Kamis, 15 November 2012

Filsafat Kerja Seorang Mekanik

dipublikasikan Majalah Gatra Edisi 27/XVIII 16 Mei 2012 


Ketika jutaan orang terjun mencari kerja, yang terjadi adalah sebuah persaingan yang semakin ketat. Di tengah gelombang pencari kerja yang sangat besar ini, frustrasi akibat pekerjaan banyak dialami para pekerja. Kejenuhan dan kebosanan pada pekerjaan tertentu berimplikasi pada kejiwaan dan membuat stres. Tidak sedikit di antara mereka memilih menanggalkan pekerjaan yang dirasa tidak layak lagi.


Di negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, orang yang memiliki keterampilan atau skill dapat memanfaatkannya secara bebas untuk membangun dunia kerja sendiri. Matthew sendiri awalnya hanya seorang mekanik sebuah bengkel. Ia kemudian berhasil membangun bengkel sendiri di Richmond, Virginia, berkat filosofi kerja yang dianutnya: hakikat pekerjaan adalah memberikan sesuatu untuk kebaikan orang lain.


Ia pun menyelesaikan program doktor filsafat politik dari University of Chicago. Sebagai filsuf dan pekerja keras, ia menekankan pribadinya untuk selalu memegang prinsip kesadaran dalam hidup. Hidup secara sadar diartikannya sebagai sikap sadar sepenuhnya atas setiap hal yang dipikirkan dan diperbuat sebagai situasi kemanusiaan. Hidup dengan baik berarti membuat diri kita berdamai dengan keadaan itu dan berusaha mengejawantahkan setiap kehebatan yang dapat diwujudkan dengan nyata. Kehebatan yang manusiawi adalah kehebatan di mana peluang untuk mendapatkan kepuasan itu tidak tertutup bagi banyak orang.


Buku ini memberi spirit kepada pembaca berdasarkan pengalaman pribadi. Crawford bekerja dengan keterampilan tangan yang dipadukan dengan pikiran. Baginya, proses seperti ini akan melahirkan kepuasan batin. Sebagai pekerja di bengkel motor, meski kotor dan berat secara fisik, ia menemukan pengalaman luar biasa: kekuatan kerja keras dengan gerak tubuh dan memutar pikiran.


Sebuah kisah menarik yang patut diteladani pengalaman saat Crawford bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel. Ia selalu berusaha memahami proses menjadi mekanik sepeda motor yang baik. Ia berinteraksi dengan mekanik-mekanik lain dan meluangkan waktu dengan para pengendara motor yang lebih berpengalaman.


Dari pengalaman itu, segala hal yang berkaitan dengan mesin terungkap nyata dalam sebuah lingkaran makna yang lebih luas. Pengalaman luar biasa ini akhirnya memberi peringatan bahwa jika kita menelusuri jejak dari tindakan kita sendiri dari sumbernya, jejak-jejak itu akan menunjukkan sebuah pengertian tentang makna proses kehidupan yang baik. Di sinilah ia menemukan bahwa kerja memiliki potensi untuk menghadirkan suatu ukuran pertalian dengan kehidupan.


Ditulis dengan gaya bercerita dan jenaka, Matthew yakin, pendidikan merupakan tempat penting untuk menciptakan manusia menjadi pekerja keras yang mandiri. Ia menilai, mental baja dan etos kerja yang baik harus diimbangi dengan pendidikan kepribadian berkarakter dan budi luhur. Tanpa dorongan karakter dan sikap luhur ini, mustahil lahir generasi berkualitas yang mampu memaknai kerja sebagai dedikasi untuk kemanusiaan.


Keberhasilan sistem pendidikan di Barat dalam menjawab tuntutan globalisasi kurang relevan diterapkan di negara-negara berkembang. Sebab di negara berkembang banyak ditemui masyarakat menengah ke bawah secara ekonomi. Realitas yang dijumpai, dunia pendidikan, kemudian mengakomodasi sistem korporasi yang hanya menghasilkan kelompok pemenang dan kelompok pecundang.


Di tengah krisis kemandirian bangsa berkembang, Matthew menulis tentang pentingnya melanjutkan gagasan pendidikan kemandirian. Dia berpikir, ketika peserta didik telah lulus dari bangku sekolah, ia akan punya bekal ajaran kemandirian yang nantinya bisa diolah dan dimatangkan dalam dunia kerja. Kemandirian adalah langkah awal untuk memunculkan keberanian mengaplikasikan keterampilan. Dilanjutkan dengan manifestasi dalam bentuk kerja pribadi atau kelompok baru sebagai wadah pekerjaan.


Buku ini lahir dari upaya untuk memahami arti sebuah pekerjaan. Pekerjaan bisa dipahami sebagai pedoman hidup. Artinya, sebuah pekerjaan adalah manifestasi dari olahraga, olah rasa, dan olah jiwa manusia yang pada hakikatnya tercipta sebagai makhluk pekerja.


di resensi oleh Fuad Hasan,
Bergiat di Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Shop Class as Soulcraft: an Inquiry into The Value of Work
Penulis: Matthew B. Crawford
Penerbit: Penerbit Gemilang, Jakarta, 2012, 288 halaman


Berani Hidup untuk Menjadi Juara

dipublikasi KORAN JAKARTA Jumat, 09 November 2012

Buku ini berisi tentang pengalaman dan proses kreatif orang-orang luar biasa. Dari nol mereka mulai berjuang mengubah jalan hidupnya demi menjadi yang terbaik. Terbukti, para tokoh yang dibahas di dalamnya adalah orang yang dulunya diremehkan, bahkan dicaci. Namun, dengan kesungguhan, tekad, dan etos kerja sangat tinggi, pada ahirnya mereka membuktikan bahwa dirinya benar-benar pantas diakui dunia sebagai the winner.

Buku ini bertujuan menumbuhkan semangat dan refleksi hidup bagi pembaca. Dipenuhi kisah-kisah inspiratif yang mampu melahirkan kesadaran rasional bahwa kesuksesan tidak hanya bagi mereka yang berpangkat atau bernasib baik. Keberhasilan dapat diwujudkan oleh siapa pun, tak terkecuali mereka yang berada dalam keterhinaan (contemptible) atau keterbatasan (difable).

Terdiri dari 99 kisah inspiratif yang terbagi dalam delapan bagian. Di antaranya, bagian Teguh dalam Keterbatasan (18 kisah), Jenius Pengguncang Dunia (15), Kegagalan Berbuah Kesuksesan (8), Berkat Kasih Ibu dan Keluarga (12), Persahabatan yang Kokoh (10), Cinta dan Dukungan (10), Usaha dan Kerja Keras (14), dan, Ketulusan dan Kebaikan (12).

Sebuah kisah tentang keteguhan proses dicontohkan oleh Lionel Messi. Messi kecil merupakan bulan-bulanan hinaan karena penyakitan, tubuhnya pendek, dan jelek. Pada awalnya, ini membuat Messi lemah mental dan merasa tersiksa. Kendati demikian, dia berusaha mengimbangi hinaan itu dengan latihan keras. Berusaha tidak ciut nyali saat dicemooh. Bahkan dia memaksa diri untuk berani mengikrarkan diri dengan berkata "Pencemooh, pengkritik, dan penentang harus membuatku lebih memiliki tekad daripada sebelumnya." (halaman 9).

Menurut penulis, untuk menjadi the winner, seorang perlu memiliki sikap berani dan pantang menyerah. Baginya, ini adalah pijakan dasar untuk melangkah. Berani dalam arti menatap masalah bukan sebagai hambatan, melainkan sebagai tantangan untuk bisa lebih kuat dan bergairah menjemput kebahagiaan. Pantang menyerah artinya tidak mudah terbius oleh godaan sekitar, bahkan jika itu berasal dari keluarga sendiri, sahabat, dan orang-orang sekitar yang kurang sepaham dengan idealisme untuk berkorban demi kemajuan.

Dalam hal ini, yang harus dibulatkan sang juara adalah membangunkan kesadaran diri. Meyakinkan diri tentang seberapa bulat kemauan untuk menjadi yang paling utama dalam proses menyelesaikan masalah. Seseorang yang niatnya kerdil pasti akan gusar sebelum "badai" masalah yang lebih besar menghantam. Atau, bisa jadi tersantap imaji fobis dan menjadi lemah karenanya. Niat ini sangat vital sebab ia menjadi landasan pikiran untuk aksi. Kuatnya niat akan menjadi perisai yang melindungi dan mempertahankan spirit juang dari bayangan kegagalan.

Judul buku Dari Batu Menjadi Bara merupakan bahasa kias, yang secara riil bisa diinterpretasikan sebagai dari sesuatu hal yang mati menjadi hidup. Dari yang tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang berharga. Buku ini ingin menguak kanyataan. Pada mulanya, kita tanpa kemauan dan kerja keras bukanlah apa-apa. Seperti batu yang terus diam selamanya. Tetapi, jika kita mengolah pikiran, hati, dan jiwa secara penuh, batu (tubuh) ini pun akan terbakar dan menjadi bara. Di sinilah substansi proses yang akan memancarkan sebuah pencerahan, bahwa berhasil dan menjadi juara itu bukan sebuah kebetulan, melainkan harus diciptakan.

Peresensi adalah Fuad Hasan, pemerhati buku pada FTK UIN Yogyakarta


Judul buku : Dari Batu Menjadi Bara
Penulis : Afin Murtie
Penerbit : Jogja Bangkit Publisher
Cetakan : 1, 2012
ISBN : 978-602-9431-05H
Tebal : 244 halaman

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...