(Bermuatan Karakter)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Proses
pendidikan dari masa ke masa
terus melakukan inovasi, sesuai dengan perkembangan dan kemampuan manusia itu
sendiri, sehingga pendidikan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini
terbukti dengan adanya penemuan ilmu pengetahuan baru, yang sekaligus
menunjukkan bahwa pendidikan selalu bersifat maju dan berorientasi ke depan.
Dalam perkembangannya pendidikan berorientasi pada perkembangan potensi
manusia, dan tidak lagi memusatkan pada kemampuan teknikal dalam melakukan
eksplorasi dan ekploitasi alam.
Dalam
proses pembelajaran, terdapat 5 komponen penting, yaitu tujuan, penddik, peserta
didik, materi, dan evaluasi. Kelima aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang
membentuk lingkungan pembelajaran. Pembelajaran disebut efektif bila dapat
memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Pengajar perlu menyusun strategi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan mampu membuatnya mencapai kompetensi yang ditentukan dalam tujuan
pembelajaran.
Dalam
kreativitas pembelajaran, berkait erat keinginan dan usaha. Untuk menghasilkan
sesuatu yang kreatif diperlukan usaha. Kreativitas menghasilkan sesuatu yang
berbeda dari yang telah ada. Orang yang kreatif berusaha mencari sesuatu yang
baru dan memberikan alternatif terhadap sesuatu yang talah ada. Pemikir kreatif
tidak pernah puas terhadap apa yang telah ada atau ditemukan sebelumnya. Mereka
selalu ingin menemukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien. Kreativitas
lebih memerlukan evaluasi internal dibandingkan eksternal. Pemikir kreatif
harus percaya pada standar yang telah ditentukan sendiri. Kreativitas meliputi
ide yang tidak dibatasi. Pemikir kreatif harus bisa melihat suatu masalah dari
berbagai aspek (sudut pandang) dan menghasilkan solusi yang baru dan tentang
pentingnya penerapan strategi-startegi
pembelajaran yang dapat meningkatkan kecakapan berpikir kreatif siswa.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran
inovatif ?
2.
Nilai-nilai apa saja yang terkandung
pada strategi pembelajaran inovatif ?
3.
Bagaimanakah prosedur pelaksanaan
strategi pembelajaran inovatif ?
4.
Bagaimana peran strategi pembelajaran
inovatif dalam membangun karakter peserta didik ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR STRATEGI
PEMBELAJARAN INOVATIF
1.
Pengertian Pembelajaran Inovatif
Kata “inovatif” berasal dari kata sifat
bahasa Inggris inovative. Kata ini berakar dari kata kerja to
innovate yang mempunyai arti menemukan (sesuatu yang baru). Oleh
karena itu, pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan,
dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri
dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan
potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Dalam konteks program belajar
mengajar, program pembelajaran yang inovatif dapat berarti program yang dibuat
sebagai upaya mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan, karena program
pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program pembelajaran yang
sejenis sedang dijalankan akan tetapi perlu perbaikan.
Program
pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang langsung memecahkan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada
gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha
peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran
inovatif tersebut, tampak di dalamnya terkandung makna pembaharuan. Gagasan pembaharuan
muncul sebagai akibat seseorang merasakan adanya anomali atau krisis pada
paradigma yang dianutnya dalam memecahkan masalah belajar. Oleh sebab itu,
dibutuhkan paradigma baru yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut.
Perubahan paradigma seyogyanya diakomodasi oleh semua manusia, karena manusia
sebagai individu adalah makhluk kreatif. Namun, perubahan sering dianggap
sebagai pengganggu kenyamanan diri, karena pada hakikatnya seseorang secara
alamiah lebih mudah terjangkit virus rutinitas.
Ada beragam pengertian berkaitan dengan problem
kesulitan belajar. Problem kesulitan belajar lebih dikenal sebagai suatu
problem tidak mudahnya seorang anak dalam menerima pelajaran yang diajarkan. Hal
ini akan tampak pada diri seorang anak yang sedang mengalaminya. Tampak gejala
pada dirinya hal-hal berikut ini :
a.
Kemampuan yang terbatas pada penggunaan
bahasa atau pemahamannya. Atau tampak pada keterbatasan kemampuan
berkonsentrasi, berpikir, berbicara, membaca, menulis, atau praktik berhitung. Terkadang gejala-gejala ini muncul secara bersamaan atau secara terpisah.
b.
Apabila dihadapkan kepada tugas belajar
seperti; membaca buku, atau mengajarkan PR dari sekolah, atau tugas-tugas
belajar yang lainnya, dia merasa berat
dan bingung.
c.
Tidak memilki daya tarik terhadap
berbagai pelajaran dan mudah bosan.
Terkadang munculnya kelemahan daya konsentrasi
dibarengi perilaku berlebihan atau kelemahan yang bertambah, dan membawa dampak
pada lemahnya daya konsentrasi, yang tampak secara jelas pada waktu belajar.
Meskipun secara terpisah, hal itu terjadi karena adanya kesulitan besar yang
dimilki anak dalam menyerap pelajaran-pelajaran. Jelasnya, itu terjadi karena
tidak adanya kemampuan berkonsentrasi yang lamanya sama dengan waktu memperoleh
pelajaran. Untuk menangani problem ini, maka perlu melakukan program perbaikan
perilaku.
2.
Pengajaran Rasulullah Melalui Bentuk
Pertanyaan (Berpikir Logis/Rasional)
Metode yang biasa ditempuh Rasulullah dalam
aktivitas pengajaran adalah dalam bentuk pertanyaan logis/rasional. Metode
seperti ini biasanya beliau tempuh dalam rangka menyadarkan (memberi pemahaman) seseorang tentang suatu kebenaran
(yang mudah diungkap melalui cara berpikir logis).
Oleh karea itu, kepada setiap pengajar (guru), dalam
beberapa kesempatan juga sangat dianjurkan untuk menempuh metode semacam itu.
Yakni, menggunakan pijakan akal (mengajak para peserta didik agar berpikir
logis) dalam menemukan suatu pemecahan masalah.
B.
NILAI-NILAI KARAKTER DALAM STRATEGI
PEMBELAJARAN INOVATIF
a.
Karakter Kemandirian
Sikap
madiri adalah sikap membangun diri dan melepaskan diri dari kebiasaan manja
dengan orang lain. Mandiri berarti melakukan sesuatu bersama diri sendiri.
Secara sederhana, sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Kamandirian dalam
lingkup luas, adalah bagaimana seorang mampu secara lahir dan batin mengatasi
segala persoalan yang dihadapinya. Baik persoalan yang terkait urusan pribadi
atau kelompok.
b.
Karakter pembaharu
Strategi
inovatif dapat membantu siswa untuk berpikir merancang. Artinya, segala bentuk
yang sebelumnya belum diketahui akan dapat tercipta dengan daya imajinasi yang
selalu diberi stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan baru dan proses reform atas bentuk yang tersedia mereka
pelajari. Berpikir dan
melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
Mementuk karakter pembaharu, dengan harapan kelak dalam kehidupan yang
sesungguhnya para peserta didik ini mampu keluar dari jerat kejumudan, baik
pikiran maupun perbuatan secara nyata.
c.
Karakter Kerja keras
Karakter kerja keras dalam kehidupan
nyata adalah perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna
menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
Kerja keras berlandaskan pada semangat juang dan proses memandang masa depan
yang cerah. Karakter ini sangat penting karena mampu menciptkan semangat
optimism dalam setiap pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Kerja keras adalah
sikap pantang mundur walau kesulitan dan masalah mendera bertubi-tubi. Dengan
spirit kerja keras ini diharapakan peserta didik mampu meningkatkan prestasi
dan kekuatan kualitas diri demi menghadapi masa depan.
d.
Karakter Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
Sikap percaya diri dapat menjadikan kepuasan diri dalam memperoleh sesuatu yang
dikehendakinya. Percaya diri akan membentuk keyakinan atas kemampuan melakukan
sesuatu dengan sendiri. Karakter ini penting diaplikasikan ketika peserta didik
menghadapi ujian. Peserta didik akan terbebas dari nyontek atau kecurangan
dalam proses ujian, sebab ia mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, sehingga
perasaannya akan terbangun untuk percaya pada kekuatan diri.
e.
Karekter Keingintahuan
Seiring dengan kebiasaan manusia
adalah sifat ingin tahu. Sesuatu yang baru adalah objek vital dalam menarik
rasa keingintahuan itu. Apabila sikap ini sering direspon, pengaruh positif
akan muncul dalam pembiasaan dan berujung pada pembentukan karakter seseorang.
Di sinilah urgensi strategi inovatif, yaitu menekankan kemunculan hal yang
baru, yang sebelumnya masih awam di benak peserta didik. Karena dengan begitu,
peserta didik akan merasa tertantang untuk mengetauhi segala sesuatu. Sikap dan tindakan yang selalu apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar, berupaya untuk mengetahui lebih mendalam.
C.
ASAS-ASAS STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF
Asas pembelajaran inovatif yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran segala kompetensi
yang akan dicapai berdasarkan mata pelajaran
a.
Berpusat pada siswa
Asas ini menerapkam strategi pedagogi yang
mengorientasikan siswa pada situasi yang bermakna. Paradigma yang menempatkan
guru sebagai pusat pembelajran dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah
dengan menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif membangun
pemahaman dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan
pengalaman baru.
b.
Berbasis Masalah
Pembelajaran yang dimulai dari masalah, siswa
belajar suatu konsep dan prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian,
sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai, yaitu jawaban terhadap
masalah (produk) dan memecahkan masalah (proses).
c.
Terintegrasi
Dalam inovasi pembelajaran pendekatan terintegrasi
lebih diharapkan dari pada pendekatan disiplin ilmu.
d.
Berbasis Masyarakat
Masyarakat adalah sumber belajar yang paling kaya.
Karena dalam masyarakat segala bahan pembelajaran tersedia dari ilmu sosial
sampai pada ilmu eksakta. Masyarakat merupakan cermin pembaharuan karena
masyarakat selalu mengikuti perubahan zaman. Pembelajaran inovatif mengajak
siswa untuk mengimplementasikan yang dipelajari dari dalam kelas ke konteks
masyarakat atau sebaliknya mengambil masalah-masalah yang terjadi di masyarakat
sebagai bahan untuk belajar keterampilan dan pengetahuan yang lebih dalam
merupakan proses pembelajaran yang bermakna.
e.
Memberikan Pilihan
Pembelajarn harus menyediakan alternatif yang dipilih
oleh siswa. Proses belajar adalah proses aktif yang harus dilakukan oleh siswa.
Keterampilan psikomotor, kognitif, sosial, ketrampilan memecahkan masalah serta
sikap memiliki strategi pembelajaran yang berbeda-beda untuk dapat mencapai
tujuan.
f.
Tersistem
Materi membutuhkan pengetahuan sebagai prasyarat
yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum seseorang dapat mempelajari materi
tersebut. Keterampilan psikomotor bersifat prosedural, memiliki langkah-langkah
yang harus dilakukan secara sekuensial sebelum dapat menuntaskannya dengan
baik. Setiap langkah pengetahuan prosedural merupakan prasyarat bagi langkah
berikutnya.
g.
Berkelanjutan
Setiap proses pembelajaran yang dlakukan, meletakan
dasar bagi pembelajaran berikutnya. Setiap konsep yang di peroleh pada
pembelajaran sebelumnya harus dirangkai secara continue dengan konsep baru yang di peroleh sehingga membentuk
jalinan konsep di dalam benak seseorang. Untuk itu pembelajarans inovatif
berorientasi pada pembelajaran yang berkelanjutan sampai pada tingkat kedalaman
dan keluasan materi.
D. PROSEDUR
PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF
Prosedur
dalam pelaksanaan strategi pembelajaran inovatif yang digunakan adalah
1.
Menemukan
masalah
Dalam tahap ini masalah ditemukan untuk mempelajari
strategi yang selama ini sudah ada, apa yang harus dilakukan agar terjadi
pembaharuan atau inovasi yang baru sehingga proses pembelajaran tidak monoton. Tujuan utama dalam tahap ini adalah agar guru mempelajari
dan memahami dan memberikan gambaran umum berdasarkan masing-masing strategi. Dari
strategi ceramah menjadi adanya pembaharuan yakni adanya papan tulis dan
sebagainya.
2.
Mendiskusikan
Tahap selanjutnya yakni mendiskusikan agar mengetahui
kelemahan dan kelebihan masing-masing strategi. Guru dibentuk kelompok untuk
mendiskusikan masalah yang ada sehingga menemukan titik terang permasalahan
yang sedang dihadapi. Untuk itu timbul ide-ide kreatif dan inovasi masing-masing
guru dan menjadikan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
3.
Menganalisis
masalah
Untuk tahap ini guru disuruh untuk menganalisis
masing-masing masalah strategi pembelajaran agar yang telah dibahas dalam tahap
diskusi untuk menemukan kejelasan dalam memberikan inovasi baru agar
pembelajaran menjadi lebih baik dan didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
4.
Diuji
dan diimplemenentasikan
Inilah tahap yang terakhir, setelah melalui proses yang
panjang dan ditemukan solusi yang sangat bagus maka perlu diuji dan diterapkan
dalam pembelajaran, adalakah respon yang baik atau tidak, mendukung atau tidak
dalam pembelajaran siswa yang bisa memilah dan memilih. Pembaharuan strategi
pembelajaran juga menguntungkan bagi para guru karena tidak hanya guru yang
selalu aktif tapi juga siswa dituntut untuk aktif. Guru hanya sebagai
fasilitator untuk mengatur jalannya pembelajaran.
E.
VARIASI PENGEMBANGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN INOVATIF
Pada awal munculnya pendidikan
modern, terdapat metode pembelajaran untuk menunjang keberhasilan kompetensi
pendidikan. Metode pembelajaran yang
terdapat pada saat itu adalah membaca dan ceramah. Metode ini dapat membantu pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik. Dengan metode membaca dapat melatih peserta didik untuk dapat memilki
potensi dalam membaca. Terdapat keunggulan pada metode membaca dan ceramah yaitu dapat
menanamkan pada diri peserta untuk dapat lebih menyukai dalam membaca. Selain
itu, bagi peserta didik yang memiliki kemampuan dalam memahami metode membaca
dan ceramah, dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan yang diberikan oleh
pendidik. Sedangkan kelemahan yang terdapat pada metode membaca dan ceramah
yaitu kurangnya kesadaran guru untuk mewajibkan peserta didik dalam membaca
dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan peserta didik memilki sikap pasif,
tidak semua peserta didik memilki buku pelajaran, lebih menampilkan sikap
otoriter pendidik terhadap peserta didik, tidak semua siswa dapat memahami
pelajaran dengan metode ceramah.
Ketika pedidikan menerapkan metode
pembelajaran melalui ceramah dan membaca yang didalamnya terdapat suatu
kelebihan dan kelemahan, maka dengan semakin berkembangnya zaman terdapat metode pembelajaran yang lebih
unggul untuk digunakan didalam sebuah pendidikan. Metode pembelajaran tersebut
yaitu melalui blackboard. Jika dikaitkan dengan pembelajaran fiqih, terdapat
keunggulan yang terdapat pada metode pembelajaran dengan menggunakan
blackboard, yaitu lebih memahamkan siswa terhadap mata pelajaran, memudahkan
siswa dalam praktek menulis, bisa digunakan untuk berbagai jenjang. Sedangkan
kelemahan yang terdapat didalamnya yaitu jika menulis dalam jangka waktu yang
lama, maka akan menimbulkan pemborosan waktu dalam pembelajaran, tidak semua
tulisan guru dapat dibaca, ketika siswa
menulis materi pelajaran terkadang terhalang oleh guru yang sedang menulis di
blackboard, terlalu monoton karena tidak menimbulkan kekreatifan dari guru, dan
siswa merasakan kejenuhan.
Terdapatnya macam- macam metode
pembelajaran pada saat itu, seirirng dengan adanya perkembangan teknologi, maka muncul kembali sebuah metode
canggih yaitu LCD (Liquid Cristal Display). Metode pembelajaran LCD dapat mempermudah
pembelajaran didalam kelas, sehingga siswa dapat mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Adapun keunggulan dalam menggunakan LCD dalam proses
pembelajaran, yaitu dapat menghemat waktu, dapat dijangkau oleh jumlah siswa
yang banyak, dapat menampilkan video, memberikan kemudahan bagi pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran, memperjelas penyajian yang tidak bersifat
verbal, mengatasi pembatasan ruang, waktu, dan daya indera. Sedangkan kelemahan
yang ada pada metode pembelajaran dengan menggunakan LCD adalah selalu
membutuhkan media yang lain, seorang guru dituntut untuk mempunyai laptop, guru
harus menguasai program-program yang ada di laptop, dan kesulitan dalam proses
pembelajaran, jika terdapat gangguan pada aliran listrik( lampu mati).Apabila
kita kaitkan penggunaan metode pembelajaran dengan LCD pada pelajaran fiqih
dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Misalnya, seorang
guru dalam menyampaikan materi tentang Wudhu dan Sholat dapat menampilkan video
bagaimana tata cara Sholat dan Wudhu yang baik dan benar. Sehingga siswa dapat
mengetahui dan mengimplementasikan cara sholat dan wudhu dengan baik dan benar
dalam kehidupan sehari-harinya.
Pada dunia pendidikan, tidak akan
lepas dari adanya metode dalam pembelajaran. Para pakar teknologi pendidikan
yang selalu mencari sesuatu yang baru, selalu mengharapkan akan adanya
perubahan dari metode pembelajaran pada saat ini. Perlunya temuan-temuan baru
yang dilakukan oleh para pakar tekonologi pendidikan, dapat memberikan
kemudahan-kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi-materi pelajaran.
Adanya sesuatu yang baru dalam metode pembelajaran juga harus dipertimbangkan
untuk beberapa hal, antara lain dalam penggunaannya harus efisien, kondusif,
hemat waktu, dapat menunjang pelancaran pembelajaran, dan beberapa hal yang
lain yang perlu dipertimbangkan oleh para pakar pendidikan. Dari apa yang telah
dijelaskan, maka kami memunculkan metode pembelajaran baru dalam dunia
pendidikan, yaitu metode pembelajaran dengan menggunakan e-learning. E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan
program-program elektronik. Terdapat kelebihan dalam e-learning pada dunia pendidikan, yaitu dapat memudahkan
berkomunikasi tanpa harus bertatap muka langsung dengan pendidik, mudah mengakses pengetahuan secara
global, membuat siswa aktif dan kreatif dalam mencari- cari informasi, serta
memudahkan siswa mengakses video untuk pelajaran. Apabila kita kaitkan dengan
pelajaran fiqih, siswa dapat mencari video tentang tata cara sholat jenazah,
cara pemotongan hewan qurban, dan lain sebagainya yang masih berkaitan dengan
mata pelajaran.
F.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI
PEMBELAJARAN INOVATIF
Saat
ini model pembelajaran yang sedang digalakkan adalah pembelajaran inovatif. Hal
ini dikarenakan pembelajaran inovatif memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan, antara lain sebagai berikut:
1.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah
pada pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2.
Proses pembelajaran dirancang, disusun,
dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.
3.
Menuntut kreatifitas guru dalam
mengajar.
4.
Hubungan antara siswa dan guru menjadi
hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
5.
Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan
membutuhkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat
siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
6.
Siswa adalah penerima informasi secara
aktif.
7.
Pengetahuan dibangun dengan penemuan
terbimbing
8.
Perilaku dibangun atas pengalaman
belajar.
9.
Perilaku baik berdasarkan motivasi
intrinsik.
Sedangkan
kekurangan antara lain sebagai berikut:
1.
Siswa kurang aktif dalam proses belajar
akan semakin tertinggal
2.
Situasi kelas kurang terkoordinir karena
pusat kegiatan belajar adalah siswa.
3.
Program pembelajaran kurang terkonsep.
4.
Peran strategi pembelajaran inovatif dalam
membangun karakter peserta didik
G.
PERAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF
DALAM MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK
Seirama
dengan kesesuaian penerapan paradigma pembelajaran, tidak terlepas pula dalam
penetapan tujuan belajar yang disasar dan hasil belajar yang diharapkan. Tujuan
belajar menurut paradigma konstruktivistik mendasarkan diri pada tiga focus
belajar, yaitu:
Fokus yang pertama adalah proses,
mendasarkan diri pada nilai sebagai dasar untuk mempersepsi apa yang terjadi
apabila mahasiswa diasumsikan belajar. Nilai tersebut didasari oleh asumsi,
bahwa dalam belajar, sesungguhnya mahasiswa berkembang secara alamiah. Oleh
sebab itu, paradigma pembelajaran hendaknya mengembalikan mahasiswa ke
fitrahnya sebagai manusia dibandingkan hanya menganggap mereka belajar hanya
dari apa yang dipresentasikan oleh dosen/guru. Implikasi nilai tersebut
melahirkan komitmen untuk beralih dari konsep pendidikan berpusat pada
kurikulum menuju pendidikan
Berpusat pada mahasiswa. Dalam pendidikan
berpusat pada siswa, tujuan belajar lebih berfokus pada upaya bagaimana
membantu para mahasiswa melakukan revolusi kognitif. Model pembelajaran
perubahan konseptual (Santyasa, 2004) merupakan alternatif strategi pencapaian
tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang fokus pada proses pembelajaran
adalah suatu nilai utama pendekatan konstruktivstik.
Fokus yang kedua yaitu transfer
belajar, mendasarkan diri pada premis “siswa dapat menggunakan dibandingkan
hanya dapat mengingat apa yang dipelajari”. Satu nilai yang dapat dipetik dari
premis tersebut, bahwa belajar bermakna harus diyakini memiliki nilai yang
lebih baik dibandingkan dengan belajar menghafat, dan pemahaman lebih baik
dibandingkan hafalan. Sebagai bukti pemahaman mendalam adalah kemampuan
mentransfer apa yang dipelajari ke dalam situasi baru.
Fokus yang ketiga ialah bagimana
belajar (how to learn) memiliki nilai
yang lebih penting dibandingkan dengan apa yang dipelajari (what to learn). Alternatif pencapaian
learning how to learn, adalah dengan memberdayakan keterampilan berpikir siswa.
Dalam hal ini, diperlukan fasilitas belajar untuk ketarampilan berpikir.
Belajar berbasis keterampilan berpikir merupakan dasar untuk mencapai tujuan
belajar bagaimana belajar.
BAB
III
PENUTUP
Pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan
barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk
melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. Hak
nilai- nilai karakter dalam strategi pembelajaran inovatif yaitu: kecerdasan, ketangguhan,
kedemokratis, kemandirian, berpikir
logis, kritis, kreatif, dan inovatif, berorientasi pada tindakan, kerja keras, tanggung jawab, percaya diri dan keingintahuan.
Prosedur
dalam pelaksanaan strategi pembelajaran inovatif yang digunakan adalah model
problem- based learning dijalankan dengan 8 langkah: Menemukan masalah, mengidentifikasi masalah, mengumpulkan
fakta-fakta, Menyusun dengan sementara, menyelidiki, Menyempurnakan
permasalahan yang telah didefinisikan, menyimpulkan alternative-alternatif
pemecahan secara kolaboratif, menguji solusi permasalahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abd
Al-Fattah , Abu Ghuddah, Strategi
Pembelajaran Rasulullah, Yogyakarta:
Tiara Wacana,2005
Murtadho,Ali,
Seni Belajar Strategi Menggapai
Kesuksesan Anak, Jakarta Timur: Khalifa,2006
Suyatno,
Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya:
Masmedia Buana Pustaka, 2009
pkl.13.00
WIB
http://mode blogspirit.com/ProsedurPembelajaran.
Sebagaimana diakses pada 01 Januari 2012, pukul:16.45 WIB
Pkl 15.30.WIB
http:/www.google.com//PembelajaranInovatif.htm”sebagaimana
diakses pada 26 desember 2011, pukul : 14.37 WIB
3 komentar:
Permisi
Bagus informasi di atas,ditunggu kunjungan baliknya
sippp,, semoga memberi manfaat buat para guru...
info yang bagus mas. mugnkin sedikit referensi dapat melengkapi yang rumpang http://www.pakarilmu.com/2016/07/penerapan-metode-pembelajaran-inovatif.html
Posting Komentar