isinya macam-macam makanan, tak ketinggalan juga pakaian. Semua tamu sudah duduk memenuhi ruang tamu. Orang-orang sudah siap untuk memulai acara. Dlakir dan Dulhadi yang motoran dari Jogja terkena hujan nyaris basah, mereka pun langsung ikut acara tanpa sempat ganti baju.

Bapak Dlakir tiba-tiba menyalami orang dari keluarga Rohani yang duduk di dekatnya. Dia biang “Sampean niki ingkang besan kulo”. Mendengar kalimat itu, orang yang disalaminya merasa kaget. Ternyata salah orang. Maka seisi ruangan itupun tertawa. Orang yang kaget itu rupanya wali daripada keluarga Rohani yang bertugas sebagi penyambung lidah. Dengan begitu, pak wali langsung menunjukkan kepada bapak Dlakir tentang siapa calon besan yang sesungguhnya.

Acara dimulai dengan sambutan dari pak wali, kemudian dibalas oleh wali kelaurga Dlakir, mbah Marno. Penjelasan maksud kedatangan adalah untuk dodok lawang sekalian lamaran. Dua kegiatan yang secara prosedur formal seharusnya berurutan terpisahkan oleh jangka waktu itu, di situ dilakukan secara langsung. Bukan untuk menyalahi adat tradisi, tetapi karena jarak antara pati-semarang cukup jauh, maka pertimbangan efektivitas penggabungan dodok lawang dan lamaran itu dibarengkan.

Walaupun di ahir acara pihak perempuan merasa tidak biasa karena persitiwa dodok sekalian lamaran, tetapi tidak masalah sebab sebelumnya Dlakir sudah komunikasi dengan keluarga Rohani. Bahwa dia akan dodok lawang sekalian lamaran. Orang-orang yang tidak tahu wajar jika kaget. Namun memang sebaiknya tradisi itu memang harus lentur dan bisa diotak-atik untuk kemaslahatan selama tidak membahayakan.

Usai acara formal semua hadirin makan-makan bersama, menu lauk ayam daging. Tadinya kita akan disuguhi makan dengan ayam kampung milik sendiri. Berhubung banyak ayam di rumah tinggal nyembelih saja. Tetapi orangtua Dlakir tidak setuju kalau keluarga Rohani menyembelih ayam. Takutnya itu secara filosifis nanti akan memutus silaturahmi. Lebih jauh, itu bisa menandakan besok rumah tangga yang akan dibagun akan mengalami perpisahan.

Mengenai perubahan tanggal menjadi 5 Februari. Ini menyesuaikan dengan perhitungan Jawa, sebab tanggal 6 adalah hari selasa, bagi orang Jawa, hari terahir dalam pasaran itu tidak baik jika digunakan untuk membuat acara lamaran atau pernikahan. Maka diajukan hari senin. Justru jika senin tanggal 5 itu merupakan hari paling bagus dalam bulan itu untuk membuat acara.

Pukul 15:30 Wib, acara selesai. Gerimis pun belum juga reda. Rombongan kembali ke Pati. Sebelum semua menaiki mobil, Dlakir memegang tangan adik perempuannya dan memberikan amplop untuk mengganti semua biaya keperluan acara tersebut. Dlakir dan Dulhadi kembali ke Jogja. Motoran lagi, di sepanjang jalan terus gerimis. Dlakir sangat riangnya. Agenda lamaran sudah sukses, dengan restu alam semesta semua rangkaian acara itu terlaksana dengan selamat. "Kita semua bahagia." Katanya.



 Yogya, 21 februari 2018.

Minggu, 02 September 2018

Boekan Lagi Djamannja Pendekar?


Boekan Lagi Djamannja Pendekar?

pendekar sakti mandra guna
Moengkin soeda tetapan takdir jang MahaKeoasa, bahoea sanja tiap” manoesia poenja kehendak itoe batinnja. Soeatoe dorogan jang muasalnja dari dalamnja bathin, mengadjaknja oentoek djadi manoesia jang paling hebat. Itoe adjakan koet jaitoe asa namanja, nama lainan daripada tjita-tjita. 

Kala waktoe masih kanak-kanak, manoesia menjandarkan tjita-tjitanja itoe daripada resonantie ajah dan iboeknja. Bilamana itoe anak moelai tahoe pergaoelan lingkoengannja, ia mentjoba djadikan itoe tjita-tjita lajaknja hobi. Soeatoe jang dikerdjakannja tiap” hari, ia gembira ria dan teroes ingin melakoekan itoe hobi. 

Saja poenja itoe pengalaman. Moengkin jang saja alami, sama dengan jang anda semoea djoega alami. Soeatoe dorongan jang menjenangkan itoe beroepa tjita”. Saja amat senangnja pada keinginan oentoek djadi pendekar jang sakti mandra goena. Saja mengkira”kan, itoe keinginan mempeladjari ilmoe pentjak toemboeh otomatic sebabnja saja poenja ajah ialah seorang pendekar adanja.

Itoe tjita” teroes berketjamoek di dalam diri. Saja tidak tahoe apa” dan tak maoe tahoe ketjoeali beladjar itoe pentjak. Bahkan poen djika ajah melarang saja beladjar itoe, saja tetap sadja membandel. Diam” saja teroes beladjar tanpa sepengetahoeannja ajah. 

Djoestore pada oesia mendjelang doea poeloeh lima tahoen, setjara resmi saja ikoet beladjar bela diri koengfoe jang asalnja dari Foshan, Tjina Selatan. Itoe seni bela diri di seboet Wing Chun namanja. Sedjak pertama ikoet latihan, sang master Shifoe itoe koengfoe bertjakap, djika saja ini soedah nampak bakat dilihat daripada gerakan” saja mengikoeti itoe koengfoe.

Tampaknja, apa jang djadi kehendak ajah melarangkoe beladjar itoe pentjak, sama sekali ta’ dapat koe sadari dengan baik. Bahkan sampai ini waktoe, tanpa saja doega” bilamana reflex ini tangan ataoepoen kaki, soeda matjam” djoeroes sadja geraknja.

Itoe perkara jang sampai terbawa hingga detik ini, ingin saja loepakan dan boeang djaoeh” biasaan jang berhoeboengan dengan itoe hobi.

Djelasnja, akoe molai goesar. Bahsasanja ini boekan djaman kependekaran lagi. Akoe kadangkala ingin tinggalkan itoe pentjak, dan gantiken itoe hoebi dengan beladjar menoelis karja” yang lemboet. Oempamanja; sastra, syair, atoepoen lebih loeas.

Djaman otot soedah oesai. Gantiannja djaman akal. Ija. Menoelis ialah tjara baroe oentoek mengasah kelemboetan rasa, ketadjaman fikir dan ketegasan sikap. Ini tjara moetachir oentoek menojoe djadi pengoeasa, bangsawan, ataoe pahlawan.

Itoe makanja saja beralih haloean. Sekiranja tangan jang doloe saja goenakan ontoek main poekoel, kini ini tangan haroes terbiasa memegang pena oentoek mengoengkapkan ide dan gagasan. Orang jang mengoeasai itoe toelisan dan informasi itoelah orang jang bisa mengoesai doenia.

Kehidoepan doenia teroes berkembang. Nampaknja hegemonij informasi poen moelai terkena geseran. Ada soeatoe kekoeatan jang lebih dahsjat, jaitoe technologie. Soeatoe alat jang ditjiptakan oleh manoesia itoe poenja sifat ketjerdasan logic. Iya. Technologie otomatic mentjiptakan peloeang dan mampoe melipat doenia jang amat loeas mendjadi sempit.

Dan, njatanja djoega, itoe technologie djoestroe telah mengambil alih beberapa foengsi daripada manoesia. Misalnja, tentara machine, pembantoe machine, pengantar soerat machine, sendjata machine dan matjam lainnja. Itoe technologie menggantikan peranan manoesia dalam mendjaga keamanan ataoe bela diri, bahkan kelaknja, pengoesa technologie akan mengoesai djoega djaloer perniagaan.

Ini jang mendjadi goesar di fikiran saja. Djadi, benarlah itoe oetjapan ajah saja. Moengkin saja tak perloe lagi djadi pendekar jang sakti mandra goena. Saja haroes faham djaman, pendekar hanja akan djadi tjenteng ataoe peseoroeh bagi pengoesa informasi. Tidak poenja kemerdekaan nantinja meskipoen pendekar itoe tinggi ilmoenja.

Itoelah sekilas daripada geosarnja kehendak bathin saja. Soeatoe pilihan haroes ditentoekan antara tjita” djadi pendekar berilmoe tinggi ataoe beralih djadi orang jang mampoe menggoenakan technologie.

Soemedang, Agoestoes 2018.




posted by student

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...