STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERMUATAN KARAKTER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Melihat
dari kemampuan dan potensi berfikir manusia yang memang sudah dimiliki sejak
lahir, manusia sudah memiliki keingintahuan untuk mengenal segala sesuatu
melalui indera-inderanya, hingga keingintahuannya terus-menerus berkembang
dengan menggunakan otak dan pikirannya. Karena melihat potensi yang memang
sudah ada pada diri manusia itulah kenapa strategi pembelajaran inkuiri
dikembangkan.
Strategi
pembelajaran inkuiri sendiri dalam proses kegiatan pembelajaran lebih
menekankan pada proses berfikir. Peserta didik tidak hanya sekedar melakukan
proses menghafal tetapi peserta didik dituntut mampu menemukan jawaban sendiri atas
sesuatu hal yang dipertanyakan serta dapat memecahkan suatu masalah. Oleh
karena itu diperlukannya kemampuan mengembangkan pola fikir secara optimal
dengan cara berfikir yang logis, analitis, serta dialektis.
Dari
pemaparan di atas, tulisan ini selanjutnya membahas lebih lanjut mengenai
bagaimana konsep dasar pembelajaran inkuiri, prinsip-prinsip pembelajaran
inkuiri, bagaimana implementasi pembelajaran inkuiri beserta
kesulitan-kesulitan yang ada, kemudian bagaimana keunggulan dan kelemahan dari strategi
pembelajaran inkuiri, beserta akan disinggung mengenai nilai-nilai karakter
dalam strategi pembelajaran inkuiri dan
bagaimana peran strategi inkuiri dalam membangun karakter peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR STRATEGI INKUIRI
Istilah inkuiri
berasal dari bahasa Inggris, yaitu inquiry
yang berarti
pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Teori yang mendasari model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Teori yang mendasari model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1.
Secara alami manusia mempunyai kecenderungan
untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya.
2.
Mereka akan menyadari keingintahuan akan
segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk dapat menganalisis strategi
berfikirnya tersebut.
3.
Strategi baru dapat diajarkan secara
langsung dan ditambahkan atau digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki
siswa.
4.
Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya
kemampuan berfikir.
Jelas
bahwa strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses
berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini
sering juga dinamakan strategi heuristic,
yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein
yang berarti menemukan.
Manurut
Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis, analitis, dan dialektis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri dibangun dengan
asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam sekelilingnya tersebut
merupakan kodrat sejak ia lahir ke dunia. Keingintahuan manusia tersebut
terus-menerus berkembang hingga dewasa dengan menggunakan otak dan pikirannya.
Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu
mereka. Selain itu inkuiri dapat mengembangkan nilai dan sikap yang sangat
dibutuhkan agar siswa mampu berfikir ilmiah, seperti:
1.
Keterampilan melakukan pengamatan,
pengumpulan dan pengorganisasian data termasuk merumuskan hipotesis serta
menjelaskan fenomena.
2.
Kemandirian belajar.
3.
Kemampuan mengekspresikan secara verbal.
4.
Kemampuan berfikir logis.
5.
Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis
dan tentatif (sementara).
Menurut
Trianto, strategi pembelajaran inkuiri dapat diimplementasikan secara maksimal
dengan memperhatikan beberapa hal: Pertama, aspek sosial di dalam kelas dan
suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya
suasana bebas (permisif) di kelas,
siswa tidak merasakan adanya tekanan/ hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kedua, inkuiri berfokus hipotesis. Siswa
perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan yang hanya menekankan
dari segi menghafal mempunyai sifat yang sementara (tentative). Tidak
ada kebenaran yang bersifat mutlak, kebenaran selalu bersifat sementara.
Apabila pengetahuan dipandang sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar
sekitar pengujian hipotesis dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan.
Inkuiri bersifat open ended jika ada
berbagai kesimpulan yang berbeda dari siswa masing-masing dengan argumen yang
benar. Ketiga, penggunaan fakta
sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang
fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya.
Sebagaimana
dikemukakan di depan, pembelajaran inkuiri adalah proses pembelajaran yang
lebih menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Ada beberapa
hal yang menjadi konsep dasar (ciri utama) dalam strategi pembelajaran inkuiri,
yaitu :
1.
Strategi inkuiri menekankan pada aktifitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu.
2.
Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demukian, strategi pembelajaran inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa. Aktifitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3.
Tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak
hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana meraka
dapat menggunakan potensi yang di milikinya secara optimal.
Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student
centered approach). Dikatakan demikian, karena dalam strategi ini siswa
memang memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran inkuiri akan efektif manakala.
1.
Guru mengharapkan siswa dapat menemukan
sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian,
dengan strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama
pembelajaran, akan tetapi lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan
tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah
kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.
Jika proses pembelajaan berangkat dari
rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.
Jika guru akan mengajar pada sekelompok
siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berfikir, strategi inkuiri
akan kurang berhasil apabila diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampan berfikir.
5.
Jika jumlah siswa yang belajar tidak
terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.
Jika guru memiliki waktu yang cukup
untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Itulah
penjelasan mengenai konsep dasar inkuiri beserta bagaimana strategi pembelajaran
inkuri dapat efektif diimplementasikan di ruang kelas. Disini penulis berusaha
menjelasakan secara detail mengenai bagaimana konsep dasar strategi
pembelajaran inkuari yang diawali dengan sedikit memaparkan mengenai pengertian
dari pada apa yang disebut dengan inkuiri itu sendiri.
B. NILAI-NILAI KARAKTER DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI
Menurut
bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan, sedangkan menurut ahli psikologi,
karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu. Oleh karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seorang itu
dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan
bersikap untuk kondisi tertentu.
Maka
berdasarkan paparan diatas berikut ini adalah nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam strategi pembelajaran inkuiri, sebagai berikut:
1.
Rasa ingin tahu, hal ini dikarenakan
manusia secara alami mempunyai kecenderungan mencari sesuatu hal yang baru yang
menurutnya itu menarik untuk dicari tahu.
2.
Kemandirian, karena dalam pembelajaran
inkuiri peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang disampaikan
oleh pendidik.
3.
Percaya diri, sesuai dengan konsep dasar
dari pembelajaran inkuiri, bahwa siswa diharapkan mampu mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief).
4.
Kritis, yakni sikap dan perilaku yang
berusaha untuk menemukan kesalahan atau kelemahan maupun kelebihan dari suatu
perbuatan.
5.
Kreatif
dan inovatif, yakni berpikir
dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara
atau hasil baru
dan termutakhir dari
apa yang telah dimiliki.
6.
Kepedulian sosial, dengan pembelajaran
inkuiri secara tidak langsung akan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap alam
sekelilingnya yang akan membawa kepekaan terhadap permasalahan-permasalahan di
alam sekitarnya sehingga kemudian akan berfikir bagaimana caranya menyelesaikan
masalah-masalah dengan memberikan solusi-solusi yang dapat memecahkan
permasalahan dengan baik.
7.
Disiplin, yakni tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan.
8.
Demokratis, yakni cara berfikir,
bersikap dan bertidak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
9.
Kerja keras, yakni perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas serta mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
C. PRINSIP-PRINSIP STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Pembelajaran
inkuiri ini menekankan kepada pengembangan mental (intelektual) siswa.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience,
sosial experience, dan equilibration.
1.
Maturation
atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses
pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan
pertumbuhan sistem saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang
sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir (intelektual) anak. Otak bisa dikatakan
sebagai pusat atau sentral perkembagnan dan fungsi kemanusiaan. Menurut
Sigelman dan Shaffer (1995), otak terdiri dari 100 miliar sel saraf (newron) dan setiap saraf itu rata-rata
memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf lainnya. Neuron
terdiri dari inti sel (neucleus) dan
sel body yang berfungsi sebagai penyalur aktifitas dari sel saraf satu ke sel
saraf lainya.
2.
Physical
experience adalah tindakan-tindakan fisik yang
dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi
atau tindakan fisik yang dilakukan pada akhirnya akan bisa ditransfer menjadi
gagasan-gagasan atau ide-ide. Oleh karena itu, proses belajar yang murni tidak
akan terjadi tanpa adanya pengalaman-pengalaman. Bagi piaget, aksi atau
tindakan adalah komponen dasar pengalaman.
3.
Sosial
experience adalah aktifitas dalam berhubungan
dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk
mempertimbangkan atau mendegarkan pandangan orang lain, tetapi juga akan
menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Ada
dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual. Pertama, pengalaman sosial akan dapat
meningkatkan kemampuan bahasa. Kedua,
melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi egocentricnya. Sedikit demi sedikit akan muncul kesadaran bahwa ada
orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam itu
bermanfaat untuk mengambangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati,
toleransi, kejujuran etika, dan lain sebagainya.
4.
Equilibration
adalah
proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru
yang ditemukannya. Ada halnya anak dituntut untuk memperbaharui pengetahuan
yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Atas
dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya;
a.
Berorientasi pada pengalaman intelektual
Tujuan
utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan
demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan
dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan
oleh sejauh mana siswa mampu menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh
mana siswa beraktifitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu”
yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berfikir adalah sesuatu yang
dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, sehingga setiap gagasan yang
harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
b.
Prinsip interaksi
Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berfikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur
interaksi memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh
kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya,
interaksi hanya terjadi pada siswa yang memiliki kemampuan bicara saja walaupun
pada kenyataannya pemahaman siswa tentang subtansi permasalahan yang
dibicarakan kurang atau guru justru meninggalkan peran sebagai pengatur
interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri
adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir. Oleh
sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat
diperlukan. Berbagai jenis dan tehnik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru,
apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk
melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
d.
Prinsip belajar untuk berfikir
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berfikir (learning how to think),
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak
kanan, baik otak reptile, otak limbic, mupun otak neokorteks. Pembelajaran
berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar hanya
cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk untuk
berfikir logis dan rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”.
Oleh karena itu, belajar berfikir logis dan rasional perlu didukung oleh
pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukan unsur-unsur estetika dalam
proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan.
e.
Prinsip Keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja
terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenaranya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D. PROSEDUR PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Secara
umum proses pembelajaran inkuiri adalah mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut : orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan
data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Penjelasan setiap langkah
dalam proses pembelajaran inkuiri diatas, adalah sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan
siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tahapan orientasi adalah :
a.
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c.
Menjelaskan pentingnya topik dan
kegiatan belajar.
2. Merumuskan masalah.
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada satu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menentang siswa untuk
berfikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang diperhatikan dalam
merumuskan masalah, diantaranya ;
a.
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri
oleh siswa.
b.
Masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
c.
Konsep-konsep dalam masalah adalah
konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam konteks ini
hipotesis yang dimaksud adalah ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
yang mendorong siwa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu masalah yang sedang dikaji.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki
landasan berfikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat
rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan
data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5. Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Adapun yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan langkah penting
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, banyaknya data yang diperoleh
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
E. MODEL-MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
1.
Inkuiri
Terbimbing (guided
inquiry approach)
Pendekatan
inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu
diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan
tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi
siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan
pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari
guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini
siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik
melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan
masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya siswa selama
proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang
diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada
tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu
melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar
dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat
pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama
berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa,
sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding
yang diperlukan oleh siswa.
2.
Modified
inquiry
Model
ini memiliki ciri bahwa guru hanya memberikan permasalahan melalui pengamatan,
percobaan atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Disamping itu guru
merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan
untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah.
3.
Free
inquiry
Pada
model ini siswa harus mengidentifikasikan dan merumuskan macam problema yang
dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri ini lebih bebas dari pada kedua
jenis inkuiri sebelumnya.
4. Inquiry role Approach
Model
pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa dala tim-tim yang
masing-masing terdiri atas empat orang untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Masing-masing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator
tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.
5. Invitation Into Inquiry
Model
inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan
cara-cara yang lain ditempuh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation)
memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui pertanyaan masalah yang
telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa
kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan berikut:a) Merancang eksperimen, b)
Merumuskan Hipotesis, c) Menentukan sebab akibat, d) menginterpretasikan data,
e) Membuat grafik, f) Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam
merencanakan peneitian, g) mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin
dapat dikurangi atau diperkecil.
6. Pictorial Riddle
Pada
model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat
siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar , gambar peragaan, atau situasi
sesungguhnya dapat digunakan untuk mningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif
para siswa. Biasanya, suatu riddle
berupa gambar dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu
transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddlie itu.
7. Synectics Lesson
Pada
jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk
kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu siswa dalam berfikir
untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide
kreatif.
8.
Value Clarification
Pada
model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih difokuskan pada pemberian
kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses
pembelajaran.
F.
VARIASI
PENGEMBENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Ø Control Guided Discussion
Variasi pengembangan Pembelajaran
Inkuiri dengan model Control
Guided Discussion, adalah starategi pembelajaran dengan
berbasis inkuiri dimana guru sabagai fasilitator berupaya untuk membantu dan
mengembangkan keterampilan siswa dalam memahami pelajaran dengan cara
menciptakan desain pembelajaran yang menyenangkan. Model ini mengharuskan guru
untuk melakukan dialog dan mengadakan diskusi dengan mengajukan pertanyaan yang
harus dijawab oleh siswa. Sebelum guru mengajukan pertanyaan kepada siswa guru
hendaknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Guru
melakukan pengenalan masalalah terkait topik yang menjadi pokok pembahasan
dengan menjalaskan secara umum masalah yang akan dibahas. Pada tahap pengenalan
ini kemampuan guru untuk mendesain pembelajaran semenarik mungkin sangatlah
diperlukan agar tercipta suasana yang menyenangkan, misalnya dengan mengajak
siswa untuk menonton video atau film, menjelaskan topik permasalahan dengan
gambar, atau dengan media lain yang dapat membantu.
Setelah guru
menjelaskan topik permasalahan barulah kemudian guru mengarahkan siswa untuk
membuat hipotesis sederhana terkait masalah yang sedang dibahas. Dengan
berkelompok guru meminta siswa untuk membuat bukti atau penjelasan yang
menguatkan hipotesis mereka berdasarkan dari pengenalan topik melalui video
atau gambar seperti yang disebut di atas. Dengan demikian, guru telah membantu
siswa untuk kreatif dalam berfikir dan problem
solving dengan kemampuan siswa sendiri.
Demikianlah langkah dari variasi
pengembangan pembelajaran inkuiri dengan model pendekatan control and guided discussion yang bertujuan untuk menciptkan iklim
pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa lebih mudah mencerna materi yang
disampaikan oleh guru.
G. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
IKUIRI
1.
Keunggulan
a.
Menekankan pada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang.
psikomotorik secara seimbang.
b.
Siswa menjadi aktif dalam mencari dan
mengolah sendiri informasi.
c.
Siswa mengerti konsep-konsep dasar dan
ide-ide secara lebih baik.
d.
Memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
e.
Siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata-rata tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
f.
Membantu siswa dalam menggunakan ingatan
dalam transfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar
yang baru.
2.
Kelemahan
a.
Jika guru tidak dapat merumuskan
teka-teki atau pertanyaan kapada siswa dengan baik, untuk memecahkan permasalah
secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak terarah.
b.
Kadang kala guru mengalami kesulitan
dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.
Dalam implementasinya memerlukan waktu panjang
sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
d.
Pada sistem klasikal dengan jumlah siswa
yang relatif banyak;
penggunaan pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik.
penggunaan pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik.
e.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan
oleh kemampuan siswa menguasai materi, maka pembelajaran ini sulit
diimplementasikan oleh guru.
H. PERAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
DALAM MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK
Tujuan dari
pembelajaran setidak-tidaknya seorang guru menanamkan tiga domain, yakni,
kognitif, afektif dan psikomotor dan ketiga domian itu secara langsung akan
tertanam pada setiap siswa yang mengikuti suatu proses pembelajaran. Oleh
karena itu, yang paling mendasar dipafami oleh guru adalah melatih siswa untuk
berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu bukan merupakan tujuan
pendidikan inkuiri. Di samping itu juga strategi pembelajaran inkuiri
diharapkan mampu membangun karakter peserta didik. Darmiyati Zuchdi, dkk.
Berdasarkan Seminar dan
Lokakarya Restrukturisasi Pendidikan Karakter (2008)
di UNY, telah
dihasilkan sejumlah nilai-nilai
target yang dipilih oleh
setiap kelompok peserta,
yakni kelompok pimpinan,
dosen S1, dosen S2 dan S3, mahasiswa, dan tenaga administrasi. Kemudian dilakukan analisis
terhadap frekuensi kemunculan
pilihan nilai dari setiap
kelompok, sebagai dasar
untuk menentukan nilai-nilai
target yang dikembangkan di
Universitas Negeri Yogyakarta. Dari sekian banyak
nilai-nilai yang dimunculkan, akhirnya
terpilih 16 nilai target, yaitu:
1.
Ketaatan beribadah
2.
Kejujuran
3.
Tanggung jawab
4.
Kedisiplinan
5.
Etos kerja
6.
Kemandirian
7.
Sinergi
8.
Kritis
9.
Kreatif dan
inovatif
10. Visioner
11. Kasih sayang dan kepedulian
12. Keikhlasan
13. Keadilan
14. Kesederhanaan
15. Nasionalisme
16. Internasionalisme
Berdasarkan
paparan di atas maka pemakalah menganalisis bagaimana peran strategi
pembelajaran inkuiri dalam membentuk karakter peserta didik dengan melihat dari
konsep dasar pembelajaran inkuiri. Maka dapat disebutkan sebagai berikut :
a.
Mengarahkan siswa untuk mandiri, karena
dalam pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang
disampaikan oleh pendidik.
b.
Menanamkan rasa percaya diri, sesuai
dengan konsep dasar dari pembelajaran inkuiri, bahwa siswa diharapkan mampu
mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
c.
Menumbuhkan sikap kritis, yakni sikap
dan perilaku yang berusaha untuk menemukan kesalahan atau kelemahan maupun
kelebihan dari suatu perbuatan.
d.
Membentuk siswa yang kreatif dan
inovatif, yakni berpikir
dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara
atau hasil baru
dan termutakhir dari
apa yang telah dimiliki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses belajar inkuiri tidak dapat dipisahkan dari aktifitas dan
interaksi, karena persepsi dan aktifitas berjalan seiring secara dialogis.
Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktifitas di mana pengetahuan itu
dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di
mana pengetahuan didesiminasikan dan
diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini siswa akan dihadapkan
pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan
pembelajaran. Secara logika apabila siswa meningkat partisipasinya dalam
kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep
materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri
dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan penguasaan konsep materi
kuliah sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar.
B. Saran
Menurut
hemat penulis, pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri hendaknya bisa dikemas
dengan suasana yang menyenangkan. Penulis menyarankan alangkah baiknya jika
strategi pembelajaran inkuiri bisa diimplementasikan pada semua mata pelajaran
khususnya mata pelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir keras seperti
berhitung dan menghafal. Strategi pembelajaran inkuiri bisa juga menjadi
terobosan baru dalam pendidikan agama karena selama ini penyampaian pendidikan
agama masih terkesan monoton dan kaku. Disampin itu dalam penyampainnya siswa
hanya mendengar pemaparan dari guru yang kadangkala justru membuat siswa
menjadi bosan dan jenuh, akibatnya siswa tidak benar-benar menangkap materi apa
yang telah disampaikan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Asmaul Khair, Peningkatan kinerja Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Melalui Model
inkuiri pada Proses Belajar Mengajar IPS SD (Penelitian Tindakan Kelas pada
kelas V SDN 02 (Banjarsari Kodya Metro lampung), Tesis, Bandung: PPS UPI
Bandung, 2000.
Darmiyati
Zuchdi, dkk. Pendidikan Karakter dengan
Pendekatan Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur
Universitas, Yogyakarta: UNY Press, 2010.
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Sukma Erni, Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri
Dalam Mata Pelajaran IPS SD Kurikulum KTSP, Riau: Fakultas Tarbiyah UIN
Sultan Syarif Kasim, 2008