Rabu, 01 Juni 2011

Ghandi, Gus Dur dan Saya

Oleh Punggad

Sejenak dalam duduk sendirian, terbesit dalam nalar saya tentang rahasia hidup. Ketika merenungi ihwal itu, sembari mengotak-atik kembali pertanyaan besar “mengapa saya diciptakan berbeda dengan yang lain?” Pertanyaan ini membawa saya merambat menelusuri lorong-lorong pemikiran yang masih gelap, hingga sampai ujung malam saya baru temukan lentera kecil yang sedikit memberi pencerahan.

Setelah melihat cahaya itu, kata “Agama” mendadak muncul menghadang, saya mulai menilai tentang objektifitas agama dalam menuntun manusia menemani perjalanan singkatnya di dunia. Agama berarti sesuatu yang tidak rusak. Manusia yang di dalam hatinya terdapat agama, ia akan senantiasa dengan jernih memahami teka-teki kehidupan yang telah disusun oleh Tuhan. Pada hakikatnya, ia akan mengerti mengenai penurunannya di belantara dunia ini, yang tidak lain hanyalah sebagai Khalifah yang bertugas sebagai juru selamat, pemberi kesejahteraan, serta memupuk keberlansungan hidup bersama dalam bingkai keharmonisan.

Pesan hidup damai telah dikumandangkan mulai awal kehidupan manusia. Pesan itu akan berkesinambungan hingga saat ditutupnya pergelaran jagat raya ini. Konon, setiap satu abad akan muncul tokoh baru dari golongan kita yang lantang menyuarakan perdamaian dan menentang penindasan atau diskriminasi. Pada 2 Oktober 1869 lahir di India seorang yang masa hidupnya sangat gigih memperjuangkan perdamaian. Dialah Mohandas Karamchand Ghandi atau yang sering kita sebut Mahatma Ghandi. Dari Indonesia, tepatnya di Jombang pada 7 september 1940 lahir kembali seorang tokoh pembela perdamaian, yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kedua orang ini memiliki power determinity yang sama untuk mencipta dan melanggengkan perdamaian di muka bumi.

Ghandi hidup berada di tengah-tengah kolonialisme Inggris di India. Pemikiran-pemikiran Gandhi mulai terbuka ketika ia menumpuh studi hukum di Inggris pada tahun 1889. Setelah karir hukum selesai di India, pada tahun 1893 Gandhi bertolak menuju Afrika Selatan. 21 tahun di Afrika Selatan inilah yang menentukan arah hidup Gandhi hingga ia terbunuh di tangan Nathuram Godse seorang ekstrimis Hindu pada 30 Januari 1948.

Di ranah paling ujung selatan Afrika itulah, prinsip-prinsip perjuangan Gandhi terkelompok dalam bentuk Ahimsa; menentang kekerasan, Hartal; pemogokan dan Satyagraha; menolak kerjasama. Setelah kembali ke India pada tahun 1915, satu prinsip lagi muncul yaitu Swadeshi yaitu gerakan untuk menggunakan produk sendiri sebagai respon terhadap upaya Inggris menjadikan India sebagai pasar bagi hasil-hasil industri mereka. Hampir 33 tahun perjuangannya di India Gandhi tidak henti menyuarakan suara penentangan terhadap kolonialisme disertai pesan perdamaian. Ia harus melewati tragedi demi tragedi yang penuh darah dalam penentangan terhadap Inggris.

Buah manis yang dapat dipetik dari perjalanan hidup seorang Mahatma Gandhi ini, adalah keteladanan sebagai mata air inspirasi kehidupan seluruh manusia. Bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan tanpa kekerasaan, dengan mengutamakan perdamaian dan kebenaran dalam menjalankan kehidupan ini. Kita hidup dalam bumi yang sama tentunya harus bisa saling menghargai dan tolong menolong. Jika tidak maka kehidupan ini akan dipenuhi dengan kekacauan karena kita saling menyalahkan orang lain. Tentunya bumi ini akan lebih baik jika kita bisa duduk bersama untuk memecahkan sebuah masalah. Tanpa menggunakan kekerasaan, niscaya semua masalah bisa terpecahkan bersama.
Sepaham dengan Ghandi, Gus Dur lebih dikenal sebagai bapak Pluralisme. Ia berjuang membela kaum minoritas dan memenuhi hak-haknya sebagai sesama manusia. Semasa hidup, ia sangat mantap mengamalkan pesan-pesan damai dari agama. Menaburkan benih-benih cinta kasih untuk semua umat manusia. Prinsipnya dalam menghargai kebebasan berpendapat serta menjunjung tinggi perbedaan, banyak membuat orang lain meniru apa yang dilakukan Gus Dur.

Sosok inspiratif ini, mampu menggerakkan manusia mencapai peradaban yang penuh ketenangan, progresif dalam menentang segala bentuk ketidakadilan, serta membuka pintu gerbang  pemikiran manusia untuk terbang melihat luasnya dunia secara utuh. Salah satu peran urgennya adalah menjadi penengah dalam menyelesaikan berbagai problematika Internasional. Dalam kepemimpinannya sebagai presiden ke-4, ia telah berhasil mengayomi dan menaungi masyarakat semua golongan. Ia tidak membeda-bedakan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, dan status sosial seseorang.

Gus Dur merupakan tokoh kyai sekaligus politisi yang peduli terhadap diskriminasi. Sebagai contoh, ketika banyak orang menghujat dan mengklaim kelompok yang dianggap sesat, beliau justru membelanya atas nama kemanusiaan. Disini bukan berarti beliau setuju dengan aliran yang dianggap sesat itu. Tetapi beliau sangat menghormati keyakinan seseorang sebagai hak asasi mereka. Dalam pemikirannya, Gus Dur mengajari banyak kalangan untuk memahami dan menghayati agama secara dewasa, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Gus Dur sangat bijaksana sekali dalam mentoleransi gerakan yang dianggap sesat. Salah satu ajarannya, bahwasanya kita boleh saja memandang ajaran orang lain itu sesat, tetapi tidak dengan sendirinya kita boleh memusnahkannya.

Sama seperti mereka, sebagai seorang manusia saya tumbuh berkembang dalam ekosistem yang peduli pada perdamaian. Menciptakan suasana tenang dan damai adalah sebuah hasrat dan tujuan bakti hidup yang singkat ini. Prinsip utama yang menjadi pegangan menempuh jalan hidup saya adalah “sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya”. Kalimat ini bagi saya adalah mantra yang ampuh untuk bisa hidup bersama manusia dalam buaian penuh cinta dan kasih sayang.

Perjalanan yang cukup panjang di medan perenungan malam ini, merupakan pengalaman berharga dalam menyusuri lika-liku jalan menuju pengetahuan tentang hakikat hidup. Saya banyak menangkap pengetahuan baru tentang bagaimana seharusnya manusia dalam berolah dan gerak di bumi dan langit yang sama. Kita sebagai manusia, pada hakikatnya diciptakan oleh Tuhan dalam perbedaan. Berkenalan dengan Ghandi dan Gus Dur, memberikan spirit baru bagi saya pribadi, untuk berlari lebih cepat menggapai hasrat yang sudah tampak jelas dan nyata. Spirit dari merekalah yang saya pelajari sepenuh hati, untuk pembelajaran dikehidupan sekarang dan yang akan datang.

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...