Tradisi Baik Sebelum Mengajar
By Fuad Hasan
Seorang murid tiba-tiba mengajukan
pertanyaan dengan nada lirih sewaktu kelas tengah tenang, “Pak, jadi guru itu
sulit ngga sih?” Untuk beberapa detik, saya hanya bisa terdiam. Sejenak berdiri
mematung di muka kelas, angan-angan saya menjelma bak anak-anak yang ada di
balik bangku berjajar. Ya, saya seperti memuda, kembali merasakan masa duduk
tenang sebagai murid yang sedang tekun belajar di bawah bimbingan guru.
“Itu pertanyaan, seperti pernah
kutanyakan di masa lalu!” Batinku menjawab. Waktu seperti benar-benar berulang,
Wajah guru-guru membentuk imajinasi senyuman di dalam cakrawala pikiran. Saya
terigat mereka, spontan bibir bergumam: “Allahumma sholli ‘ala Muhammad.”
Bersamaa sholawat itu, doaku deras nian mengalir ke samudera ketulusan
guru-guruku.
Ini dinamika usia yang tertali
oleh ilmu, sanad perjuangan yang terus bersambung sebagai pewaris tradisi
pengajar. Sebuah peristiwa menjadi awal mula, sebelum mulai mengajar, saya
telah menyerahkan semua ilmu dan petunjuk pencerahannya kepada Allah. Setelah
itu, surah Alfatihah kukirimkan untuk Gudang ilmu, Muhammad SAW, guru-guru ibu
bapak, murid-murid dan ilmu itu sendiri.
Semoga merutin, ini sebagai
tradisi baik penjaga kehidupan ilmu dan kemuliaan orang-orang alim.
1 September 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar