STRATEGI
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI BERMUATAN KARAKTER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan, Siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, dan guru mengajar karena siswa belajar. Oleh
karena keduanya merupakan suatu keterpaduan, maka pendekatan atau strategi
mengajar yang digunakan oleh guru sangat menentukan keberhasilan kegiatan
belajar siswa. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif dan efisien, diperlukan adanya perencanaan yang tersusun
secara sistematis, demi tercapainya tujuan yang menjadi target kesuksesan
sebuah pembelajaran.
Penggunaan metode ekspositori ini siswa tidak perlu mencari
fakta-fakta, konsep dan prinsip tentang pelajaran, karena semuanya telah diterangkan secara
lengkap dan jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode ekspositori cenderung berpusat pada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi yang
akan diajarkannya. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode
ceramah, karena sifatnya yang sama-sama memberikan informasi pada umumnya guru
lebih suka menggunakan metode ceramah kemudian dikombinasikan dengan metode tanya
jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa-siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct instruction).
Metode strategi ekspositori
terkadang selalu disamakan dengan metode ceramah karena mempunyai sifat yang
sama yaitu sama-sama menyampaikan informasi secara lisan. Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan. Metode ceramah lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi
dan pengertian. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah
dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan
satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di
dalam kelas. Agar metode ceramah efektif,
perlu dipersiapkan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, merumuskan tujuan
instruksional khusus yang luas. Kedua, mengidentifikasi dan memahami karakteristik
siswa. Ketiga, menyusun bahan ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance
organizer). Keempat, menyampaikan bahan dengan memberi keterangan singkat
dengan menggunakan papan tulis, memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan
memberikan umpan balik (feedback), memberikan rangkuman setiap akhir
pembahasan materi. Kelima, merencanakan evaluasi secara terprogram.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru
memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini
adalah kemampuan akademik (academic
achievement) siswa.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan
materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan,
membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan,
mungkin dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan
bersama dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis.
Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan
siswa secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila
dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, maka akan dijelaskan kembali
oleh guru hingga peserta didik mengerti atau paham terhadap materi pembelajaran
tersebut.
Strategi pembelajaran ekspositori
akan efektif apabila: Guru menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitanya dengan
yang akan dipelajari siswa. Biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan
untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti kegiatan pemecahan masalah atau untuk
melakukan proses tertentu. Oleh sebab itu, materi yang disampaikan adalah
materi-materi dasar seperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian
aktifitas, dan yang lainya.
1.
Jika bahan pelajaran yang diajarkan cocok
untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran
memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala
disampaikan oleh guru.
2.
Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa
tentang topik tertentu.
3.
Guru menginginkan untuk mendominasikan suatu
teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktek.
4.
Apabila
seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga perlu menjelaskan
untuk seluruh siswa.
5.
Apabila guru akan mengajarkan pada sekelompok
siswa yang rata-rata memiliki kemampuan pada tingkat menengah ke bawah.
B.
NILAI-NILAI KARAKTER DALAM STRATEGI
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Nilai-nilai
karakter dalam pendidikan ekspositori sangat dominan berpengaruh terhadap
hal-hal positif yang dimiliki oleh
siswa:
1. Siswa akan lebih tertata mentalnya ketika menghadapi orang banyak di depan
kelas. Dorongan seorang guru yang begitu bersemangat adalah stimulus yang
signifikan diberikan terhadap siswa. Ini adalah hal sepele bagi kita, tapi dari
hal-hal seperti itu membuat para siswa yakin, dan berbangga dengan kepercayaan
yang diberikan.
2. Tidak segan-segan mendekatkan diri serta membuka diri bagi mereka sehingga
tidak canggung ketika ingin bertanya terhadap guru bersangkutan. Proses
kedekatan ini akan membuat ikatan yang kuat antara guru dan murid yang imbasnya
memberi efek positif bagi para siswa. Para anak didik yang telah menerima
pembelajaran ekpositori lebih cepat tanggap terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh para pendidik, adapun juga bagi siswa yang berloading lambat
tetap ada kemajuan ketika berdiskusi dan berinteraktif terhadap teman-temannya.
3. Para siswa juga akan meniru gerakan-gerakan yang dilakukan oleh gurunya
ketika berceramah menerangkan materi untuk siswa, Pengaruh guru memberikan
dengan suara lantang dan penuh makna, siswa akan berlomba-lomba belajar. Mereka
akan bersaing dengan teman-temannya, tidak mau kalah sebelum berjuang.
Berdiskusi membuat mereka saling berpikir untuk memperoleh jawaban yang akurat
terhadap suatu pertanyaan yang dianggap sulit, ini memperngaruhi proses
intelektualnya dalam berpikir menyaring hasil-hasil diskusi dalam pikiran mereka.
C.
PROSES DAN KARATERISTIK PEMBELAJARAN
EKSPOSITORI
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:
1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan
ceramah.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang
telah diuraikan.
4. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement)
siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
D.
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Dalam
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh setiap guru atau pendidik. Dan beberapa prinsip itu
diantaranya yaitu:
1.
Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran
merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode
ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan
pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam
penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih
dahulu seorang pendidik harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
terukur.
2.
Prinsip Komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada
proses penyampaian dari seseorang ( sumber berita ) kepada seseorang lainnya
ataupun kelompok lainnya ( penerima berita ).
3.
Prinsip Kesiapan
Dalam teori
koneksionisme, kesiapan merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum
belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merepon dengan cepat setiap
stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak
mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul
manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
4.
Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka
untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar
mandiri.
E. PROSEDUR
PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Sebelum diuraikan
tahapan penggunaan strategi pembelajaran ekspositri terlebih dahulu diuraikan
beberpa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi
ekspositori ini yaitu diantarnya:
1. Merumuskan
tujuan yang ingin dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama
yang harus dipersiapka guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan
dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada
hasil belajar. Tujuan yang spesifik akan semakin memperjelas kemana arah yang
ingin dicapai. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat
membimbing siswa dalam menyimak materi juga akan diketahui efektivitas dan
efisiensi ppenggunaan strategi ekspositorinya.
2.
Kuasai materi plajaran dengan baik
Penguasaan materi pelajaran dengan baik
merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Agar guru dapat
menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan Pertama,
pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan masalah-masalah
yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi plajaran sampai detilnya. Ketiga,
buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam
penyajian agar tidak melebar.
3.
Kenali medan dan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi proses penyampaian.
Mengenali medan atau lapangan merupakan hal
penting dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru
dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses
penyajian materi pelajaran.
Beberapa hal
yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali yaitu pertama, latar belakng
peserta didik yang akan menerima materi. Kedua, kondisi ruangan, baik
menyangkut luas dan besarnya ruangan, cahaya, posisi tempat duduk, maupun
kelengkapan ruangan itu sendiri..
Ada beberapa langkah dalam
penerapan strategi ekspositori yaitu diantaranya.
1.
Persiapan (preparation)
Tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
a)
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang
pasif
b)
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk
belajar
c)
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
d)
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran
yang terbuka
2.
Penyajian (presentation)
Langkah
penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan. Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
langkah ini yaitu:
a)
Penggunaan bahasa
b)
Intonasi suara
c)
Menjaga kontak mata dengan siswa
d)
Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
3.
Menghubungkan (correlation)
Langkah kolerasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
4.
Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi
pelajaran yang telah disajikan, langkah ini cukup penting dalam strategi ekspositori
karena melalui langkah ini maka siswa dapat mengambil inti sari dalam proses
penyajian. Menyimpulkan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pertama,
dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok permasalahan.
Kedua, dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan denagn materi
yang telah disajikan. Ketiga, dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan
antar materi pokok-pokok materi.
5.
Penerapan (application)
Langkah
aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru dalam proses belajar mengajar.
F.
VARIASI PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
EKSPOSITORI
Dalam
strategi pembelajaran ekspositori para pendidik dapat mengembangkan berbagai
macam metode sebagai pendukung proses berjalannya metode ekspositori ini. Tidak
hanya sekedar ceramah saja yang justru akan membuat para peserta didik jenuh
dan mengantuk. maka dapat dilakukan dengan cara mengembangkannya yaitu:
1. Metode ekspositori dengan model pidato, yaitu dengan intonasi suara yang
jelas dan keras serta dengan penuh semangat sehingga akan menimbulkan rasa
semangat pula untuk mendengarkan dari para peserta didik.
2. Metode ekspositori yang tidak monoton, dalam artian seluruh badan harus
ikut digerakkan, seperti halnya ketika melakukan metode ekspositori ini maka
seorang pendidik tidak hanya berdiri tegak saja namun dapat berkeliling atau
bahkan dapat menggerakkan anggota badan yang lainnya bila memang dibutuhkan.
3. menngunakan metode ekspositori atau ceramah dengan penekanan-penekanan
secara langsung dan mengejutkan sehingga para peserta didik tidak mudah jenuh
dan mengantuk, selain itu juga diperlukan sesekali para peserta didik dibawa
untuk rileks dengan adanya permainan atau kuis terkait dengan materi yang
sedang diajarkan.
G.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
EKSPOSITORI
1.
Keunggulan
Stategi pembelajaran ekspositori
merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan, hal ini
dikarenakan strategi ekspositori ini memiliki beberapa keunggulan yaitu
diantaranya:
a.
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia
dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelaran yang
disampaikan.
b.
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap
sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c.
Melalui strategi pembelajaran ekspositori
selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang sesuatu materi
pelajaran, jugasekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi ( melalui
pelaksanaan demonstrasi )
d.
Keuntungan lain dalah srtategi pembelajaran
ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.
Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, maka
strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki kelemahan yaitu diantaranya.
a.
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat
dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu maka perlu
digunakan strategi yang lain.
b.
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani
perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan
bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c.
Karena srtategi lebih banyak diberikan melalui
ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
d.
Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori
sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru,.
e.
Oleh karena gaya komunikasi strategi
pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman siswa akan materi pelajaran akan sangat terbatas pula.
Disamping itu komunikasai satu rah akan mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki
akan terbatas pada apa yang diberikan oleh guru saja.
H.
PERAN STRATEGI PEMBELAJARANEEKSPOSITORI DALAM
MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK
Dalam hal ini pembelajaran ekspositori
sanagatlah berpengaruh dalam membangun karakter sebab didalam pembelajaran
ekspositiri terdapat berbagai ragam peroses pembelajaran yang menumbuhkan rasa
nilai etika dengan menggunakan penekanan yang menimbulkan motivasi.
Dalam pembengunan karakter, guru harus
bekerjasama dengan keluarga ataupun orang tua peserta didik. Dengan
pembelajaran ekspositori dapat menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai
karakter pesertadidik untuk membangun keberadaan bangsa yang lebih bermartabat,
oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi
memghadapi konflik yang berbasis pada ras, susku dan keagamaan. pendidikan
karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas impelementasinya bukan sekedar kata-kata
tetapi tindakan dan bukan symbol ataupun selogan, tetapi berpihak yang cerdas
membangun keberadaan bangsa Indonesia.
Setrategi pembelajaran ekpositori berperan besar terhadap
perkembangan dan kepribadian mereka, terlihat dari guru yang menyampaikan materi yang dibutuhkan para
perserta didik, sehingga mmebuat mereka lebih memahami isi dari penyampaian
guru terhadap materi yang di ajarkan, karakter dpat terbentuk ketika perserta
didik dalam keadaan tenang. Proses
pembelajaran ekspositori memang sangat tepat apabila diterapkan dilikngkungan
sekolah yang kondusif, keberadaan sekolah, lingkungan, luas ruangan yang
membuat para peserta nyaman melakukan proses pembelajaran.
Metode ekspositori memang sangat menekankan materi secara
bahasa, dan vocal sehingga siswa peserta didik mudah terkontrol pola
kepahamannya. Pasalnya peserta didik yang diam mendengarkan secara serius
penyampaian materi-materi oleh guru, sehingga mereka dapat menangkap dan
merangsangnya ke otak. Jadi walau jumlah siswa banyak namun bisa efektif karena
selalu memberi gambaran dan respon positif kepada para peserta didik.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat
berpengaruh terhadap karakter dan kepribadian siswa. Pada pola penyampaian
memang harus sesuai dengan pola ekspositori, tidak boleh terlalu melebar
pembahasan dan proses penyampaiannya.
Siswa sangat membutuhkan setrategi pembelajaran oleh guru
yang serat dengan karakter mereka dan menyesuaikan umur yang ada pada mereka.
Para siswa sesungguhnya adalah seorang murid yang sedang mengalami proses
penggodokan dalam wadah sebuah lembaga sekolha baik itu formal dan non formal.
Serta tidak membeda-bedakan seorang siswa satu dengan yang lainnya, karena
percampuran anak dalam proses pembelajaran menjadikan sebuah keberagaman dalam
berpikir. Terciptalah sebuah kegiatan pembelajaran yang diinginkan, murid
memahami karkteristiknya yang belum dikenal sehingga dengan dekat dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
Setelah memahami proses pendidikan dengan strategi ekspositori, yang mengajarakan siswa untuk memahami materi-materi
pelajaran yang diajarkan, guru dengan mengedepankan proses cermah dan bicara kepada siswa
sangat mudah dipahami proses penyampaiannya, kemudian menyuruh para siswa untuk menulis dan mendiskusikannaya
dengn teman sebayanya. Pproses pembelajaran melalui metode ceramah meringankan
siswa untuk mendengar dan menyaring apa saja yang disampaikan oleh guru di
depan kelas.
Guru memberi rangsangan materi ke otak siswa, sehingga
siswa dapat mengingat poin-poin pentingnya, proses ini sangat bagus bagi
perkembangan para siswa. Pembahasannya juga dapat menambah mereka dalam pola
berpikir, setrategi dalam konsep verbal memang lebih efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan yang diinginkan agar para siswa dapat unggul dalam proses
pembelajaran tersebut.
Sebelum memulai
proses pembelajaran, guru bisa memberi persiapan yang matang demi kesiapan
siswa menerima proses pembelajaran. Dengan memancing siswa untuk belajar
terbuka dan menciptakan proses pembelajaran saling tanya jawab. Sehingga terjadi proses
pembelajaran yang sangat signifikan antara guru dan murid.
BAHAN BACAAN
Dimyati dan Mudjiono, Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar
Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. 2001.
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif
Menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Zulfa, Umi, Srtategi Pembelajaran, Cilacap: Al-Ghazali Press. 2010
Sanjaya, Wina, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana, 2010.
Zulfa, Umi
Z, Strategi Pembelajaran, Cilacap: Al-Ghazali Press.
2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar