Jumat, 09 Februari 2018

Masih Percaya Perempuan itu Makhluk Lemah?


Masih Percaya Perempuan itu Makhluk Lemah?
By Alkanjawi

Diskusi kelas pagi itu saya awali dengan pertanyaan singkat: Mengapa perempuan seringkali dikatakan sebagai makhluk lemah? 
Saya kira kelas ini akan menjadi paling hidup karena mulut-mulut akan bawel dan saling adu alasan membantah pertanyaan saya itu. Perlu anda tahu, bahasa tanya yang saya ucapkan adalah saringan dan lebih ringan muatan emosinya daripada yang tersangkut di balik pita suara saya. Saya turunkan tensi kejutan karena energi kelas masih akan banyak terkuras untuk anak-anak belajar seharian. Tetapi, anak-anak perempuan yang sebagian banyak masih fresh kosmetik wajahnya saya rasa tak lama lagi menjadi kusut karena perubahan suasana batin. Tunggu saja. Bukan kelas saya kalau tidak ramai!
Karena perempuan gampang nagis. Mereka itu cengeng pak Jawab Sarbimo pada pertanyaan saya..
Mengernyitlah dahi ini menanggapi jawaban Sarbimo. Tumben ada benarnya jawabanmu bro...
Namun Sri Merlin membantah: Kalau nangis ya bukan hanya perempuan saja woe! Laki-laki juga ada yang cengeng. Nggak masuk akal kalau nangis jadi alasan perempuan itu mahkluk lemah.
Kelas berjalan sesuai rencana. Tidak ada tanda-tanda kubu perempuan menentang pertanyaan saya. Itu artinya mereka menyatakan diri kaum Hawa adalah makhluk lemah. Menggembirakan.
Begini pak. Prempuan itu lemah karena tenaganya lebih sedikit daripada laki-laki. Misalkan para pekerja di lapangan, lihatlah lelaki mampu menangkat beban dua kali lebih berat daripada yang mampu diangkat perempuan. Kalau istilah orang Jawa, lelaki itu mikul dan perempuan hanya bisa nggendong. Mikul itu dimana-mana ya mengangkut dua sekaligus. Kalau nggendong daya tampungnya hanya satu. Iya ngga...? Salim mencoba berargumen.
Saya tidak setuju jawaban Salim pak sergah Sri.
Itu bukan masalah utama. Menurut saya, membandingan perempuan dengan lelaki atas dasar kekuatan fisik itu pendapat yang sudah lama sekali usang. Itu pemikiran prasejarah. Menusia bekerja  dengan otot kan memang sesuai dengan fitrah kemampuan fisik. Laki-laki dengan ukuran kekuatan otot mampunya segitu. Sama halnya perempuan yang kekuatan ototnya lebih kecil, kemampuan otonya juga sesuai dengan bentuknya. Saya akan angkat jempol kalau anda menunjukkan contoh bahwa setiap lelaki lebih pintar daripada prempuan. Tapi, saya rasa Anda tidak akan bisa menunjukkan contoh itu!
Jawaban si Srimer menentang dengan nada keras. Gadis berlensa mata itu lugas mengkritik pendapat kawan yang terlalu memuji fisik daripada kecerdasan. Hal yang substantif.
Dari bangku sudut kiri Dlasuqi nyeletuk: Apa jangan-jangan pertanyaan bapak itu kurang tepat?
Hemmm... Kurang tepatnya dimana yang mulia. Sudilah kiranya paduka menjelaskan pada kami semua... Jawab saya.
Sebagai pengingat saja, kita ini tidak hidup di jaman penjajahan bukan? Kita sekarang berada di era kebebasan berekpresi, kemerdekaan pendapat dan kesetaraan kerja. Lelaki bisa mengolah kekuatan otot, tidak ada salahnya perempuan mengikutinya. Lelaki bisa memikul, tidak terlarang bagi perempuan bisa memikul. Lelaki bisa kuliah, sekarang perguruan tinggi juga banyak mahasiswi. Lelaki menjadi pemimpin, perempuan banyak yang jadi pejabat dan mampu berprestasi. Saya pikir, adalah kemunduran jika jaman sekarang mengatakan perempuan sebagai makhluk lemah.
bhahaha...
Maklum saja karena bapak Fuad generasi jaman old yang kurang pengetahuan. Bisik-bisik Arditian ke sampingnya sambil cengegesan...
iya-ya... Ada Superman juga tidak ketinggalan ada Wonder Woman.
Betul Sri itu pak. Perempuan itu sebenarnya bukanlah makhluk yang lemah. Ia bahkan lebih kuat daripada laki-laki. Buktinya, ia kuat membawa dua buah gunung kembar.
bhahaha...
Siapa yang melahirkan keturunan manusia sehingga tidak punah? Perempuan kan! Memproses sperma menjadi janin dalam rahim itu bukan perkara mudah. Hanya perempuan yang bisa melakukan itu. Lelaki tak mungkin bisa. Itu bukti perempuan makhluk kuat.
Kelas ini telah dipenuhi kepala-kepala panas. Umpan melemahkan perempuan yang telah dilempar menyangkut di otak anak-anak sehingga sekali tarikan, straight pendapat. Kelas belum selesai. Pertanyaan apersepsi berhasil menghidupkan kelas. Ada yang mendukung ada yang menolak. Pelajaran tetap berlangsung, sebentar lagi saya akan melakukan pembelaan atas pertanyaan saya sendiri.
Pendapat yang luar biasa semua. Di kelas kali ini, saya sebagai fasilitator pembelajaran cukup merasa senang. Saya tidak menyerah dengan klausul di awal yang saya persoalkan. Sementara, saya ada di kubu yang setuju perempuan adalah mahkluk lemah.
Alasannya apa pak Tanya Arditian.
Semua sudah paham kan apa makna lemah? Antonim kata lemah adalah kuat. Orientasi ekstrim lemah itu menuju ke arah rusak, tidak tahan, labil, mudah terpengaruh, bahkan sampai kerusakan yang menular. Perlu kalian ketahuai, sifat-sifat tersebut tidak mungkin ada kecuali meledaknya titik rentan yang saya sebut CEMBURU. Di situ, perubahan reaksi perempuan terlihat sangat jelas. Yang tadinya mampu mengontrol emosi, karena cemburu ia menjadi tak terkendali. Urat kesadarannya putus. Mekanisme pembelaan diri dikuasai egoisme. Kata-kata tumpah, tajam-tajam. Kalau sudah ngomong seperti belati yang bisa menembus jantung lawan bicaranya....
... Menurut saya itu sisi lemah. Jika temen-temen lelaki ingin tahu kelemahan perempuan gampang saja. Buat ia cemburu. Semua sifat yang ditutup-tutupi, yang jaim, yang lemah lembut, yang anggun, akan terbongkar dan kelihatanlah kelemahannya. Yang tadinya tampil indah, karena cemburu hilang itu keindahan. Yang tadinya penyayang, karena cemburu, berubah wajah itu jadi menyeramkan. Itu kelemahan yang hakiki dari perempuan. So, Satu-satunya bukti di dunia ini yang bisa menjadi alasan perempuan adalah makhluk lemah adalah kecemburuan.
Silahkan renungkan.
Sebelum saya sudahi, kelas ini... Eh, Ardit. anak Bantul yang kamu ajak ke rumah kemarin itu kayaknya cocok sama kamu, senyumnya mirip
Sengaja saya tuju ke Ariani. Ia mulai melepas kaca mata, ia melirik dan jari-jarinya tak bisa diam, Setelah kelas, sebentar lagi penjelasan saya akan menjadi kenyataan...

Jgj, 8 jan 18.

end note: “perempuan dimenangkan oleh karena perasaan, dikalahkan juga oleh karena perasaan

Kamis, 08 Februari 2018

Sisi Lain Survey Pilkada Jateng 2018


Sisi Lain Survey Pilkada Jateng 2018

BY alkanjawi

Ahir Tahun 2017 aroma pilkada serentak telah semerbak di jagad politik daerah. Sebanyak 121 pilkada langsung dilaksanakan bulan 18 juni 2018. Daerah-daerah sibuk dengan branding partai, penilaian terhadap kandidat dan rekam jejaknya, dan secara tidak resmi partai mulai menggalang dukungan. Bagi lembaga survey politik, masa menjelang pemilukada bagai ladang yang sedang menuai panen. Partai-partai besar menggandeng lembaga survey untuk menyelenggarakan survey tentang persepsi masyarakat terhadap kandidat yang akan dicalonkan.
Suatu kebetulan, saya menjadi bagian dari enumerator lapangan mengunjungi orang-orang terpilih sebagai responden untuk dimintai perspektif. Sebelum terjun lapangan, enumerator mendapat trining/teknikal meeting pada sabtu 18 Desember di salah satu hotel tengah kota Jogja. Teknikal meeting diisi dengan bahasan kuesioner dan praktik wawancara. Berlangsung dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore.
Tugas wilcah saya di desa Sluke, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Sebelum pulang dari hotel, panitia memberikan 10 kuesioner, 10 cindera mata, serta biaya akomodasi dna transportasi. Sabtu petang saya berangkat ke Wilcah, sebelum pulang mampir ke Semarang dan sampai rumah jam 2 siang. Malam saya menginap di rumah, paginya baru berangkat menuju Sluke, Rembang.
Pagi jam 7.00 saya mengaspal menuju Sluke dengan jalan yang cukup lenggang. Setelah keluar dari gerbang batas Pati, terus saja saya menyusuri jalan arah timur ke pantura. Sampai di lasem pukul 8.00, tak lama lagi sampai ke Sluke. Jalan raya yang melewati bibir laut, indah sekali sampai-sampai sempat saya keblalasan 4 KM jauhnya. Balai desa Sluke yang saya cari tepat berada di pinggir jalan Raya. Ini balai desa yang sangat paling mudah saya temui selama survey.
Desa Sluke rupanya adalah wilayah yang sejak kecil saya ingin menginjakkan kaki di situ. Citanya, di desa itu ada gunung yang setiap pagi terlihat dari belakang rumah. Gunung itu terlihat jauh di seberang laut.
Sampai di kantor kelurahan Sluke 9:30. Saya swafoto dahulu di depan kantor itu untuk dikirim ke SPV sebagai bukti kalau saya sudah on the spot di lokasi. Ada dua pejabat desa bertugas di depan, mereka sedang menerima tamu dari sebuah marketing ponsel. Saya menunggu sebentar, menunggu gantian untuk melapor dan menjelaskan maksud kedatangan. Petugas di kantor itu menyambut hangat. Mereka menunjukkan saya untuk menemui mbah Modin yang sedang duduk di kursinya. Saya menemui pak Modin untuk meminta daftar RT/RW desa Sluke, dia memberikannya dengan ramah dan baik. Pelayanan yang menurut saya bagus.
Hari senin ini gunakan untuk listing. Saya harus menemui 5 RT terpilih untuk memperoleh daftar KK. Empat RT cukup mudah ditemui. Tetapi ada sebuah RT yang sulit. Sulit karena memang ia sibuk, kalau siang tidak di rumah. Memang menurut pejabat desa di kantor yang saya temui, RT satu itu memang kurang sosial dan paling tidak aktif. Lalu saya kembali ke kantor desa, dan pejabat desa mengantarkan saya ke rumah kader PKK. Ternyata ibu-ibu kader PKK itu juga memegang daftar KK di sebuah RT yang pak RT-nya sibuk itu.
Kesan baik yang ditampilkan pejabat desa Sluke saya acungkan jempol. Saya rasa mereka mengerti bahwa pemerintah adalah pelayan rakyat. Termasuk saya orang asing dari luar daerah pun mendapat pelayanan dan penghormatan. Di kantor itu saya dipersilahkan duduk, diberi minum aqua dan disuguh roti. Sebagaimana di kantor desa, di rumah kepala desa saya juga mendapat perlakuan yang baik, mendapat keterangan yang sangat bermanfaat untuk mengetahui sekilas karakter masyarakat setempat dan petunjuk arah-arah lokasi RT-RT terpilih pada denah desa.
Listing memakan waktu sampai sore, sedangkan di masjid utama desa Sluke yang sedang masa pembangunan hingar-bingar menyambut akan adanya pengajin akbar dalam rangka maulid Nabi SAW. Warga nampak sibuk persiapan pengajian itu. Saya memutuskan untuk pulang dan kembali lagi besoknya. Tetapi karena jarak rumah cukup jauh lagi keadaan hujan. Ahirnya memilih untuk menginap di rumah teman. Sebelah selatan pintu masuk Pantai Dampo Awang sekitar 500 meter. Sebelum sampai kesitu, saya maghriban di masjid Agung Lasem dan istirahat di masjid sampai jam 21.00. Sampai di rumah jam 22.00, langsung makan dan lanjut ke warung kopi. Pulang jam 1 dini hari lalu tidur.
Hari berikutnya saya ketemu dengan ketua RT 1 RW 1. Kedatangan saya dicurigai. Ada apa mas? sahutnya setelah saya mengetuk pintu depan. Ini pak, Saya kemarin dari kelurahan dan meminta daftar KK di RT bapak, saya dari lembaga survey dari Jogja yang bertugas di desa ini. saya ditanyai surat tugas. Hampir saja diinterogasi, tapi beruntunglah setelah membaca surat tugas saya dia menjadi lunak.
Pak RT ini berlaku keras pada orang asing. Ia waspada terhadap penipuan yang baru saja dialami oleh warganya. Belum ada seminggu berlalu, beberepa orang asing yang mengaku dari PLN mengharuskan warga membeli tutup tabung gas seharga Rp. 25.000 per biji. Pak RT menganggap mereka melakukan penipuan dengan menjual barang seharga 5.000 dengan alasan dari PLN menaikkan harga berkali-kali lipat. Ia juga menyangsikan ijin dari kelurahan kadang-kadang tidak teliti sehingga RT yang lagsung bersinggungan dengan warga harus selektif. Kalau ada apa-apa kan yang disalahkan RT.
Terkait dengan responden yang saya temui, dari 5 laki-laki dan 5 perempuan ada dua yang berkesan. Pertama, Di RT 1, rumah paling pojok yang banyak gazebo dan patung-patung unik. Pak Dul dengan rambut gondrong sedang ngobrol bersama teman-temannya di beranda dengan lampu yang sengaja tidak dinyalakan. Saya datangi kerumunan gelap itu. Pemilik rumah lalu menyuruh anak buahnya menyalakan lampu. Saya bilang ingin ketemu dengan istri bapak untuk diwawancara sebentar. Kenapa nggak sama saya aja mas? Tananya. Saya jelaskan kalau pemilihan responden ini sesuai metodologi penelitian. Beruntunglah dia mengerti dan memanggilkan istrinya.
Selanjutnya responden yang rumahnya persis di samping utara pak RT yang meminta surat tugas saya. Pas saya bertamu hanya ada istrinya di rumah, ia sedang ke warung. Lalu saya dipersilahkan masuk menunggu di dalam sementara istrinya pergi ke warung untuk memberitahu. Sebelum istrinya balik, tiba-tiba muncul dari balik pintu sosok besar dan hitam, sambil suaranya kencang : “Ada apa mas, mana surat tugasnya? Kaget saya mendengar suaranya. Sebelum saya selesai menjawab dia menyusuli: Seharusnya Anda tidak datang malam-malam gini!
Alamat ditolak. Di benak saya sudah merasa tidak nyaman ini nantinya. Tetapi saya coba dengan meyakinkan kedatangan saya bukan untuk macam-macam. Saya taruh berkas-berkas saya di meja, dan berusaha bicara dengan apa adanya. Orang hitam itu masih galak dan susah mencair. Lebih-lebih ngakunya orang Flores. Saya percaya saja melihat tekstur wajahnya. Dengan perawakan hitam dan keras itu ia telah berhasil menakuti saya. Saya luput satu hal: bahwa namanya di daftar KK adalah Reno Basuki, itu artinya tidak mungkin dia orang Flores.
Sampai ahirnya wawancara hampir selesai, lelaki yang bekerja di PLTU itu menjadi hangat. Ia meminta istrinya untuk membuatkan kopi setelah tahu kalau saya akan pulang dengan jarak yang cukup jauh. Ia tahu kalau saya akan melewati perjalanan malam yang dingin. Ia bahkan menjadi baik dengan nasehat dan pesan supaya saya hati-hati, eling dan waspada selama di perjalanan. Eling maksudnya selalu mengingat Allah agar tidak menjadi sasaran bagi pengaruh jahat mahkluk halus, dan waspada dari gangguan-gangguan kejahatan yang berasal dari manusia. 
Dari pengalaman berbincang-bincang lepas dengan beberapa warga di desa perbatasan Jateng-Jatim ini, warga kurang familiar pada tokoh-tokoh politik di Jawa Tegah. Banyak yang tidak tahu peran dan kiprah gubernur incumbent. Untuk ke dapan, warga nyaris tidak punya gambaran dari nama-nama calon yang saya sebutkan. Bagi warga setempat, pemilihan gubernur bukan suatu pesta demokrasi dan tidak menimbulkan greget perubahan di level paling bawah.

Jgj, 14-1-2017




post by student


Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...