Selasa, 10 September 2013

Pepatah Jawa dan Artinya

Pepatah Jawa dan Artinya
Perenungan, penuh makna

Bismilahirrahmaanirrahiim. Halo sobat pembaca, saya postingkan kumpulan pepatah Jawa yang semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Yang tulisannya bold adalah pepatahnya dan yang tidak bold adalah bahasa Indonesianya ataupun maknanya. Selamat membaca.....

1. Ana dina, ana upa.
ada hari ada rezeki

2. Ora obah, ora mamah.
Siapa yang tidak bergerak (berusaha), tidak makan.

3. Witing tresna jalaran saka kulina.
Cinta bermula dari kebiasaan.

4. Ngono ya ngono, ning aja ngono.
Begitu ya begitu, tapi jangan terlalu begitu ( jangan berlebihan).

5. Durung menang yen durung wani kalah, durung unggul yen durung wani asor, durung gedhe yen durung wani cilik.
Belum menang kalau belum berani kalah, belum unggul kalau belum berani rendah, belum besar kalau belum berani kecil.

6. Sing salah bakal seleh.
Siapa yang salah akhirnya akan menyerah.

7. Ngelmu iku kelakone kanthi laku.
Ilmu itu bisa terwujud dengan cara dilakukan (belajar).

8. Memayu hayunin bawana.
Menambah indahnya dunia yang memang sudah diciptakan sedemikian indahnya.

9. Aja adigang, adigung, adiguna.
Jangan mengandalkan kekuasaan, keluhuran, dan kepandaiannya.

10. Wani ngalah luhur wekasane.
Orang yang mau mengalah akan mulia di kemudian hari.

11. Angon mongso.
Menunggu waktu yang tepat untuk bertindak.

12. Becik ketitik ala ketara.
Baik dan buruk pasti akan ketahuan di kemudian hari.

13. Mburu uceng kelangan dhelek.
Mencari sesuatu yang kecil malah kehilangan sesuatu yang lebih berharga.

14. Cincing-cincing meksa klebus.
Bermaksud irit tapi justru boros.

15. Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh.
Meskipun bertindak pelan-pelan tetapi bisa terlaksana keinginannya.

16. Kakehan gludhug kurang udan.
Terlalu banyak bicara tetapi tidak ada kenyataannya.

17. Mulat salira, hangrasa wani.
Sebelum bertindak harus tahu diri, dipikir dengan jernih, tidak sembrono, supaya tidak mengecewakan orang lain. Jika merasa mampu maka bertindak, namun jika tidak mampu harus berani mengatakan tidak.

18. Milih-milih tebu oleh boleng.
Terlalu banyak pertimbangan akhirnya justru mendapat hal yang tidak baik.

19. Ngundhuh wohing pakarti.
Setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya.

20. Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.
Jika hidup saling rukun maka akan sejahtera, jika hidup saling berselisih maka akan membuat rusak.

21. Sepi ing pamrih, rame ing gawe.
Melakukan suatu pekerjaan dengan giat tanpa pamrih.

22. Sluman slumun slamet.
Meskipun kurang hati-hati namun masih diberi keselamatan.

23. Tega larane ora tega patine.
Meskipun hati tega melihat orang lain sengsara tetapi masih mau memberi pertolongan.

24. Yitna yuwana lena kena.
Barang siapa berhati-hati akan selamat, sedangkan yang ceroboh akan mendapat petaka.

25. Ajining diri dumunung ana ing lathi.
Kehormatan seseorang terletak pada tutur katanya.

26. Ajining raga ana ing busana.
Kehormatan seseorang secara fisik dilihat dari busana yang dikenakan.

27. Alon-alon waton kelakon.
Biar lambat tidak apa-apa asalkan tercapai tujuannya.

28. Yen wani aja wedi-wedi, yen wedi aja wani-wani.
Kalau berani jangan takut-takut, kalau takut jangan sok berani.

29. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi daya kekuatan.

30. Sapa sira sapa ingsun.
Orang harus bisa menempatkaan diri, jangan sembarangan menyuruh atau memerintah orang lain.

31. Utang lara nyaur lara, utang pati nyaur pati.
Segala perbuatan yang dilakukan terhadap orang lain akan dibalas setimpal perbuatannya.

32. Basa iku busananing bangsa.
Budi pekerti seseorang bisa terlihat dari tutur kata yang diucapkannya.

33. Aja dumeh.
Siapa pun tidak boleh mengandalkan jabatan, kedudukan, atau kepandaiannya untuk menekan orang lain karena manusia sama di hadapan Sang Khalik.

34. Cedhak kebo gupak.
Berteman dan bergaul dengan orang jahat pasti nantinya akan ikut-ikutan / terbawa-bawa.

35. Aja goleh wah, mengko dadi owah.
Jangan melakukan suatu pekerjaan dengan didasari dengan niat mencari perhatian orang atau mendapatkan pujian melainkan lakukanlah dengan niat baik dan ketulusan.

36. Balilu tau pinter durung nglakoni.
Orang bodoh tetapi sering mempraktekan suatu pekerjaan akan lebih dihargai daripada orang pintar tetapi belum pernah mempraktekan pekerjaan tersebut.

37. Sabar sareh mesthi bakal pakoleh.
Berbuat sesuatu janganlah terburu-buru agar mendapat hasil yang diinginkan.

38. Durung pecus keselak besus.
Belum memiliki bekal yang cukup, tetapi memiliki keinginan yang bermacam-macam.

39. Kendel ngringkel, dhadag ora godhag.
Mengaku berani dan pandai tetapi sesungguhnya penakut dan bodoh.

40. Kalah cacak menang cacak.
Setiap pekerjaan sebaiknya dicoba terlebih dahulu untuk mengetahui dapat atau tidaknya pekerjaan tersebut diselesaikan.

41. Garang garing.
Orang yang sok kaya tetapi sesungguhnya berkekurangan.

42. Kemrisik tanpa kanginan.
Mengatakan kebersihan hatinya sendiri karena khawatir dirinya diduga orang melakukan hal yang tidak baik.

43. Sak beja bejane wong lali, isih beja wong kang eling lan waspada.
Seberuntung-beruntungnya orang yang lupa, masih lebih beruntung orang yang selalu ingat dan waspada.

44. Bapa kesolah anak molah.
Jika orangtua sedang mengalami kesulitan, anak juga ikut merasakan akibatnya.

Dikutip dari buku 172 Kumpulan Pepatah Bijak Menuju Hidup Lebih Baik karya Hendro Cahyo Suwarno.

Jumat, 30 Agustus 2013

12 MENIT MENJEMPUT IMPIAN


12 MENIT MENJEMPUT IMPIAN


Judul               : 12 Menit
Penulis             : Oka Aurora
Penerbit           : Naura Books
Terbit               : I, Juni 2013
Tebal               : 343 Halaman
Peresensi         : Fuad Hasan*)

Pernahkan Anda bermimpi untuk menjadi hal yang paling menakjubkan di dunia Anda? Tentu setiap orang memiliki hasrat untuk menjadi yang the best of the best. Dalam proses menggapai impian luar biasa itu, Oka Aurora (penulis buku) memberikan sebuah kunci emas yang sangat tepat untuk membuka pintu keajaiban tersebut. Kunci emas itu ialah kayakinan.
Semua hal yang menakjubkan diawali dari dorongan pikiran, dan saking kuatnya pikiran itu, impian akan naik tingkat menjadi imajinasi. Imajinasi menjelma menjadi sebuah bangunan keyakinan tangguh yang menjadi benteng dari serangan keraguan. Jika Anda memiliki impian, maka gantungkanlah impian itu di langit yang tinggi setara dengan bintang-bintang. Pandangi mimpi itu dan kerjarlah dengan usaha keras sampai menjadi kenyataan.  
Novel 12 Menit ini merupakan kisah inspiratif tentang proses berdarah-darah yang ditempuh oleh tim Marcing Band Botang, demi menggapai tujuannya memperoleh keberhasilan dalam perlombaan Marching Band Pupuk Kaltim dalam Grand Prix Marching Band di Senayan, Jakarta. 
Dalam proses berlatih, para personil marcing band ini selalu membawakan lagu yang sesuai dengan arahan pelatih mereka. Dari sini, penulis dapati sebuah kebijaksanaan, bahwa jika kau yakin melakukan suatu hal yang benar, pasti kelak saat waktunya tiba, dengan nyayianmu semua orang di sekitarmu akan menjadi sangat berbahagia.
Dalam berlatih para personil tim Marcing Bang Bontang juga berusaha keras tidak kawatir atau takut karena ejekan orang, karena sindiran atau sepertinya mengganggu orang. Meskipun awalnya latihan ini “mengerikan” akan tetapi dengan kesabaran ahirnya mereka dapat menikmati masa berlatih dengan perasaan puas.
Saat tiba sebuah pertunjukan di Jakarta, nampak dinarasikan penulis, mereka mampu dengan baik memainkan alat-alat musik, mereka memaikannya dengan hati. Perasaan lega menghangatkan mereka untuk mengungkapkan rasa terdalam dari suara hati. Saat itu pula, apa yang sejak semula mereka harapkan, ahirnya menjadi sebuah kenyataan.
Saat irama yang mereka bawakan selaras dengan suasana keriangan hati, mereka bermain marcing band tanpa keraguan walau sedikitpun, lagu itu terasa telah menjadi lagu yang paling merdu, sedang nyanyian yang dibawakan untuk mengiringi lagu itu, terasa menjadi yang paling mudah menyerap dalam setiap hati yang merasakan.
Cerita 12 menit ini, memberi inspirasi bagi para pembaca untuk meihat kembali apa yang ada di sekaliling pembaca. Memperhatikan dan memahami kondisi orang lain dengan tulus, ternyata dapat menjadikan seorang mengerti kondisi diri serta apa yang harus ia lakukan. Rene sebagai tokoh utama telah memberikan teladan luar biasa, bagaimana bimbingan yang diberikan pada tim marcing band botang adalah sebagai bukti nyata atas pemahaman akan dirinya.
Pada ahirnya, dengan keteguhan hati setiap mereka yang bisa mendengar akan menjadi lembut, setiap mereka yang melihat akan meneteskan air mata kebahagiaan mereka. Waktu 12 menit yang menakjubkan, bersama Rene, tim Marcing Band Botang ahirnya dapat menjemput keindahan impian- impian yang telah menjadi kenyataan.
Peresensi Fuad Hasan, Penikmat Buku.


Jumat, 03 Mei 2013

DIALOG GUS DUR (Tentang Diturunkannya Manusia di Dunia)



DIALOG GUS DUR Vs SANTRI


Santri : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"

Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang."

Santri : "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"

Gus Dur : "Ya tidak tahu lah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."

Santri : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"

Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi."

Santri : "Anti-aging gitu, Gus?"

Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."

Santri : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang, iblis kok dipercaya."

Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."

Santri : "Maksudnya senior apa, Gus?"

Gusdur : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa."

Santri : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"

Gus Dur : "Iblis itu dulu nya juga penghuni surga, terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam."

Santri : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara- garanya, aku jadi miskin kayak gini."

Gus Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."

Santri : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?"

Gus Dur : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).

Santri : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"

Gus Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."

Santri : "Aneh."

Gus Dur : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"

Santri : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."

Gus Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."

Santri : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus?"

Gus Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."

Santri : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak, Gus?"

Gus Dur : "Dua-duanya."

Santri : "Kok dua-duanya?"

Gus Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."

Santri : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus."

Gus Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat."

Santri : "Ooh..."

Gus Dur : "Jadi intinya begitu lah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong."

Santri : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus? Tidak mengakui Tuhan?"

Gus Dur : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu."

Santri : "Masa sih, Gus?"

Gus Dur : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok."

Santri : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"

Gus Dur : "Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran."

Santri : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh."

Gus Dur : "Siapa? Ente?

Santri : "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus. Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid'ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh."

Gus Dur : "Wah, persis Iblis tuh."

Santri : "Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya."

Gus Dur : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."

Santri : "Bedanya apa, Gus?"

Gus Dur : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama."

Santri : "Lho, kok begitu?"

Gus Dur : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."

Santri : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?"

Gus Dur : "Pinter kamu, Kang!"

Santri : "Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur."

Jumat, 15 Februari 2013

11 Keuntungan Membaca



Menurut ’Aidh bin Abdullah al-Qarn, ada 11 manfaat membaca:

1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.

3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang2 malas dan tidak mau bekerja.

4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.

... 5. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.

7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan para sarjana.

8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.

9. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat, terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 yg baik. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia2.

11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

Kamis, 17 Januari 2013

Aku Mimpiin Gadis Cantik

tadi malam, seorang gadis berparas cantik menyapa saya.

"Syaikh Anda kenal dengan saya"

merasa tidak kenal, saya kembali bertanya pada gadis di depanku itu.
"Saudari siapa ?"

"Aku putri dari seorang perempuan yang telah datang kepadamu kemarin itu dan engkau nasehati agar membaca sholawat untuk Rasulullah"

saya pun tercenung
"Ibumu bercerita padaku, dia bermimpi engkau menerima siksa yang amat pedih. tetapi aku tidak melihatmu seperti yang diceritakannya"

gadis itu menjawab
"Ada seorang lelaki yang lewat di atas kuburan kami, dia membaca sholawat sekali dan menghadiahkan pahalanya untuk satu kompleks pemakaman. siksa pun berhenti dan datang karunia Allah sehingga kami menjadi indah seperti yang engkau lihat"

"subhanallah"
saya merasa takjub. dan langsung membaca sholawat pada Rosulullah saat terbangun dari mimpi itu.

di bulan (maulud) kelahiran nabi ini, semoga kita bisa memperbanyak sholawat pada Rosulullah. 
sungguh sholawat itu akan berakibat semangat jiwa, kokohnya badan, dan membentang luaskan jalan menuju cita cita
Allahummasholli ala sayyidina muhammad wa ala ali syyaidina muhammad.

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...