Selasa, 06 Desember 2011
cdie: Objective
cdie: Objective: · To i mprove the quality of Islamic education ranging from primary, secondary to post secondary levels. · To develop the study and res...
Senin, 28 November 2011
Membaca Jejak “Paus” Teknologi Indonesia
Era globalisasi telah menciptakan gelombang persaingan yang ketat dan berdampak luar biasa. Dampak paling hebat bisa dirasakan pada aspek ekonomi dan teknologi. Bagi negara berkembang yang ingin mengikuti pentas persaingan, penguasaan terhadap teknologi merupakan prasyarat agar mampu tampil ke depan, berdiri sejajar dengan bangsa lain.
Manusia dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Teknologi terkandung dalam diri dan cara-cara hidup manusia dalam masyarakat. Sebaliknya teknologi tidak dapat terlepas dari manusia karena teknologi itu ada karena ciptaan manusia. Kemampuan berpikir manusia yang sistematis, analitis, dan mendalam mampu menghasilkan ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan lahir teknologi, yang mendorong nilai tambah terhadap hasil budi daya manusia.
Sejak BJ Habibie dilantik sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (1978), banyak terjadi perubahan fundamental pada kegiatan-kegiatan penelitian di Indonesia. Dia mengarahkan penelitian agar lebih terfokus untuk menghasilkan teknologi yang diterapkan bagi pembangunan. Awal tahun 1983, lahir gagasan Habibie tentang konsep transformasi industri nasional. Gagasan ini muncul pertama pada ceramah umum di Bandung, yang kemudian resmi dipublikasikan pada 14 juni 1983 di Bonn, Jerman, dengan judul “Beberapa Pemikiran Tentang Strategi Transformasi Industri Suatu Negara Sedang Berkembang”.
Habibie mambangun konsep transformasi industri dengan “mulai dari akhir dan berakhir di awal”. Artinya, bahwa akhir berarti tahap akhir dari suatu proses penahapan secara evolutif pengembangan produk teknologi yang secara klasik telah ditempuh oleh industri negara-negara maju. Proses mulai dari tahap awal berupa penelitian dasar sampai dengan tahap akhir berupa perakitan dan pemasaran produk. Jadi, konsep Habibie berupa proses transformasi teknologi nasional dimulai dari perakitan dan pemasaran produk untuk dan kembali untuk pengembangan dan inovasi produk industri.
Dalam transformasi ini, Habibie membuat tahapan yang disebut satuan mikro-evolutif yang dipercepat atau micro-accelerated evolution unit (MAEU). Ia sering menggelorakan pembaharuan terhadap teknologi dengan slogannya, “kita tidak bisa membuat sebuah penemuan ulang suatu teknologi yang sudah lama ditemukan bangsa lain sebab kita akan tertinggal”.
Pemikiran dasar Habibie untuk membangun teknologi Indonesia terwujud dalam empat tahap penting. Pertama, pemasaran produk dengan pemasaran jaringan produk pendukung atau “purnajual” sampai jumlah tertentu yang memungkinkan memproduksi produk tersebut. Kedua, produksi dengan lisensi, dimulai dengan mengembangkan jaringan “pengendalian dan pengamanan mutu” atau quality control and quality assurance dengan penekanan biaya dan peningkatan kualitas produk.
Ketiga, pengembangan teknologi dengan memanfaatkan disiplin Ilmu Pengetahuan Terapanyang tepat dan berguna untuk menciptakan produk baru. Keempat, melaksanakan riset dalam Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan yang biasanya dilaksanakan di universitas atau lembaga penelitian atas beban pemerintah.
Karya nyata dari proses yang digambarkan Habibie tepat dan dapat dibuktikan dengan “Proyek Pembangunan Industri Dirgantara IPTN dan Prasarananya di Puspiptek, ITB, dan IPTN. Proses tahap pertama dan kedua termanifestasi dalam CASA 212, CN-235. Tahap kedua, untuk N-250 dan N-2130. Tahap ketiga dilaksanakan di IPTN untuk N-250 dan N-2130. Terakhir, dilaksanakan di IPTN, Puspiptek, BPPT, LIPI, ITB, dan sebagainya. Meski memakan waktu seperempat abad, karya nyata dapat diberikan bangsa Indonesia dengan terbang perdananya N-250 pada 10 Agustus 1995.
Di antara pemikiran Habibie, yang menonjol adalah gagasan link & match. Sebuah usaha menciptakan sinergi antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan praktis dunia industri. Dari ide itu, ia berhasil menciptakan sinergi IPTN dengan ITB Bandung dalam teknologi dirgantara, PT PAL Surabaya bersinergi dengan ITS Surabaya dalam bidang perkapalan dan kelautan. Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong bersinergi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). Semua ini adalah upaya agar lembaga penelitian dan perguruan tinggi sebagai mitra usaha dapat mempercepat difusi kemajuan teknologi dan kemampuan inovasi.
Salah satu pasal dalam hidup Habibie bahwa iptek pada gilirannya dapat selalu berada pada posisi strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Habibie juga merealisasikan gagasan “kota berbasis ilmu pengetahuan atau science based city (SBC)” yang bertujuan untuk meningkatkan kemitraan antara Puspiptek dan lembaga iptek di luar Puspiptek. Begitu pula science based industrian park (SBIP), dirancang untuk meningkatkan kemitraan Puspiptek dengan sektor swasta (industri) guna mengatasi masalah industri dalam pengembangan inovasi.
Buku yang ditulis oleh seorang negarawan dan “paus” teknologi ini merupakan hasil refleksi, kajian dan gambaran mengenai potensi teknologi yang dapat digunakan bagi kemajuan, serta upaya kemandirian bangsa. Pembaca dapat lebih paham mengenai pemikiran dan kontribusi BJ Habibie terhadap peradaban teknologi di Indonesia. Sesungguhnya teknologi mempunyai posisi dan peran yang strategis bagi suatu bangsa apabila teknologi tersebut dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Poin penting yang ditekankan Habibie, ia ingin mengembangkan kekayaan Indonesia yang paling berharga, yaitu sumber daya manusia (SDM) yang terbarukan. Untuk mengembangkan keterampilan SDM, mereka tidak cukup hanya disosialisasikan ke dalam proses-proses padat karya, tetapi juga harus diperkenalkan dengan proses-proses produksi yang berteknologi tinggi.
*Peresensi adalah Fuad Hasan; pecinta buku, tinggal di Semarang.
Sumber: kompas.com
Selasa, 08 November 2011
Positive Parenting, Cara-cara Islami Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda
Judul : Positive Parenting, Cara-cara Islami Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda
Pengarang : Mohammad Fauzil Adhim
Halaman : 280 hlm
Penerbit : Mizania
Kota Terbit : Bandung
Terbit : Juni 2007
Peresensi: Sismanto
19 April 2008 saya menyempatkan diri berjalan-jalan melihat peradaban Kalimantan timur, yang biasanya hanya terjebak pada rutinitas Kota Sangatta. Kota yang saya tuju adalah Samarinda, Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur.
Memang saya akui tidak mudah menemukan buku bagaimana mengasuh dan mendidik anak berdasarkan Islam. Buku-buku yang berkaitan dengan akhlak mereka batasi pada tataran aksi yang pada akhirnya adalah hanya keuntungan duniawi yang dicapai, dan sama sekali tidak menyinggung pahala atau dosa atas perbuatan yang meraka lakukan selama menjalani kehidupan di dunia. Problematika pendidikan di dunia Barat hanya mementingkan pada ketergantungan mereka atas solusi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan data statistik. Tidak ada kesan “iman dan keyakinan” yang ditanamkan pada anak-anak pada proses ini.
Sementara buku praktis tentang parenting yang dating dari Barat kebanyakan menekankan pada kecerdasan dan sukses secara materiil, sementara buku dari Timur (termasuk Islam) sudah mengarah ke pembangunan karakter dan akhlak yang baik, namun kadang kurang membumi. Buku parenting ini mencoba menggabungkan sumber-sumber mutakhir Barat dan khazanah Islam yang sangat kaya bagaimana mendidik anak.
Pandangan saya terbelalak seketika melihat salah satu buku yang berjejal di rak-rak buku yang Gramedia Samarinda. Sebuah buku yang memang ditulis oleh orang yang tidak asing. Seorang penulis tetap kolom parenting majalah Suara Hidayatullah dan Pembina SDIT Hidayatullah Yogyakarta. Seorang yang punya cita-cita melahirkan generasi ulul albab, generasi pilihan yang cemerlang hidupnya, tajam pikirannya, jernih hatinya, kuuh jiwanya, dan kuat imannya. Sebuah obsesi yang tajam yang Beliau rangkum dalam buku Positive Parenting. Luar biasa.
Sekedar cerdas saja tidak cukup jika kita ingin mempersiapkan anak-anak yang mampu mengemban amanah pada jamannya, menggenggam dunia di tangannya, dan memenuhi hatinya dengan iman kepada Allah. Maka, menjadi orang tua harus berbekal ilmu yang memadai. Tidak cukup memberi member uang dan memasukkan mereka ke sekolah unggulan. Sebab sangat banyak hal tidak bisa di beli dengan uang (h.15).
Untuk itu, harus ada yang kita ubah. Jika kita mengingat nasehat Ali Ibnu Abi Thalib tentang anak-anak kita, tentang betapa mereka lahir untuk jaman yang akan dating dan bukan jaman saat kita menepuk dada hari ini, terasa betul harus kita siapkan bagaimana membangun visi hidup mereka. Harus kita siapkan pendidikan mereka dengan pendidikan yang menghiudpkan jiwa, menguatkan tekad, membangkitkan hasrat untuk berbuat baik, dan menempa sikap mental yang tangguh dan unggul untuk menentukan wajah masa depan.
Kita perlu berpikir bagaimana menjalankan tugas keayahbundaan yansg baik, yakni mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak-anak secara positif. Kita harus bisa merangsang inisiatif-inisiatif mereka, menunjukkan penerimaan yang tulus, dan member perhatian yang hangat atas setiap kebaikan yang mereka lakukan. Kita perlu mengembangkan inisiatif positif dan melakukan pendekatan yang positif. Itulah positif parenting (h.141).
Secara sederhana positif parenting meliputi beberapa bagian. Pertama, konsep dasar yang melandasi. Kedua, sikap dasar yang perlu kita miliki dalam menerapkan psotif parenting (mendidik anak secara positif). Ketiga, prinsip-prinsip penting menjadi orang tua yang positif. Dan yang keempat, strategi mengasuh anak msecara positif agar membangkitkan potensi-potensi positif mereka, kecerdasan intelektual mereka, emosi mereka, dan juga dorongan moralistic-idealistik mereka yang bersumber pada kekuatan ruhiyah mereka (h.142).
Buku yang ditulis dengan bahasa yang cair, mengalir bagaikan air yang mengalir. Sesekali air itu tersangkut batu tapi tetap saja air itu mengalir kea rah yang ia tuju. Pun demikian dengan penulisnya, ia memberikan tambahan-tambahan contoh praktis yang kemudian mudah diaplikasikan.
Buku ini sangat membantu keluarga Islam yang ingin mendapatkan pendoman komplet tentang parenting. Salah satu cirri positive parenting yang digagas dalam buku ini adalah memandang anak dalam bentuk yang positif. Tingkah polah mereka menunjukkan potensi yang luar biasa yang ada dalam diri mereka. Sebuah buku panduan pengasuhan mendidik anak Islam modern yang akan mengubah diri dan keluarga anda.
Memang saya akui tidak mudah menemukan buku bagaimana mengasuh dan mendidik anak berdasarkan Islam. Buku-buku yang berkaitan dengan akhlak mereka batasi pada tataran aksi yang pada akhirnya adalah hanya keuntungan duniawi yang dicapai, dan sama sekali tidak menyinggung pahala atau dosa atas perbuatan yang meraka lakukan selama menjalani kehidupan di dunia. Problematika pendidikan di dunia Barat hanya mementingkan pada ketergantungan mereka atas solusi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan data statistik. Tidak ada kesan “iman dan keyakinan” yang ditanamkan pada anak-anak pada proses ini.
Sementara buku praktis tentang parenting yang dating dari Barat kebanyakan menekankan pada kecerdasan dan sukses secara materiil, sementara buku dari Timur (termasuk Islam) sudah mengarah ke pembangunan karakter dan akhlak yang baik, namun kadang kurang membumi. Buku parenting ini mencoba menggabungkan sumber-sumber mutakhir Barat dan khazanah Islam yang sangat kaya bagaimana mendidik anak.
Pandangan saya terbelalak seketika melihat salah satu buku yang berjejal di rak-rak buku yang Gramedia Samarinda. Sebuah buku yang memang ditulis oleh orang yang tidak asing. Seorang penulis tetap kolom parenting majalah Suara Hidayatullah dan Pembina SDIT Hidayatullah Yogyakarta. Seorang yang punya cita-cita melahirkan generasi ulul albab, generasi pilihan yang cemerlang hidupnya, tajam pikirannya, jernih hatinya, kuuh jiwanya, dan kuat imannya. Sebuah obsesi yang tajam yang Beliau rangkum dalam buku Positive Parenting. Luar biasa.
Sekedar cerdas saja tidak cukup jika kita ingin mempersiapkan anak-anak yang mampu mengemban amanah pada jamannya, menggenggam dunia di tangannya, dan memenuhi hatinya dengan iman kepada Allah. Maka, menjadi orang tua harus berbekal ilmu yang memadai. Tidak cukup memberi member uang dan memasukkan mereka ke sekolah unggulan. Sebab sangat banyak hal tidak bisa di beli dengan uang (h.15).
Untuk itu, harus ada yang kita ubah. Jika kita mengingat nasehat Ali Ibnu Abi Thalib tentang anak-anak kita, tentang betapa mereka lahir untuk jaman yang akan dating dan bukan jaman saat kita menepuk dada hari ini, terasa betul harus kita siapkan bagaimana membangun visi hidup mereka. Harus kita siapkan pendidikan mereka dengan pendidikan yang menghiudpkan jiwa, menguatkan tekad, membangkitkan hasrat untuk berbuat baik, dan menempa sikap mental yang tangguh dan unggul untuk menentukan wajah masa depan.
Kita perlu berpikir bagaimana menjalankan tugas keayahbundaan yansg baik, yakni mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak-anak secara positif. Kita harus bisa merangsang inisiatif-inisiatif mereka, menunjukkan penerimaan yang tulus, dan member perhatian yang hangat atas setiap kebaikan yang mereka lakukan. Kita perlu mengembangkan inisiatif positif dan melakukan pendekatan yang positif. Itulah positif parenting (h.141).
Secara sederhana positif parenting meliputi beberapa bagian. Pertama, konsep dasar yang melandasi. Kedua, sikap dasar yang perlu kita miliki dalam menerapkan psotif parenting (mendidik anak secara positif). Ketiga, prinsip-prinsip penting menjadi orang tua yang positif. Dan yang keempat, strategi mengasuh anak msecara positif agar membangkitkan potensi-potensi positif mereka, kecerdasan intelektual mereka, emosi mereka, dan juga dorongan moralistic-idealistik mereka yang bersumber pada kekuatan ruhiyah mereka (h.142).
Buku yang ditulis dengan bahasa yang cair, mengalir bagaikan air yang mengalir. Sesekali air itu tersangkut batu tapi tetap saja air itu mengalir kea rah yang ia tuju. Pun demikian dengan penulisnya, ia memberikan tambahan-tambahan contoh praktis yang kemudian mudah diaplikasikan.
Buku ini sangat membantu keluarga Islam yang ingin mendapatkan pendoman komplet tentang parenting. Salah satu cirri positive parenting yang digagas dalam buku ini adalah memandang anak dalam bentuk yang positif. Tingkah polah mereka menunjukkan potensi yang luar biasa yang ada dalam diri mereka. Sebuah buku panduan pengasuhan mendidik anak Islam modern yang akan mengubah diri dan keluarga anda.
reff: http://mkpd.wordpress.com
Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren
Wajah Multikulturalisme Pesantren
Judul Buku: Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren
Penulis: Dr. Abdullah Aly, M. Ag
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, 2011
Tebal: xvi + 368halaman
Peresensi: Supriyadi *)
Dalam praktik pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar yang bernaung pada lembaga pendidikan, kerap kali terjadi diskriminasi yang diakibatkan oleh berbagai perbedaan. Di antara perbedaan tersebut adalah perbedaan kultur, agama, etnis, ras, dan lain sebagainya bahkan hingga perbedaan umur dan gender. Tidak jarang pula berbagai perbedaan tersebut berpengaruh pada proses pendidikan. Akhirnya, dalam hal itu terjadilah kesenjangan.
Sebagai sebuah solusi, pendidikan multikultural menawarkan pendidikan yang tidak melihat berbagai perbedaan tersebut, melainkan penghargaan segala perbedaan. Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan, dan umur agar proses belajarmenjadi efektif danmudah.Ruh atau esensi dari pendidikan multikultural itu sendiri adalah demokrasi, humanisme, dan pluralisme. Dengan demikian, fungsi dan tujuan dari pada pendidikan multikultural itu adalah melatih dan membangun karakter para peserta didik agar mampu bersikap demokratis, humanis, dan pluralis dalam lingkungan mereka.
Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural dilatarbelakangi oleh realitas kehidupan yang diskriminatif di Amerika Serikat. Oleh karena itu, muncullah gerakan hak-hak sipil yang memperjuangkan anti diskriminasi. Gerakan tersebut dikarenakan adanya praktik-praktik kehidupan yang diskriminatif, baik di tempat-tempat publik, di rumah-rumah, di tempat-tempat kerja, hingga di berbagai lembaga pendidikan.
Praktik kehidupan yang diskriminatif ini terjadi karena selama tahun 1950-an, Amerika hanya mengenal kebudayaan yang dominan dan mayoritas, yaitu kebudayaan kulit putih. Sementara golongan-golongan lainnya yang ada dalam masyarakat-masyarakat tersebut dikelompokkan sebagai minoritas dengan pembatasan hak-hak mereka. Padahal secara faktual, Amerika ketika itu dihuni oleh penduduk yang beragam asal-usulnya (hlm. 88).
Menguatnya gerakan-gerakan anti diskriminasi tersebut menjadi tonggak sejarah konsep multikulturalisme dalam pendidikan. Namun demikian, jauh sebelum zaman tersebut, telah terjadi pendidikan multikultural di dunia Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Hal itu tercermin dari berbagai lembaga pendidikan yang peserta didiknya berasal dari berbagai etnis, agama, umur, ras, dan lain sebagainya. Bahkan orang-orang Eropa pun menekuni ilmu pengetahuan di Timur (Islam) ketika Dinasti Abbasiyah berada pada puncak kejayaannya dalam bidang sains (ilmu pengetahuan).
Dalam konteks Indonesia era kini, pendidikan multikultural juga perlu diaplikasikan. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bernuansakan agama (Islam). Dalam implementasi pendidikan di pesantren, suasana multikultural sangat lekat. Di dalam sebuah pesantren, terdapat berbagai para peserta didik yang beragam. Dalam pesantren, terdapat para peserta didik yang berbeda-beda, baik dari segi etnis, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan, dan umur.
Berbagai perbedaan tersebut sangat mampu dihargai oleh pesantren. Meski demikian, dalam pesantren tersebut hanya ada satu keragaman dalam beragama, yakni Islam. Multikulturalisme di pesantren hanya tidak menjangkau dalam ranah agama karena terkait dengan tujuan pesantren itu sendiri yang mengajarkan agama Islam. Meski demikian, justru agama bisa dijadikan media sebagai pembelajaran pendidikan multikultural secara teoretis dan pembekalan terhadap para peserta didik terhadap sikap yang demokratis, humanis, dan pluralis.
Walaupun mono-agama, pesantren sangat terbuka dengan berbagai perbedaan. Di dalam pesantren, terdapat berbagai peserta didik dari berbagai daerah yang membawa adat-istiadat mereka masing-masing ke pesantren. Berbagai umur peserta didik pun tidak dipermasalahkan dalam pesantren. Apalagi pesantren tradisional yang benar-benar menekankan kebersamaan dalam berbagai perbedaan. Sementara ajaran agama (Islam) juga mengajarkan untuk menghargai perbedaan dan anti diskriminasi. Dengan demikian, agama menjadi media dan alat untuk mengajarkan pendidikan multikultural.
Dr Abdullah Aly, MAg telah melakukan penelitian terhadap aplikasi pendidikan multikultural dalam sebuah pesantren, yakni di Pesantren Modern Islam Assalam, Surakarta. Dalam kesimpulannya, dinyatakan bahwa dalam dokumen kurikulum pesantren tersebut memuat nilai-nilai multikultural dan nilai yang kontradiktif terhadap nilai-nilai multikultural sekaligus (hlm. 338).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Abdullah Aly, MAg tersebut termaktub dalam buku yang berjudul “Pendidikan Islam Multikultural Pesantren”. Dengan membaca buku tersebut, para pembaca diajak untuk menjelajahi dunia pendidikan di pesantren yang berbasis agama Islam. Meskipun penelitian pada sebuah pesantren, hal itu tidak bisa dijadikan tolok ukur secara mutlak dalam referensi kepesantrenan dan multikulturalisme pesantren secara universal karena masing-masing pesantren yang ada juga memiliki berbagai karakteristik. Paling tidak, wajah multikulturalisme pesantren sedikit tersibak.
Akhirnya, pendidikan multikultural sangat perlu diaplikasikan dalam pendidikan di Indonesia. Telah kita ketahui bahwa di Indonesia ini terdapat berbagai etnis, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya yang ada dari Sabang sampai Merauke. Untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, implementasi pendidikan multikultural sangat solutif.
*) Peresensi adalah pengamat sosial pada Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta
reff: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/12/27538/Buku/Wajah_Multikulturalisme_Pesantren.html
Judul Buku: Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren
Penulis: Dr. Abdullah Aly, M. Ag
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, 2011
Tebal: xvi + 368halaman
Peresensi: Supriyadi *)
Dalam praktik pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar yang bernaung pada lembaga pendidikan, kerap kali terjadi diskriminasi yang diakibatkan oleh berbagai perbedaan. Di antara perbedaan tersebut adalah perbedaan kultur, agama, etnis, ras, dan lain sebagainya bahkan hingga perbedaan umur dan gender. Tidak jarang pula berbagai perbedaan tersebut berpengaruh pada proses pendidikan. Akhirnya, dalam hal itu terjadilah kesenjangan.
Sebagai sebuah solusi, pendidikan multikultural menawarkan pendidikan yang tidak melihat berbagai perbedaan tersebut, melainkan penghargaan segala perbedaan. Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan, dan umur agar proses belajarmenjadi efektif danmudah.Ruh atau esensi dari pendidikan multikultural itu sendiri adalah demokrasi, humanisme, dan pluralisme. Dengan demikian, fungsi dan tujuan dari pada pendidikan multikultural itu adalah melatih dan membangun karakter para peserta didik agar mampu bersikap demokratis, humanis, dan pluralis dalam lingkungan mereka.
Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural dilatarbelakangi oleh realitas kehidupan yang diskriminatif di Amerika Serikat. Oleh karena itu, muncullah gerakan hak-hak sipil yang memperjuangkan anti diskriminasi. Gerakan tersebut dikarenakan adanya praktik-praktik kehidupan yang diskriminatif, baik di tempat-tempat publik, di rumah-rumah, di tempat-tempat kerja, hingga di berbagai lembaga pendidikan.
Praktik kehidupan yang diskriminatif ini terjadi karena selama tahun 1950-an, Amerika hanya mengenal kebudayaan yang dominan dan mayoritas, yaitu kebudayaan kulit putih. Sementara golongan-golongan lainnya yang ada dalam masyarakat-masyarakat tersebut dikelompokkan sebagai minoritas dengan pembatasan hak-hak mereka. Padahal secara faktual, Amerika ketika itu dihuni oleh penduduk yang beragam asal-usulnya (hlm. 88).
Menguatnya gerakan-gerakan anti diskriminasi tersebut menjadi tonggak sejarah konsep multikulturalisme dalam pendidikan. Namun demikian, jauh sebelum zaman tersebut, telah terjadi pendidikan multikultural di dunia Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Hal itu tercermin dari berbagai lembaga pendidikan yang peserta didiknya berasal dari berbagai etnis, agama, umur, ras, dan lain sebagainya. Bahkan orang-orang Eropa pun menekuni ilmu pengetahuan di Timur (Islam) ketika Dinasti Abbasiyah berada pada puncak kejayaannya dalam bidang sains (ilmu pengetahuan).
Dalam konteks Indonesia era kini, pendidikan multikultural juga perlu diaplikasikan. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bernuansakan agama (Islam). Dalam implementasi pendidikan di pesantren, suasana multikultural sangat lekat. Di dalam sebuah pesantren, terdapat berbagai para peserta didik yang beragam. Dalam pesantren, terdapat para peserta didik yang berbeda-beda, baik dari segi etnis, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan, dan umur.
Berbagai perbedaan tersebut sangat mampu dihargai oleh pesantren. Meski demikian, dalam pesantren tersebut hanya ada satu keragaman dalam beragama, yakni Islam. Multikulturalisme di pesantren hanya tidak menjangkau dalam ranah agama karena terkait dengan tujuan pesantren itu sendiri yang mengajarkan agama Islam. Meski demikian, justru agama bisa dijadikan media sebagai pembelajaran pendidikan multikultural secara teoretis dan pembekalan terhadap para peserta didik terhadap sikap yang demokratis, humanis, dan pluralis.
Walaupun mono-agama, pesantren sangat terbuka dengan berbagai perbedaan. Di dalam pesantren, terdapat berbagai peserta didik dari berbagai daerah yang membawa adat-istiadat mereka masing-masing ke pesantren. Berbagai umur peserta didik pun tidak dipermasalahkan dalam pesantren. Apalagi pesantren tradisional yang benar-benar menekankan kebersamaan dalam berbagai perbedaan. Sementara ajaran agama (Islam) juga mengajarkan untuk menghargai perbedaan dan anti diskriminasi. Dengan demikian, agama menjadi media dan alat untuk mengajarkan pendidikan multikultural.
Dr Abdullah Aly, MAg telah melakukan penelitian terhadap aplikasi pendidikan multikultural dalam sebuah pesantren, yakni di Pesantren Modern Islam Assalam, Surakarta. Dalam kesimpulannya, dinyatakan bahwa dalam dokumen kurikulum pesantren tersebut memuat nilai-nilai multikultural dan nilai yang kontradiktif terhadap nilai-nilai multikultural sekaligus (hlm. 338).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Abdullah Aly, MAg tersebut termaktub dalam buku yang berjudul “Pendidikan Islam Multikultural Pesantren”. Dengan membaca buku tersebut, para pembaca diajak untuk menjelajahi dunia pendidikan di pesantren yang berbasis agama Islam. Meskipun penelitian pada sebuah pesantren, hal itu tidak bisa dijadikan tolok ukur secara mutlak dalam referensi kepesantrenan dan multikulturalisme pesantren secara universal karena masing-masing pesantren yang ada juga memiliki berbagai karakteristik. Paling tidak, wajah multikulturalisme pesantren sedikit tersibak.
Akhirnya, pendidikan multikultural sangat perlu diaplikasikan dalam pendidikan di Indonesia. Telah kita ketahui bahwa di Indonesia ini terdapat berbagai etnis, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya yang ada dari Sabang sampai Merauke. Untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, implementasi pendidikan multikultural sangat solutif.
*) Peresensi adalah pengamat sosial pada Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta
reff: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/12/27538/Buku/Wajah_Multikulturalisme_Pesantren.html
Rabu, 02 November 2011
Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar
Membuat Makalah yang Baik dan Benar
Bagaimanakah cara membuat makalah yang
baik dan benar. Selama ini teman-teman sekalian pasti banyak yang sering
membuat atau menyusun Makalah, akan tetapi anda sendiri tidak tau apakah
Makalah yang anda susun sudah mengikuti kaidah. Berikut adalah cara cepat dan
benar dalam penyusunan sebuah Makalah
Cara Membuat Makalah.
Secara struktural makalah yg umum
biasanya tersusun atas:
1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan trimakasih, dll dari
penulis
2. Daftar isi (jelas)
3. Pendahuluan : latar belakang pembuatan tugas, tujuan dan manfaat yg
diinginkan
4. Landasan teori : kutipan teori2 yg mendasari makalah, biasa lgs dikutip dari
buku diktat
5. Pembahasan : inti makalah yg ingin lo bahas masukan di bab ini
6. Kesimpulan : pendek kata dari pembahasan masukin sini
7. Daftar Pustaka : sumber2 yg anda pakai
Dan untuk tahap awal yaitu :
Memilih Topik.
Bila topik telah ditentukan, anda
mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan
berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah
yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara
khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke
langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda
harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat
mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah
satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran
umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat
analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya
Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia. Setelah anda yakin akan apa yang
anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas
anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih
topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan
berkarakter.
Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai
yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang
anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik
pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda
pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
Tuliskan Minat Anda
Jika anda telah menetapkan tujuan esai
anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek
yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan
subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang
menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin
ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek
tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada bebearpa topik yang
pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik,
anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya
meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling
penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.
Sebelum anda meneruskan ke langkah
berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan
kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk
naskah yang anda tulis.
Membuat Outline
Tujuan dari pembuatan outline adalah
meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang
terorganisir.
Mulailah dengang menulis topik anda di
bagian atas
Tuliskan angka romawi I, II, III di
sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya
Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat
dipahami pembaca,-
Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari
informasi tersebut,-
Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman
tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.
Menuliskan Tesis
Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan
disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda,
sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan
memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri
dari dua bagian:
Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di
Indonesia
Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan
yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
Menuliskan Tubuh Esai
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai.
Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap
untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan
pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.
Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
Mulailah dengan menulis ide besar anda
dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi di
Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia
memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”
Kemudian tuliskan masing-masing poin
pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini
dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi. Bila perlu, anda dapat
menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan trimakasih, dll dari penulis
2. Daftar isi (jelas)
3. Pendahuluan : latar belakang pembuatan tugas, tujuan dan manfaat yg diinginkan
4. Landasan teori : kutipan teori2 yg mendasari makalah, biasa lgs dikutip dari buku diktat
5. Pembahasan : inti makalah yg ingin lo bahas masukan di bab ini
6. Kesimpulan : pendek kata dari pembahasan masukin sini
7. Daftar Pustaka : sumber2 yg anda pakai
Dan untuk tahap awal yaitu :
Memilih Topik.
Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca,-
Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut,-
Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.
Menuliskan Tesis
Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:
Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.
Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi. Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
Curriculum and Instruction - Children's Literature
Teaching Children's Literature Provides Cornerstone for Good
Education
Because reading is the foundation on which all other academic
skills are built, early mastery of reading is often a good predictor of future
academic success. Educators and librarians who focus their professional
development on children’s literature, developing their skills and knowledge to
encourage young students to read, will continue to be in high demand in both
public and private schools.
Penn State World Campus has partnered with Penn State’s College
of Education to offer you a Master of Education in Curriculum and Instruction
with an emphasis in Children's Literature.
Help Children Discover the Joys of Reading
Penn State’s online Master of Education in Curriculum and
Instruction with an emphasis in Children's Literature focuses on developing
your skills and knowledge in working with young readers. Our courses can
improve your strategies for encouraging reading and transforming the lives of
young readers. You can earn professional development credits such as Act 48 in
Pennsylvania while you complete all your courses online — with no required
campus visits or residencies.
In November 2007, Instructor Magazine, the periodical
most-read by elementary school teachers, proclaimed Penn State’s World Campus
program as the best online program in children’s literature.
Choose the Online Children’s Literature Graduate Program Right
for You
Penn State offers two online children’s literature programs.
Choose the one best for you and make your passion for children's literature the
focus of your professional development plan.
- Master of Education in Curriculum and Instruction —
Emphasis Children's Literature
If you are a teacher or librarian, this program can help you encourage young students to master their reading skills. - Graduate Certificate in Children’s Literature
This program is designed to expand your knowledge of children's literature through the writings of classic and contemporary authors. You’ll also explore picture books, folklore, and myths. All credits earned in this certificate may be applied toward a master’s degree, upon your admission into that program.
Act 48 Approved
Penn State is an Act 48-approved provider
for Pennsylvania educators, so the courses for the master of education in
curiculum and instruction will count toward professional development hours.
Who Should Apply
If you are a teacher, school librarian, or other educational
practitioner who wants to earn a master of education degree in curriculum and
instruction, meet professional development requirements, focus on children’s
literature, and improve your opportunities for career advancement, this could
be the program for you.
Career Opportunities for Graduates
Past graduates of our children’s literature program have
achieved success as:
- teachers
- school administrators
- professors
- writers
- publishers
Online Education at Penn State
Penn State has a history of 100+ years of distance education and
more than a decade of experience in online learning. We strive to create an
online learning environment that brings you as close to the face-to-face
experience as possible.
reff:
http://www.worldcampus.psu.edu/degrees-and-certificates/childrens-literature-masters/overview
Rabu, 01 Juni 2011
Ghandi, Gus Dur dan Saya
Oleh Punggad
Sejenak dalam duduk sendirian, terbesit dalam nalar saya tentang rahasia hidup. Ketika merenungi ihwal itu, sembari mengotak-atik kembali pertanyaan besar “mengapa saya diciptakan berbeda dengan yang lain?” Pertanyaan ini membawa saya merambat menelusuri lorong-lorong pemikiran yang masih gelap, hingga sampai ujung malam saya baru temukan lentera kecil yang sedikit memberi pencerahan.
Setelah melihat cahaya itu, kata “Agama” mendadak muncul menghadang, saya mulai menilai tentang objektifitas agama dalam menuntun manusia menemani perjalanan singkatnya di dunia. Agama berarti sesuatu yang tidak rusak. Manusia yang di dalam hatinya terdapat agama, ia akan senantiasa dengan jernih memahami teka-teki kehidupan yang telah disusun oleh Tuhan. Pada hakikatnya, ia akan mengerti mengenai penurunannya di belantara dunia ini, yang tidak lain hanyalah sebagai Khalifah yang bertugas sebagai juru selamat, pemberi kesejahteraan, serta memupuk keberlansungan hidup bersama dalam bingkai keharmonisan.
Pesan hidup damai telah dikumandangkan mulai awal kehidupan manusia. Pesan itu akan berkesinambungan hingga saat ditutupnya pergelaran jagat raya ini. Konon, setiap satu abad akan muncul tokoh baru dari golongan kita yang lantang menyuarakan perdamaian dan menentang penindasan atau diskriminasi. Pada 2 Oktober 1869 lahir di India seorang yang masa hidupnya sangat gigih memperjuangkan perdamaian. Dialah Mohandas Karamchand Ghandi atau yang sering kita sebut Mahatma Ghandi. Dari Indonesia, tepatnya di Jombang pada 7 september 1940 lahir kembali seorang tokoh pembela perdamaian, yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kedua orang ini memiliki power determinity yang sama untuk mencipta dan melanggengkan perdamaian di muka bumi.
Ghandi hidup berada di tengah-tengah kolonialisme Inggris di India. Pemikiran-pemikiran Gandhi mulai terbuka ketika ia menumpuh studi hukum di Inggris pada tahun 1889. Setelah karir hukum selesai di India, pada tahun 1893 Gandhi bertolak menuju Afrika Selatan. 21 tahun di Afrika Selatan inilah yang menentukan arah hidup Gandhi hingga ia terbunuh di tangan Nathuram Godse seorang ekstrimis Hindu pada 30 Januari 1948.
Di ranah paling ujung selatan Afrika itulah, prinsip-prinsip perjuangan Gandhi terkelompok dalam bentuk Ahimsa; menentang kekerasan, Hartal; pemogokan dan Satyagraha; menolak kerjasama. Setelah kembali ke India pada tahun 1915, satu prinsip lagi muncul yaitu Swadeshi yaitu gerakan untuk menggunakan produk sendiri sebagai respon terhadap upaya Inggris menjadikan India sebagai pasar bagi hasil-hasil industri mereka. Hampir 33 tahun perjuangannya di India Gandhi tidak henti menyuarakan suara penentangan terhadap kolonialisme disertai pesan perdamaian. Ia harus melewati tragedi demi tragedi yang penuh darah dalam penentangan terhadap Inggris.
Buah manis yang dapat dipetik dari perjalanan hidup seorang Mahatma Gandhi ini, adalah keteladanan sebagai mata air inspirasi kehidupan seluruh manusia. Bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan tanpa kekerasaan, dengan mengutamakan perdamaian dan kebenaran dalam menjalankan kehidupan ini. Kita hidup dalam bumi yang sama tentunya harus bisa saling menghargai dan tolong menolong. Jika tidak maka kehidupan ini akan dipenuhi dengan kekacauan karena kita saling menyalahkan orang lain. Tentunya bumi ini akan lebih baik jika kita bisa duduk bersama untuk memecahkan sebuah masalah. Tanpa menggunakan kekerasaan, niscaya semua masalah bisa terpecahkan bersama.
Sepaham dengan Ghandi, Gus Dur lebih dikenal sebagai bapak Pluralisme. Ia berjuang membela kaum minoritas dan memenuhi hak-haknya sebagai sesama manusia. Semasa hidup, ia sangat mantap mengamalkan pesan-pesan damai dari agama. Menaburkan benih-benih cinta kasih untuk semua umat manusia. Prinsipnya dalam menghargai kebebasan berpendapat serta menjunjung tinggi perbedaan, banyak membuat orang lain meniru apa yang dilakukan Gus Dur.
Sosok inspiratif ini, mampu menggerakkan manusia mencapai peradaban yang penuh ketenangan, progresif dalam menentang segala bentuk ketidakadilan, serta membuka pintu gerbang pemikiran manusia untuk terbang melihat luasnya dunia secara utuh. Salah satu peran urgennya adalah menjadi penengah dalam menyelesaikan berbagai problematika Internasional. Dalam kepemimpinannya sebagai presiden ke-4, ia telah berhasil mengayomi dan menaungi masyarakat semua golongan. Ia tidak membeda-bedakan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, dan status sosial seseorang.
Gus Dur merupakan tokoh kyai sekaligus politisi yang peduli terhadap diskriminasi. Sebagai contoh, ketika banyak orang menghujat dan mengklaim kelompok yang dianggap sesat, beliau justru membelanya atas nama kemanusiaan. Disini bukan berarti beliau setuju dengan aliran yang dianggap sesat itu. Tetapi beliau sangat menghormati keyakinan seseorang sebagai hak asasi mereka. Dalam pemikirannya, Gus Dur mengajari banyak kalangan untuk memahami dan menghayati agama secara dewasa, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Gus Dur sangat bijaksana sekali dalam mentoleransi gerakan yang dianggap sesat. Salah satu ajarannya, bahwasanya kita boleh saja memandang ajaran orang lain itu sesat, tetapi tidak dengan sendirinya kita boleh memusnahkannya.
Sama seperti mereka, sebagai seorang manusia saya tumbuh berkembang dalam ekosistem yang peduli pada perdamaian. Menciptakan suasana tenang dan damai adalah sebuah hasrat dan tujuan bakti hidup yang singkat ini. Prinsip utama yang menjadi pegangan menempuh jalan hidup saya adalah “sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya”. Kalimat ini bagi saya adalah mantra yang ampuh untuk bisa hidup bersama manusia dalam buaian penuh cinta dan kasih sayang.
Perjalanan yang cukup panjang di medan perenungan malam ini, merupakan pengalaman berharga dalam menyusuri lika-liku jalan menuju pengetahuan tentang hakikat hidup. Saya banyak menangkap pengetahuan baru tentang bagaimana seharusnya manusia dalam berolah dan gerak di bumi dan langit yang sama. Kita sebagai manusia, pada hakikatnya diciptakan oleh Tuhan dalam perbedaan. Berkenalan dengan Ghandi dan Gus Dur, memberikan spirit baru bagi saya pribadi, untuk berlari lebih cepat menggapai hasrat yang sudah tampak jelas dan nyata. Spirit dari merekalah yang saya pelajari sepenuh hati, untuk pembelajaran dikehidupan sekarang dan yang akan datang.
Jumat, 27 Mei 2011
Minggu, 22 Mei 2011
Makna Filosofis Proses Kupu-kupu
Siapapun yang bersungguh-sunguh dalam proses pencarian, maka ia akan menemukan apa yang dicarinya. Thomas Aquinas
Sebagai ciptaan yang sempurna, manusia dibekali oleh sang pencipta sebuah perangkat lunak yang paling berpengaruh dalam segala hal, yaitu akal. Artinya, dengan akal manusia menjadi mahluk khusus, yakni dapat berfikir, berangan-angan meneropong kehidupan masa depan. Sebagai mahluk berakal, manusia mampu berusaha keras menghasilkan produk pikiran untuk merubah hidup. Hidup menuju sukses, Seperti kepompomg yang menjijikan berevolusi menjadi kupu-kupu yang bernilai tinggi.
Setiap insan mempunyai dasar fitri yang sama, dibekalkan hati serta pikiran oleh sang pencipta sebagai ‘uang saku’ untuk mengarungi perjalanan dalam lika-liku dunia kehidupan. Bermacam potensi dan spesifikasi terdapat pada diri manusia. Manusia dituntut mengeksplorasi potensi-potensi itu sehingga menemukan hal baru yang terpendam dalam diri dan menginovasikannya untuk menuntaskan masalah secara maksimal.
Membaca fenomenologi metamorfosis akhir kupu-kupu. Pikiran kita akan menemukan cakrawala baru tentang proses luar-biasanya. berproses dari ulat menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu. Ulat adalah hewan yang menjijikan. Banyak manusia merasa tidak nyaman jika mendekatinya. Dalam hal ini sang pencipta ulat, mencurahkan hak penuh padanya untuk mencari jalan keluar menuju hidup yang harmonis bisa bergaul/ berinteraksi dengan yang lain. Seekor ulat berani berspekulasi ‘berpuasa’ untuk berubah total wujud demi cita-citanya yang tidak mungkin terwujud. Tetapi dengan keyakinan, keteguhan, optimis pada dirinya ulat melakukan ‘kontemplasi’ untuk sukses dalam revolusinya, dan ternyata berhasil menjadi mahluk mulia, kupu-kupu.
Sinergi dengan filosofis kehidupan manusia, bahwa dalam rangka meniti perjalanan hidup ia harus mampu mengkonstruksi, merubah adat kebiasaan yang negatif. Dia harus berani merevolusi diri seperti halnya kupu-kupu. Manusia lebih sempurna dari pada kupu-kupu, yang berstatus sebagai binatang. Manusia dibekali hati dan akal untuk berfikir bagaimana merubah dirinya dan menggunakan fikiran untuk belajar membaca kesuksesan alam. Menggunakan fikiran untuk membaca bagaimana ulat menjadi kepompong, bagaimana proses panjang kepompong menjadi kupu-kupu yang indah dan mempesona. Dengan akal fikiran pasti manusia mampu mencerna, mencermati perubahan signifikan alam, sehingga bisa menerapkan nilai-nilai tersembunyi dari alam pada dirinya.
Semakin kuat analisis manusia menekuni studi dengan alam semakin besar pula peluagnya untuk mencapai relatifitas kebenaran, mencari hikmah dalam setiap mata memandang, setiap akal berfikir dan setiap beroperasinya anggota badan. Hal fundamen yang akan diperoleh adalah menemukan keajaiban-keajaiban yang positif sebagai penunjang, pemertajam alat berfikir sehingga menemukan paradigma baru yang lebih signifikan dalam berproses untuk sukses.
Banyak teori yang bertebar dalam buku-buku praktis sebagai bahan bacaan dan modal untuk meraih kesuksesan. Tetapi sisi lain dari buku karya HD.Iriyanto yang berjudul Dari Kepompong Menjadi Kupu-Kupu; Refleksi Menuju Sukses Diri & Organisasi ini menguak bagaimana menciptakan ‘kunci pintu sukses’ dalam diri manuisa. Disini jelas gamblang bahwa manusia mempunyai peran aktif sebagai penentu kesuksesan yang disertai dengan dua faktor lainnya, atau yang mashur dengan istilah Triple R.
Triple R
Selain diri sendiri sebagai penentu kesuksesan, ada dua ‘kunci serep’ lainnya. Yaitu orang lain atau klien yang bersifat sebagai motifator jika dalam berproses kita mengalami kerancuan, dan yang ketiga adalah organisasi. Sangat penting bagian ketiga ini. Walau bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial, saling bantu-membantu antara satu dengan yang lainnya. Dalam organisasi menusia akan belajar bagaimana mengerti karakter orang lain yang akan menambah kualitas dalam hidup. Sanagat berhubungan erat substansi Tripel R ini yakni, berproses yakin pada diri sendiri, menjalin relasi dengan oreng lain dan mengerti orang lain dalam berorganisasi.
Ketika berjalan di jalur menuju sukses, seseorang harus mampu membuang jauh-jauh perasangka atau tindakan negatif seperti pesimis dalam memandang hidup, terlalu bergantung tinggi pada orang lain dan terpenting adalah mengubur dalam-dalam sifat malas yang selama ini menjadi benteng penghalang untuk mencapai kesuksesan dalam diri. Banyak jalan menuju roma, begitulah pepatah orang-orang kuno. Kalimat ini mempunyai arti filosofis yang dalam, jalan untuk sukses memperoleh apa yang diinginkan sepert halnya kupu-kupu, tidak hanya satu. Tetapi banyak jalan untuk sukses sempurna salah satunya yang mendasar adalah refleksi terlebih dahulu dalam memutuskan sesuatu.
Merefleksikan kembali niat sangat penting untuk menuju sukses. Akal juga perlu dilandasi hati yang bersih untuk memperoleh jalan cerdas. Artinya jalan sukses menakjubkan dalam berkompetisi secara sehat. Untuk menjadi orang sukses diperlukan fikiran sehat dan mengoptimalkan sumber daya kekuatan dalam diri dengan landasan fikiran jernih pula. Suksesnya ulat berubah menjadi kupu-kupu, mengindikasikan manusia yang sempurna untuk berubah dari hal yang kecil menuju puncak yang relatif sempurna.
Tidak kalah signifikan dalam rangka menuju ‘menjadi manusia sukses’ dalam berlayar mengarungi samudera dunia. Harus akrab dengan kata-kata bijak seperti bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Jiwa yang senantiasa kuat, memberanikan dirinya untuk berusaha dalam hal material ataupun spiritual. Dengan serius membaca buku ini, seorang akan menemukan spirit baru (The new spirit) dalam berevolusi layaknya proses kepompong, dengan usaha keras hingga berubah total menjadi kupu-kupu yang semua akan suka padanya.*
Sebagai ciptaan yang sempurna, manusia dibekali oleh sang pencipta sebuah perangkat lunak yang paling berpengaruh dalam segala hal, yaitu akal. Artinya, dengan akal manusia menjadi mahluk khusus, yakni dapat berfikir, berangan-angan meneropong kehidupan masa depan. Sebagai mahluk berakal, manusia mampu berusaha keras menghasilkan produk pikiran untuk merubah hidup. Hidup menuju sukses, Seperti kepompomg yang menjijikan berevolusi menjadi kupu-kupu yang bernilai tinggi.
Setiap insan mempunyai dasar fitri yang sama, dibekalkan hati serta pikiran oleh sang pencipta sebagai ‘uang saku’ untuk mengarungi perjalanan dalam lika-liku dunia kehidupan. Bermacam potensi dan spesifikasi terdapat pada diri manusia. Manusia dituntut mengeksplorasi potensi-potensi itu sehingga menemukan hal baru yang terpendam dalam diri dan menginovasikannya untuk menuntaskan masalah secara maksimal.
Membaca fenomenologi metamorfosis akhir kupu-kupu. Pikiran kita akan menemukan cakrawala baru tentang proses luar-biasanya. berproses dari ulat menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu. Ulat adalah hewan yang menjijikan. Banyak manusia merasa tidak nyaman jika mendekatinya. Dalam hal ini sang pencipta ulat, mencurahkan hak penuh padanya untuk mencari jalan keluar menuju hidup yang harmonis bisa bergaul/ berinteraksi dengan yang lain. Seekor ulat berani berspekulasi ‘berpuasa’ untuk berubah total wujud demi cita-citanya yang tidak mungkin terwujud. Tetapi dengan keyakinan, keteguhan, optimis pada dirinya ulat melakukan ‘kontemplasi’ untuk sukses dalam revolusinya, dan ternyata berhasil menjadi mahluk mulia, kupu-kupu.
Sinergi dengan filosofis kehidupan manusia, bahwa dalam rangka meniti perjalanan hidup ia harus mampu mengkonstruksi, merubah adat kebiasaan yang negatif. Dia harus berani merevolusi diri seperti halnya kupu-kupu. Manusia lebih sempurna dari pada kupu-kupu, yang berstatus sebagai binatang. Manusia dibekali hati dan akal untuk berfikir bagaimana merubah dirinya dan menggunakan fikiran untuk belajar membaca kesuksesan alam. Menggunakan fikiran untuk membaca bagaimana ulat menjadi kepompong, bagaimana proses panjang kepompong menjadi kupu-kupu yang indah dan mempesona. Dengan akal fikiran pasti manusia mampu mencerna, mencermati perubahan signifikan alam, sehingga bisa menerapkan nilai-nilai tersembunyi dari alam pada dirinya.
Semakin kuat analisis manusia menekuni studi dengan alam semakin besar pula peluagnya untuk mencapai relatifitas kebenaran, mencari hikmah dalam setiap mata memandang, setiap akal berfikir dan setiap beroperasinya anggota badan. Hal fundamen yang akan diperoleh adalah menemukan keajaiban-keajaiban yang positif sebagai penunjang, pemertajam alat berfikir sehingga menemukan paradigma baru yang lebih signifikan dalam berproses untuk sukses.
Banyak teori yang bertebar dalam buku-buku praktis sebagai bahan bacaan dan modal untuk meraih kesuksesan. Tetapi sisi lain dari buku karya HD.Iriyanto yang berjudul Dari Kepompong Menjadi Kupu-Kupu; Refleksi Menuju Sukses Diri & Organisasi ini menguak bagaimana menciptakan ‘kunci pintu sukses’ dalam diri manuisa. Disini jelas gamblang bahwa manusia mempunyai peran aktif sebagai penentu kesuksesan yang disertai dengan dua faktor lainnya, atau yang mashur dengan istilah Triple R.
Triple R
Selain diri sendiri sebagai penentu kesuksesan, ada dua ‘kunci serep’ lainnya. Yaitu orang lain atau klien yang bersifat sebagai motifator jika dalam berproses kita mengalami kerancuan, dan yang ketiga adalah organisasi. Sangat penting bagian ketiga ini. Walau bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial, saling bantu-membantu antara satu dengan yang lainnya. Dalam organisasi menusia akan belajar bagaimana mengerti karakter orang lain yang akan menambah kualitas dalam hidup. Sanagat berhubungan erat substansi Tripel R ini yakni, berproses yakin pada diri sendiri, menjalin relasi dengan oreng lain dan mengerti orang lain dalam berorganisasi.
Ketika berjalan di jalur menuju sukses, seseorang harus mampu membuang jauh-jauh perasangka atau tindakan negatif seperti pesimis dalam memandang hidup, terlalu bergantung tinggi pada orang lain dan terpenting adalah mengubur dalam-dalam sifat malas yang selama ini menjadi benteng penghalang untuk mencapai kesuksesan dalam diri. Banyak jalan menuju roma, begitulah pepatah orang-orang kuno. Kalimat ini mempunyai arti filosofis yang dalam, jalan untuk sukses memperoleh apa yang diinginkan sepert halnya kupu-kupu, tidak hanya satu. Tetapi banyak jalan untuk sukses sempurna salah satunya yang mendasar adalah refleksi terlebih dahulu dalam memutuskan sesuatu.
Merefleksikan kembali niat sangat penting untuk menuju sukses. Akal juga perlu dilandasi hati yang bersih untuk memperoleh jalan cerdas. Artinya jalan sukses menakjubkan dalam berkompetisi secara sehat. Untuk menjadi orang sukses diperlukan fikiran sehat dan mengoptimalkan sumber daya kekuatan dalam diri dengan landasan fikiran jernih pula. Suksesnya ulat berubah menjadi kupu-kupu, mengindikasikan manusia yang sempurna untuk berubah dari hal yang kecil menuju puncak yang relatif sempurna.
Tidak kalah signifikan dalam rangka menuju ‘menjadi manusia sukses’ dalam berlayar mengarungi samudera dunia. Harus akrab dengan kata-kata bijak seperti bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Jiwa yang senantiasa kuat, memberanikan dirinya untuk berusaha dalam hal material ataupun spiritual. Dengan serius membaca buku ini, seorang akan menemukan spirit baru (The new spirit) dalam berevolusi layaknya proses kepompong, dengan usaha keras hingga berubah total menjadi kupu-kupu yang semua akan suka padanya.*
*Peresensi adalah Peminat Filsafat, Mengikuti Short Study Filsafat di The Institute of Old Djoglo Cabean (TODC).
Langganan:
Postingan (Atom)
Alam Pikir Orang Kita
Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...
-
STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF (Bermuatan Karakter) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan dan pengembangan sika...
-
STRATEGI PEMBELAJARAN PAKEM (Bermuatan Karakter) BAB I PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran merupkan proses kegiatan belajar da...
-
Pepatah Jawa dan Artinya Perenungan, penuh makna Bismilahirrahmaanirrahiim. Halo sobat pembaca, saya postingkan kumpulan pepatah Jawa y...
-
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI BERMUATAN KARAKTER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupak...
-
STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di dalam...