STRETEGI PEMBELAJARAN
AKTIF
(Bermuatan Karakater)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berawal dari Confucius, seorang Filosof China, dalam proses
pengamatannya terhadap kehidupan, ia menjumpai problematika yang menghambat
proses masuknya pengatahuan yang dipelajari. Sebuah statemennya yang terkanal
adalah:
What I hear, I Forget
(Apa yang saya dengar, saya lupa)
What I see, I Remember
(Apa yang saya lihat, saya ingat)
What I do, I Understand
(Apa yang saya lakukan, saya paham)
Tiga
pernyataan sederhana ini kerap pula dialami oleh mahasiswa yang sedang dalam masa
pembelajaran. Dari sini kemudian dapat diidentifikasikan mengenai pentingnya
sebuah pembelajaran yang aktif untuk mendukung mahasiswa agar ingat dan
mamahami pelajaran secara utuh.
Mel
Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius
tersebut menjadi apa yang disebut paham belajar aktif.
What I hear, I Forget
What I hear, see, and ask question about or discuss with someone
else, I see begin to understand.
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill.
What I teach to another, I master.
(Apa
yang saya dengar, saya lupa)
(Apa
yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit)
(Apa
yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa
kolega/teman, saya mulai paham)
(Apa
yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan
dan keterempilan)
(Apa
yangsaya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep strategi pembelajaran
aktif ?
2. Apa saja bentuk-bentuk/model-model strategi pembelajaran aktif dan
model strategi pembelajaran?
3. Nilai apa saja yang terdapat dalam strategi
pembelajaran aktif ?
4. Apa keuntungan dan kelemahan dari strategi
pembelajaran aktif ?
5. Bagaimana peran strategi pembelajaran aktif
1 dalam membangun karakter peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
Pembelajaran
aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran,
baik dalam bentuk interaksi antar mahasiswa ataupun mahasiswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell
(1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
1.
Penekanan
proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar. Tetapi pada pengembangan keterampilan
pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2.
Mahasiswa
tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif,
tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah.
3.
Penekanan
pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah.
4.
Mahasiswa
lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.
5.
Umpan-balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Di samping
karakteristik tersebut, secara umum suatu proses pembelajaran aktif
memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama,
interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana
konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara
bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa
sehingga terdapat individual
accountability. Ketiga, proses
pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat
kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Proses pembelajaran dapat ditingkatkan secara kualitas, sehingga penguasaan materi juga meningkat. Suatu studi yang
dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit kuliah, mahasiswa
cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar kuliah yang diberikan
oleh pengajar secara pasif. Hal ini tentu saja semakin
membuat pembelajaran tidak efektif,
jika kuliah terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dengan
menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari.
Pemindahan peran pada mahasiswa untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan
ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada mahasiswa. Pada ujungnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai learning out comes yang diinginkan.
B. MODEL-MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 1
1.
Membangun Tim
a.
Who Is In The Class?
Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana
dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di
kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan tim (team
building) dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan
fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.
Prosedur:
1) Buatlah 6 sampai 10 pertanyaan deskriptif untuk
melengkapi frase : Carilah seseorang yang unik dan mengetahui tentang
salah satu hal di bawah ini:
Suka/senang menggambar
Mengetahui apa yang dimaksud rebonding
Mengira bahwa hari ini akan hujan
Berperilaku baik
Telah mengerjakan PR
Punya semangat kuat dalam belajar
dll
2) Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada
peserta didik dan
berikan beberapa perintah berikut :
Kegiatan ini seperti sebuah perburuan
binatang, kecuali bahwa anda mencari orang sebagai pengganti benda. Ketika saya
berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari orang-orang yang cocok
dengan pernyataan ini. Anda bisa menggunakan masing-masing orang hanya untuk
sebuah pernyataan, meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu. Tulislah
nama orang tersebut.
Ketika kebanyakan peserta didik telah
selesai, beri tanda stop berburu dan kumpulkan kembali ke kelas.
3) Guru dapat menawarkan sebuah hadiah
penghargaan teradap orang yang selesai pertama kali. Yang lebih penting
surveilah kelas tersebut. Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa bagian
yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran.
Variasi Pengembangan Strategi Pmbelajaran Who Is In The Class
·
Hindari persaingan dengan cara mengalokasikan cukup waktu bagi semua mahasiswa
untuk menyelesaikan perburuan mereka.
·
Perintahkan mahasiswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu
seberapa banyak kecocokan yang bias didapatkan oleh mahasiswa.
b.
TV Commercial
Metode ini dapat menghasilkan pembangunan
team (team building) yang cepat
Prosedur :
·
bagilah peserta didik ke dalam team yang tidak lebih
dari 6 anggota
·
mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang
meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi
dunia
·
iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh
“Lebih baik hidup dengan ilmu Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia
terkenal)
·
jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari
iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya, hal tersebut
baik juga.
·
sebelum masing-masing team mulai merencanakan
iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini
terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan sebuah kepribadian
terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik musik)
·
mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya.
Pujilah kreatifitas setiap orang.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran TV Commercial
·
Mintalah setiap tim menciptkan iklan-iklan cetakan
sebagai pengganti iklan-iklan tf. Atau, jika mungkin, suruhlah mereka
benar-benar membuat iklan dalam vidio tape.
·
Undanglah setiap tim agar mengiklankan bakat atau
sekolah mereka ketimbang materi pelajaran.
2.
Penilaian Cepat
a.
Questions
Students Have
Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang
mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan
partisipasi mahasiswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada mahasiswa
yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya
melalui percakapan.
Prosedur :
1) Bagikan kartu kosong kepada mahasiswa
2) Mintalah setiap mahasiswa menulis beberapa
pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang
sedang dipelajari
3) Putarlah kartu tersebut searah keliling
jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, peserta
tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana jika pertanyaan yang
sama yang mereka ajukan
4) Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap
peserta telah
memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak
dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
a) Jawaban langsung atau berikan jawaban yang
berani
b) Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut sampai waktu yang tepat
c) Meluruskan pertanyaan yang tidak
menunjukkan suatu pertanyaan
5) Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan
secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
6) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut
mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan
berikutnya.
Variasi
Pengembangan Strategi Pmbelajaran Questions Students Have
·
Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat
memberikan kartu pada mahasiswa, buatlah kelas menjadi sub- kelompok dan
lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa
menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
·
Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks,
mintalah peserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topik yang
akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka
amati.
·
Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta
untuk memeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang
mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek
yang dipertanyakan.
b.
Assessment
Search
Hal ini
merupakan suatu cara yang menarik untuk memberi tugas materi pelajaran anda
secara cepat dan pada saat bersamaan, melibatkan peserta didik sejak awal uatuk
mengetahui masing-masing mahasiswa dan belajar dengan kerja sama.
Prosedur
1)
Bagi
3 atau 4 pertanyaan untuk memahami mahasiswa anda. Anda boleh memasukkan
peratanyaan di bawah ini:
· Pengetahuan mereka terhadap mata pelajaran .
· Sikap mereka terhadap mata pelajaran .
· Pengalaman mereka yang berhubungan dengan mata pelajaran.
· Latar belakang mereka.
· Keinginan atau harapan mereka terhadap mata pelajaran.
2) Bagi kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 orang mahasiswa
(tergantung jumlah petanyaan yang anda buat). Berilah setiap peserta didik satu
dari masing-masing tugas peratanyaan. Mintalah dia (peserta wanita/pria) untuk
mewawancarai peserta yang lain dalam kelompok itu dan rekam jawaban dari
pertanyaan yang diberikan padanya.
3)
Panggil
seluruh peserta dalaam sub kelompok yang telah diberikan pertanyaan yang sama.
Misalnya, jika ada 18 orang peserta, bagilah menjadi 6 kelompok dimana setiap
kelompok terdiri dari 3 orang peserta. Maka 6 orang diantara mereka akan
diberikan pertanyaan yang sama.
4)
Mintalah masing-masing sub-kelompok
mengumpulkan data mereka dan meringkasnya. Kemudian mintalah masing-masing sub-
kelompok untuk melaporkan pada seluruh kelas apa yang telah mereka pelajari
tentang peserta lainnya.
Variasi
Pengembangan Strategi Pmbelajaran Assessment Search
·
Perintahkan mahasiswa untuk menyusun pertanyaan
mereka sendiri
·
Dengan menggunakan pertanyaan yang sama,
pasangkan mahasiswa dan perintahkan mereka untuk mewawancarai satu sama lain
(variasi ini cocok untuk kelas besar)
3.
Pelibatan Belajar Langsung
a.
Active
Knowledge Sharing
Ini adalah
sebuah cara yang bagus untuk menarik para peserta didik dengan segera kepada
materi pelajaran anda. Anda dapat menggunakannya untuk mengukur tingkat
pengetahuan para peserta didik selagi, pada saat yang sama, melakukan beberapa
bangunan tim (team building). Strategi ini bekerja dengan beberapa
pembelajaran dan dengan beberapa materi pembelajaran.
Prosedur:
a. Siapkan sebuah daftar pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan anda ajarkan. Anda dapat
menyertakan beberapa atau semua dari berbagai kategori berikut ini:
· Kata-kata yang harus didefinisikan (misalnya, "Apa makna
figh?"
· Pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda mengenai fakta-fakta atau
konsep-konsep (misalnya, "Sebuah tes psikologi valid/sah jika tes itu (a)
mengukur sebuah sifat secara kinsisten dengan waktu yang lama dan (b) mengukur
isi apa yang harus diukur.")
· Orang-orang yang harus dikenali (misalnya, "Siapakah Harun
al-Rasyid itu?")
· Pertanyaan-pertanyaan mengenai aksi-aksi yang dapat diambil
seseorang dalam situasi-situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana usaha-usaha
Rasulullah saw memanfaatkan perjanjian Hudaibiyah untuk menyiarkan
Islam?")
· Kalimat-kalimat yang tidak lengkap (misalnya, " ________
adalah menetapkan hukum suatu peristiwa yang belum ada hukumnya dengan
peristiwa yang sudah ada hukumnya berdasarkan kesamaan illat")
b. Mintalah para peserta didik menjawab berbagai
pertanyaan tersebut.
c. Kemudian, ajaklah mereka berkeliling ruangan,
dengan mencari peserta didik yang lain yang dapat menjawab berbagai pertanyaan
yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya. Doronglah para peserta didik
untuk saling membantu satu sama lain.
d. Kumpulkan kembali kelas penuh dan ulaslah
jawaban-jawabannya. Isilah jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa
peserta didik. Gunakan informasi itu sebagai jalan memperkenalkan topik-topik
penting di kelas itu.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Active knowledge
sharing
·
Berikan satu lembar kartu indeks kepada setiap mahasiswa.
Perintahkan mereka untuk menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat
tentang materi yang diajarkan. Suruhlah , mereka untuk berpencar di dalam
kelas, berbagi pendapat tentang apa yang mereka tuliskan pada kartu tersebut.
Doronglah mereka untuk menuliskan informasi baru yang dikumpulkan oleh mahasiswa
lain. Bila mereka sudah kembali ke kelompok masing-masing bahaslah informasi
yang berhasil dikumpulkan.
·
Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan
factual atau gabungan pertanyaan factual dengan pertanyaan opini.
b. Lightening The Learning Climate
Sebuah kelas
dapat dengan cepat mencapai suatu iklim belajar yang informal, tidak mengancam
dengan mengajak peserta didik untuk menggunakan humor kreatif tentang pelajaran
secara langsung. Strategi ini tidak hanya mengerjakan sesuatu, namun pada saat
yang sama membuat peserta didik berpikir.
Prosedur:
1. Jelaskan pada peserta didik bahwa anda ingin
melakukan sebuah latihan pembuka yang menyenangkan dengan mereka sebelum
semakin serius tentang materi pelajaran.
2. Bagilah mereka ke dalam sub-sub kelompok.
Berilah mereka sebuah penugasan yang dengan penuh pertimbangan meminta mereka
bergembira dengan suatu topik, konsep, atau isu penting dalam pelajaran yang
anda ajarkan.
3. Contoh-contohnya bisa berupa:
Pemerintahan: Buatlah outline tentang pemerintah yang paling
opresif atau yang tidak bisa dilakukan yang bisa dibayangkan.
·
Matematika:
Kembangkan sebuah daftar cara yang paling efektif untuk mengerjakan
penghitungan matematika.
·
Kesehatan:
Ciptakan suatu diet yang sama sekali tidak ada nutrisi/gizi.
·
Gramar/tata
bahasa: Tulislah sebuah kalimat yang berisi kesalahan gramatika sebanyak
mungkin.
·
Teknik:
Desainlah sebuah jembatan yang mungkin runtuh.
4. Ajaklah sub-sub kelompok untuk menyampaikan
"kreasi-kreasi" mereka. Berikan applaus hasil-hasilnya.
5. Tanyakan: "Apa yang telah anda pelajari
tentang pelajaran kita dari latihan ini?"
Variasi
Pengembangan Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate
·
Guru bias membuat lelucon tentang materi pelajaran dengn kreasinya
sendiri.
·
Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan diajarkan.
Tambahkan humor pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan
mahasiswa untuk memilih jawaban yang
menurut mereka merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.
c.
Go To Your Post
Ini adalah
sebuah strategi terkenal untuk menggabungkan gerakan fisik pada permulaan suatu
pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan bagi berbagai macam
kegiatan yang dirancang untuk merangsang minat awal dalam materi pelajaran anda.
Prosedur:
a. Letakkan tanda-tanda di sekitar ruang kelas. Anda bisa
menggunakan dua tanda untuk menciptakan sebuah pilihan dikotomis atau beberapa
tanda untuk memberikan lebih banyak pilihan.
b. Tanda-tanda ini
dapat menunjukkan berbagai macam preferensi:
•
Topik-topik
atau ketrampilan-ketrampilan minat/perhatian bagi para peserta didik (misalnya,
pemrosesan kata, pembuatan basis data)
•
Pertanyaan-pertanyaan
tentang isi pelajaran (misalnya, "Bagimana sebuah mesin turbo
bekerja?")
•
Solusi-solusi
yang berbeda terhadap masalah yang sama (misalnya, hukuman modal versus hukuman
kehidupan (mati))
•
Nilai-nilai
yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
•
Karakteristik
atau gaya personal yang berbeda-beda (misalnya, pendengaran, penglihatan,
kinestesi/gerakan)
•
Pengarang
yang berbeda atau orang-orang terkenal di suatu bidang (misalnya, Thomas
Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
•
Kutipan,
peribahasa, atau ayat yang berbeda-beda dalam suatu teks (misalnya,
"Hormatilah ibu dan bapakmu" versus "Otoritas Pertanyaan" (Question
Authority)
c. Mintalah
peserta didik melihat tanda-tanda itu dan pilihlah satu. Sebagai contoh,
beberapa peserta didik mungkin lebih tertarik dengan pemrosesan kata daripada
pembuatan basis data. Suruhlah mereka "menandai" kesukaan mereka
dengan bergerak ke tempat di ruang kelas di mana pilihan mereka ditempatkan.
d. Suruhlah
sub-sub kelompok yang telah dibuat itu berdiskusi di antara mereka sendiri
mengapa menempatkan diri dengan tanda mereka. Mintalah seorang wakil tiap-tiap kelompok
menyimpulkan alasan-alasannya.
Variasi
Pengembangan Strategi Pembelajaran Go To Your Post
·
Pasangkan mahasiswa yang prefensinya berbeda dan
perintahkan mereka untuk membandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel
diskusi dengan perwakilan dari tiap kelompok prefensi.
·
Perintahkan tiap kelompok prefensi untuk membuat
presentasi, membuat iklan atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang
memperagakan prefensi mereka.
4.
Belajar
Kelas Penuh
a.
Synergentic
Teaching
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa
membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik
berbeda) yang mereka miliki.
Prosedur :
§
Bagi kelas menjadi dua kelompok
§
Salah satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk
membaca topik pelajaran
§
Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang
sama dengan metode yang diinginkan oleh guru.
§
Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan
kelompok penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas
menyimpulkan/meringkas materi pelajaran.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Synergentic Teaching
·
Perintahkan setengah dari mahasiswa untuk mendengarkan penyajian materi
pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah mahasiswa yang lain melihat
informasi visual semisal melaui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran
dengan telinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan
tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk membandingkan catatan apa yang
mereka lihat dan yang mereka dengar.
·
Berikan contoh kongkrit tentang konsep atau teori yang hendak guru
ajarkan kepada setengan hari jumlah mahasiswa. Guru jangan katakan kepada mahasiswa tentang konsep atau
teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas konsep atau teori
itu tanpa disertai contoh. Pasangkan mahasiswa dari dua kelompok dan
perintahkan mereka unuk membahas pelajaran secara bersama.
5.
Stimulasi
Diskusi Kelas
a.
Point-
Counterpoint
Strategi ini
merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapat pemahaman
lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan
sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur :
·
Pilihlah
sebuah masalah yang mempunyai 2 perspektif (sudut pandang) atau lebih.
·
Bagilah
kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah pespektif yang telah
ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan mendiskusikan
alasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing-masing tim.
·
Gabungkan
kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk
duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok,
·
Jelaskan
bahwa peserta didik bisa mulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai
kesempatan sebuah argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan,
·
Simpulkan
kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya.
Berikan riaksi dan diskusi lanjutan.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Point- Counterpoint
·
Sebagai
ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik
individual dari kelompok-kelompok berbeda dan suruhlah mereka saling
berargumen. Ini dapat dilakukan secara serentak, agar setiap peserta didik
didorong dalam perdebatan itu pada saat yang sama.
·
Aturlah
kelompok-kelompok yang berlawanan agar mereka saling berhadap-hadapan. Ketika
seorang menympulkan argumennya, suruhlah peserta didik itu melemparkan suatu
benda (seperti sebuah bola atau benda kecil) kepada seorang anggota dari
kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis
argumen orang sebelumnya.
b.
Reading
Aloud
Mungkin mengherankan, membaca suatu teks dengan keras dapat
membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi ini jauh seperti satu
sesi studi Bibel. Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan perhatian
dan membuat suatu kelompok yang kohesif.
Prosedur:
5) Pilihlah sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.
Batasi dengan suatu pilihan yang kurang dari 500 kata.
6)
Perkenalkan
teks itu pada peserta didik. Perjelas poin-poin kunsi atau masalah-masalah
pokok untuk diangkat.
7)
Bagilah
bacaan teks itu dengan alinea-alinea atau beberapa cara lainnya. Ajaklah
sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.
8)
Ketika
bacaan-bacaan tersebut berjalan, hentikan di beberapa tempat untuk menekankan
poin-poin tertentu, munculkan beberapa pertanyaan, atau berilah contoh-contoh.
Buatlah diskusi-diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat dalam
bagian tertentu. Kemudian lanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Reading Aloud
·
Guru membacakan teks dengan suara keras jika meragukan kemampuan membaca
mahasiswa.
·
Guru memperintahkan pasangan mahasiswa untuk membacakan satu sama lain,
hentikan untuk klarifikasi dan diskusi jika diperlukan.
c.
Active
Debate
Suatu perdebatan dapat menjadi sebuah metode berharga untuk
mengembangkan pemikiran dan refleksi, khususnya jika para peserta didik
diharapkan mengambil posisi yang bertentangan dengan pendapatnya. Ini adalah
sebuah strategi untuk melakukan suatu perdebatan yang secara aktif melibatkan
setiap peserta didik dalam kelas—bukan hanya orang-orang yang berdebat.
Prosedur :
a. Kembangkan suatu pernyataan yang berkaitan dengan sebuah isu
kontroversial yang berkaitan dengan mata pelajaran anda (misalnya,
"Poligami")
b.
Bagilah
kelas menjadi dua team debat. Tugaskan (secara acak) posisi "pro"
pada satu kelompok dan posisi "kontra" pada kelompok yang lain.
c.
Selanjutnya,
buatlah dua atau empat sub-kelompok di dalam masing-masing team debat itu.
Dalam sebuah kelas dengan 24 peserta didik, misalnya, mungkin anda buat tiga
kelompok pro dan tiga kelompok kontra, masing-masing berisi empar anggota.
Mintalah tiap-tiap sub-kelompok mengembangkan argumen-argumen untuk posisinya
yang telah ditentukan, atau berikan sebuah daftar argumen yang lengkap yang
mungkin mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir diskusi mereka, suruhlah
sub-kelompok tersebut memilih seorang juru bicara.
d.
Aturlah
dua sampai empat kursi (tergantung pada jumlah sub-sub kelompok yang dibuat
untuk tiap posisi/bagian) untuk para juru bicara kelompok pro menghadap mereka,
jumlah kursi yang sama untuk para juru bicara kelompok kontra. Tempatkan
peserta didik yang lain di belakang team debat mereka.
e.
Mulailah
"perdebatan" dengan menyuruh para juru bicara itu menyampaikan
pandangan-pandangan mereka. Mengaculah pada proses ini sebagai
"argumen-argumen pembuka."
f.
Setelah
setiap orang telah mendengar argumen-argumen pembuka, hentikan perdebatan itu
dan gabunglah kembali sub-sub kelompok semula. Mintalah sub-sub kelompok itu
membuat strategi bagaimana mengkounter argumen-argumen pembuka tersebut dari
sisi yang berlawanan. Juga, suruhlah masing-masing sub-kelompok memilih seorang
juru bicara, lebih disenangi seorang yang baru.
g. Mulailah "perdebatan" itu. Suruhlah juru-juru bicara itu,
ditempatkan berhadapan satu sama lain, memberikan "argumen balik".
Ketika perdebatan berlanjut (pastikan untuk menukar antara dua sisi tersebut),
doronglah peserta didik lainnya membantu juru debat mereka dengan berbagai
argumen atau bantahan yang disarankan. Juga, doronglah mereka menyambut dengan
applaus terhadap argumen-argumen dari para wakil tim debat mereka. h. Ketika
dirasakan sudah cukup, akhiri perdebatan tersebut. Sebagai ganti menyatakan
pemenangnya, gabungkan kembali seluruh kelas dengan lingkarang penuh. Pastikan
memadukan kelas tersebut dengan menyuruh peserta didik duduk bersebelahan
dengan orang-orang yang ada dalam kelompok yang berlawanan. Buatlah suatu
diskusi seluruh kelas tentang apa yang telah dipelajari oleh para peserta didik
tentang persoalan dari pengalaman debat itu. Juga, mintalah peserta didik
mengidentifikasi apa yang mereka pikirkan merupakan argumen-argumen terbaik
yang dibuat oleh kedua kelompok debat tersebut.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Active Debat
·
Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan mahasiswa
untuk menempati kursi-kursi ini manakala mahasiswa ingin berdebat.
·
Mulailah segera kegiatan ini dengan argument pembuka perdebatan.
Lakukanlah dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir para
pendebatnya.
C.
MODEL-MODEL
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 2
1.
Pengajukan
Pertanyaan
a.
Learning starts with a question
Satu cara untuk menciptakan
pola belajar aktif dengan merangsang pesrta didik untuk bertanya. Contohnya
dengan memberi peserta didik hand out materi pelajaran, yang memberikan
informasi luas tapi kurang detail atau penjelasan sangat dibatasi. Proses mempelajari sesuatu yang baru adalah lebih efektif jika
peserta didik tersebut aktif, mencari pola dari pada menerima saja. Salah satu
pola belajar aktif adalah merangsang peserta didik untuk bertanya tentang mata
kuliah meraka, tanpa penjelasan dari pengajar terlebih dahulu.
b.
Planted question
Tehnik
ini memungkinkan pendidik untuk memberikan informasi sebagai jawaban atas
pertanyaan yang pernah diberikan kepada
peserta didik yang dipilih sebagai
rangkaian materi yang harus pendidik sampaikan kepada peserta didiknya.
c.
Role reversal question
Meminta
peserta didik untuk memikirkan petanyaan selama inti pelajaran, tidak hanya
pada akhir pelajaran, pendidik bisa mendapat respon yang bagus ketika pendidik bertanya.
Jadi pertanyaan dari pendidik yang dilontarkan kepada peserta didik, akan menjadi
rangsangan bagi peserta didik, dari situlah mereka mencoba untuk merespons
pertanyaan secara aktif.
2.
Belajar
Bersama
a.
Information search
Strategi
ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar di luar
kelas untuk mencari informasi dan pengetahuan terkait supaya mereka dapat bebas
mengekspresikan imajinasi setiap diri masing-masing. Karena sesungguhnya mereka
bisa belajar mencari informasi di perpustakaan melaui, buku-buku, jurnal,
sekripsi dan sumber-sumber belajar yang lain. Selain itu peserta didik juga
bisa belajart dari alam dengan melakukan observasi alam.
Prosedur
1)
Bagi
mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil,
sekitar 2 atau 3 orang
2)
Berilah
masing-masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari jawabannya
ditempat-tempat yang sudah ditunjuk guru.
3)
Petanyaan
atau tugas yang diberikan sebaik distandarkan pada beberapa buku
4)
Kelompok
mengerjakan tugas atau menawab pertanyaan.
5)
Di
kelas masing-masing melaporakan hasil belajarnya
6)
Diskusi
temuan kelompok-kelompok tersebut
b.
Card sort
Belajaran
dengan strategi card sort ini dilakukan dengan cara membagikan kartu kecil yang
sudah berisi materi pembelajaran yang masing-masing kartu memiliki pasangan,
dimana nantinya dalam proses pembelajaran, peserta didik diperintahkan untuk
memasangkan sesuai pasangannya atau sesuai kolom yang sudah disediakan dan ini merupakan
kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajukan konsep, penggolongan,
sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulang informasi.
c.
The power of two
Merupakan
Srategi ini bertujuan untuk menunjukkan pemahaman bahwa belajar secara
berpasangan akan lebih mudah dan lebih baik hasilnya dibanding dengan belajar
sendiri. Mengapa demikian karena dengan belajar secara bersama-sama, seorang
peserta didik bisa berbagi ilmu pengetahuan kepada temannya, dan jika ada yang
kurang faham atau kurang bisa dimengerti masing-masing bisa saling melengkapi
kekurangan anggotanya tersebut, sehinggga bisa tercipta pembelajaran yang
optimal.
d.
Team quiz
Strategi
ini akan meningkatkan kerjasama tim dan sikap bertanggung jawab peserta didik
untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak
menakutkan, yakni dalam bentuk kuis.
e.
The study group
Metode
ini memberikan peserta didik tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran
dan menjelaskan isinya dalam kelompok tanpa kehadiran pengajar.
3.
Strategi
pengajaran teman sebaya
a.
Everyone is a teacher here
Merupakan
sebuah srategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan
tanggung jawab indivindu. Strategi ini memberikaan kesempatan pada setiap
peserta didik untuk bertindak sebagai seorang ”pengajar”
terhadap peserta didik lain.
b.
Student created case studies
Studi
kasus nerupakan salah satu diantara sekian metode pembelajaran yang dianggap
sangat baik.
c.
Jigsaw learning
Merupakan
sebuah tehnik dipakai secara luas yangb memiliki kesamaan dengan tehnik ”pertukaran
dari kelompok ke kelompok”dengan suatu perbedaan penting peserta didik
menajarkan sesuatu.
4.
Starategi
pengembangan ketrampilan
a.
The firing line
Strategi
yang diformat menggunakan pergerakan cepat,yang dapat digunakan untuk berbagai
tujuan seperti testing dan
bermain perang. Strategi ini menghendaki pergantian secara trus mnerus dari
kelompok-kelompok. Peserta didik mendapat kesempatan untukmerespon secara cepat
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan atau tipe yang dimunculkan .
b.
Active observasion and feedback
Biasa
ketika menggunakan pengamat dalam latihan bermain peran atau sesi praktek ketrampilan
adalah menunggu sampai penampilan selesai sebelum meminta
feedback. Prosedur ini member perilaku feedback
secara langsung. Ia juga menjaga para pengamat pada tumpuannya secara
penampilan.
c.
Practice reherarsal pairs
Ini
adalah strategi sederhana untuk melatih gradiresik kecakapan atau prosedur
dengan partner belajar. Tujuannya adala untuk meyakinkan bahwa kedua partner
dapat melaksanakan partner atau prosedur.
5.
Strategi
meninjau ulang
a.
Index card match
Ini
adalah menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Strategi
ini memberi kesempatan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis
kepada kawan sekelas.
b.
Giving question and getting answer
Strategi pembelajran yang diarahkan untuk membangun
tim dan melibibatkan peserta didik dalam meninjau ulang materi pelajaran dari
pelajran sebelumnya atau diakhir pertemuan.
c.
Crossword puzzle
Mendesain
tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung.
Teka-teki silang dapat diselesaikan individu
atau tim.
D. VARIASI
PENGEMBANGAN SETRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 2
Setelah
mepelajari sekian banyak teori setrategi pembelajaran khususnya setrategi
pembelajaran aktif, yang di
dalamnya
banyak sekali komponen-komponen yang terkait, tapi dalam sekian banyak komponen
yang ada didalamnya kami melihat ada yang kurang yaitu keterkaitan teknologi
dam setrategi ini belum ada, padahal dalam kenyataan saat ini teknologi sangat
membantu dalam peroses pembelajaran dan lebih efektif bila digunakan dengan
tepat.
Untuk
itu kami memiliki satu teori setrategi pembelajaran baru yang merupakan modifikasi dari teori yang
sudah ada, yaitu PAIT (Pembelajaran Aktif, Inovatif dan Teknologi) yaitu sebuah
teori setrategi pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik dan
pendidik, dalam pemahaman materi, pengkajian materi, memunculkan sikap kritis
dan tawaran solutif terhadap pembahasan dan pengkajian materi, serta
berorientasi dengan teknologi. Maksud dari setrategi tersebut adalah seorang
pendidik atau peserta didik harus mampu merangsang keaktifan di dalam maupun di luar kelas, dalam rangka
memperdalam pengetahuan kemudian memuculkan dan menganalisis penemuan-penemuan
baru dari hasil keaktifan di
dalam
dan luar kelas tersebut, sebagai inovasi yang akan digunakan untuk penyempurna
pengetahuan yang sudah ada. Tidak terlepas pula keterkaitan teknologi, dalam
hal ini teknologi dalm pembelajaran banyak macamnya baik yang berwujud Hard Were maupun Soft Were, yang akan membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan pendidik maupun sesama peserta didik tidak perlu harus bertemu langsung,
bahkan peroses pembelajaran yang terjadi pun tidak harus tatap muka terus
menerus tapi bisa melalui e mail,
e learning,
blog dan lain sebagainya. Selain itu juga penggalihan informasi dan pendalaman
materi bisa juga dilakukan melalui teknologi (internet) tidak harus bertanya
pada guru atau dari buku saja.
Jadi
setrategi PAIT (Pembelajaran Aktif, Inovatif dan Teknologi) menurut kami cukup
ideal untuk saat ini, terkait mahasiswa bisa menerima atau tidak, nyaman atau
tidak, itu hal yang tidak perlu kita pikirkan, karena setrategi ini pasti
menyenangkan, bisa dilaksanakan oleh semua orang dan yang paling penting adalah
efektif dan efisien dalam rangka penggalihan dan pengembangan potensi dan
kecerdasan peserta didik.
E. NILAI-NILAI KARAKTER DALAM STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF 1 DAN 2
Pendidikan Karakter
dapat diintegrasikan dalam pembelajaran aktif, ada beberapa nilai- nilai
karakter yang dapat diintegrasikan dalam bentuk pembelajaran ini sebagai contoh
misalnya :
1.
Kerjasama atau Gotong
Royong;
2.
Kerja Keras;
3.
Menghargai;
4.
Bertangung Jawab
5.
Adil, dan lainnya.
Peserta
didik tidak harus disampaikan melalui lisan tentang nilai – nilai karakter yang
akan mereka pelajari, namun guru mengarahkan peserta didiknya untuk melakukan
sesuatu yang memiliki nilai-nilai karakter di dalamnya, sehingga tanpa disadari
oleh peserta didik ia telah melaksanakan dan mempelajari nilai-nilai karakter
bangsa.
F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
1.
Keunggulan
strategi pembalajaran aktif 1
a.
Membantu
mahasiswa-mahasiswa menjadi lebih terbiasa satu sama lain
b.
Dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada mahasiswa.
c.
Mampu
menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
d.
Memungkinkan
mahasiswa untuk menunjukkan inisiatif.
e.
Melibatkan
mahasiswa dengan merangsang mereka untuk berbicara lebih banyak.
f.
Menumbuhkan
kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar.
g.
Materi
pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian mahasiswa.
2.
Kelemahan
strategi pembelajaran aktif 1
a.
Suasana
kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.
b.
Banyak
mengandalakan pendengaran (tipe belajar auditorial).
c.
Banyak
waktu terbuang dalam pembagian kelompok.
d.
Kadang
wkatu mubazir (terbuang) dan tidak produktif.
e.
Mahasiswa
sering tidak mengerti aturan permainan walaupun guru sudah menginstruksikannya.
f.
Sedikit
waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, atau diskusi.
g.
Guru
harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal
pengelolaan kelas.
h.
Guru
harus meluangkan waktu yang lebih.
G. PERAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 1 DAN 2 DALAM MEMBANGUN KARAKTER
PESERTA DIDIK.
Proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai belum
sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia
Indonesia yang berkarakter. Bahkan, ada juga yang menyebutkan bahwa pendidikan
Indonesia telah gagal dalam membangun karakter. Penilaian ini didasarkan pada banyaknya para lulusan
sekolah dan sarjana yang cerdas secara intelektual, namun tidak bermental tangguh
dan berprilaku tidak sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.
Menurut Kamus Besar Indonesia,
karekater adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa dipahami sebagai tabiat atau
watak. Dengan demikian, orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki
karakter, mempunyai kepribadian, atau watak. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Tujuan
pendikan karakter membentuk setiap pribadi menjadi insan yang mempunyai
nilai-nilai yang utama, bukan sekedar pemahaman tetapi menekankan nilai-nilai
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengimplementasian pembelajaran aktif satu yang bermuatan karakter tentu harus
menciptakan lingkungan yang baik adalah lingkungan kondusif bagi mahasiswa.
Lingkungan yang baik ini tidak mungkin terwujud dengan sendirinya. Agar
terbentuk lingkungan baik dalam pembelajaran, harus ada kepedulaian baik antar mahasiswa
dengan sisiwa dan mahasiswa dengan guru, motivasi dan niat yang tulus untuk
memperoleh menuntut ilmu. Sebelum belajar hendaknya berdoa. Selain itu guru
mampu menjelaskan tujuan atau pentingnya materi, mengontrol, menumbuhkan sikap
kekeluargaan dan memberikan kepercayaan kepada mahasiswanya untuk menjelaskan
ataupun mengapresiasikan keilmuannya.
Intinya tidak mengembangkan kecedasan intelektual (IQ) saja tetapi
juga mengembangkan atau memperhatikan juga kecedasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (QS) secara seimbang dalam penerapan strategi pembelajaran
aktif satu berbasis karakter sehingga mampu mencetak generasi yang cerdas dan
berakhlak mulia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran
aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan mahamahasiswa
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk
interaksi antar mahamahasiswa maupun mahamahasiswa dengan pengajar dalam proses
pembelajaran tersebut.. Pembelajaran
aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.
Penekanan
proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan
pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahas,
2.
Mahamahasiswa
tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi kuliah,
3.
Penekanan
pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah,
4.
Mahamahasiswa
lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan
evaluasi,
5.
Umpan-balik
yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Dalam strategi pembelajaran aktif terdapat nilai-nilai
karakter yang dapat diambil cohntohnya kerjasama, Kerja
Keras; Menghargai; Bertangung
Jawab, Adil.
Adapun
model-model strategi pembelajaran diantaranya:
1.
Membangun tim
2.
Penilaian cepat
3.
Pelibatan belajar langsung
4.
Belajar kelas penuh
5.
Stimulasi diskusi kelas dll.
Dalam implementasinya strategi pembelajaran
aktif tidak mengembangkan kecedasan intelektual (IQ) saja tetapi juga
mengembangkan atau memperhatikan juga kecedasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (QS) secara seimbang dalam penerapan strategi pembelajaran aktif satu
berbasis karakter sehingga mampu mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak
mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Bobbi Deporter, Mike Henacki, Quantun
Learnig,Bandung: Kaifa, 2011.
Hamruni, Strategi dan
model-model pembelajaran aktif menyenangkan, Yogyakarta: UIN SUKA JOGJA,
2009.
Komaruddin Hidayat, active
Learning 101 strategi pembelajaran aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2009.
Melvin L. Silbermen, active learning 101
cara belajar mahasiswa aktif, Bandung, Nuansa Media, 2011.
Uripsantoso.files.wordpress.com/2011/06/active-learning_52.pdf