Rabu, 18 Januari 2012

Strategi Pembelajaran Kooperatif

STRETEGI PEMBELAJARAN AKTIF 
(Bermuatan Karakater)


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Berawal dari Confucius, seorang Filosof China, dalam proses pengamatannya terhadap kehidupan, ia menjumpai problematika yang menghambat proses masuknya pengatahuan yang dipelajari. Sebuah statemennya yang terkanal adalah:
What I hear, I Forget (Apa yang saya dengar, saya lupa)
What I see, I Remember (Apa yang saya lihat, saya ingat)
What I do, I Understand (Apa yang saya lakukan, saya paham)
Tiga pernyataan sederhana ini kerap pula dialami oleh mahasiswa yang sedang dalam masa pembelajaran. Dari sini kemudian dapat diidentifikasikan mengenai pentingnya sebuah pembelajaran yang aktif untuk mendukung mahasiswa agar ingat dan mamahami pelajaran secara utuh.
Mel Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius tersebut menjadi apa yang disebut paham belajar aktif.
What I hear, I Forget
What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I see begin to understand.
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill.
What I teach to another, I master.
(Apa yang saya dengar, saya lupa)
(Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit)
(Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega/teman, saya mulai paham)
(Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterempilan)
(Apa yangsaya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya)

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep strategi pembelajaran aktif ?
2.      Apa saja bentuk-bentuk/model-model strategi pembelajaran aktif dan model strategi pembelajaran?
3.      Nilai apa saja yang terdapat dalam strategi pembelajaran aktif ?
4.      Apa keuntungan dan kelemahan dari strategi pembelajaran aktif ?
5.      Bagaimana peran strategi pembelajaran aktif 1 dalam membangun karakter peserta didik?

BAB II
PEMBAHASAN
A.            KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar mahasiswa ataupun mahasiswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.      Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar. Tetapi pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2.      Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah.
3.      Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah.
4.      Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.
5.      Umpan-balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Di samping karakteristik tersebut, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.  
Proses pembelajaran dapat ditingkatkan secara kualitas, sehingga penguasaan materi juga meningkat. Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit kuliah, mahasiswa cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar kuliah yang diberikan oleh pengajar secara pasif. Hal ini tentu saja semakin membuat pembelajaran tidak efektif, jika kuliah terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada mahasiswa untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada mahasiswa. Pada ujungnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai learning out comes yang diinginkan.
B.  MODEL-MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 1
1.         Membangun Tim
a.         Who Is In The Class?
Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan tim (team building) dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.
Prosedur:
1)      Buatlah  6 sampai 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase : Carilah seseorang yang unik dan mengetahui tentang salah satu hal di bawah ini:
Suka/senang menggambar
Mengetahui apa yang dimaksud rebonding
Mengira bahwa hari ini akan hujan
Berperilaku baik
Telah mengerjakan PR
Punya semangat kuat dalam belajar
dll
2)      Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada peserta didik dan
berikan beberapa perintah berikut :
Kegiatan ini seperti sebuah perburuan binatang, kecuali bahwa anda mencari orang sebagai pengganti benda. Ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari orang-orang yang cocok dengan pernyataan ini. Anda bisa menggunakan masing-masing orang hanya untuk sebuah pernyataan, meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu. Tulislah nama orang tersebut.
Ketika kebanyakan peserta didik telah selesai, beri tanda stop berburu   dan kumpulkan kembali ke kelas.
3)      Guru dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan teradap orang yang selesai pertama kali. Yang lebih penting surveilah kelas tersebut. Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran.
Variasi Pengembangan Strategi Pmbelajaran Who Is In The Class
·         Hindari persaingan dengan cara mengalokasikan cukup waktu bagi semua mahasiswa untuk menyelesaikan perburuan mereka.
·         Perintahkan mahasiswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu seberapa banyak kecocokan yang bias didapatkan oleh mahasiswa.
b.              TV Commercial
Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat
Prosedur :
·         bagilah peserta didik ke dalam team yang tidak lebih dari 6   anggota
·         mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia
·         iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh “Lebih baik hidup dengan ilmu Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia terkenal)
·         jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya, hal tersebut baik juga.
·         sebelum masing-masing team mulai merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan sebuah kepribadian terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik musik)
·         mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreatifitas setiap orang.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran TV Commercial
·         Mintalah setiap tim menciptkan iklan-iklan cetakan sebagai pengganti iklan-iklan tf. Atau, jika mungkin, suruhlah mereka benar-benar membuat iklan dalam vidio tape.
·         Undanglah setiap tim agar mengiklankan bakat atau sekolah mereka ketimbang materi pelajaran.
2.         Penilaian Cepat
a.    Questions Students Have
Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi mahasiswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada mahasiswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
Prosedur :
1)      Bagikan kartu kosong kepada mahasiswa
2)      Mintalah setiap mahasiswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
3)      Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan
4)      Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah
memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
a)      Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani
b)      Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat
c)      Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan
5)      Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
6)      Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.
Variasi Pengembangan Strategi Pmbelajaran Questions Students Have
·         Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu pada mahasiswa, buatlah kelas menjadi sub- kelompok dan lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
·         Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topik yang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.
·         Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untuk memeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan.

b.          Assessment Search
Hal ini merupakan suatu cara yang menarik untuk memberi tugas materi pelajaran anda secara cepat dan pada saat bersamaan, melibatkan peserta didik sejak awal uatuk mengetahui masing-masing mahasiswa dan belajar dengan kerja sama.
Prosedur
1)      Bagi 3 atau 4 pertanyaan untuk memahami mahasiswa anda. Anda boleh memasukkan peratanyaan di bawah ini:
·      Pengetahuan mereka terhadap mata pelajaran .
·      Sikap mereka terhadap mata pelajaran .
·      Pengalaman mereka yang berhubungan dengan mata pelajaran.
·      Latar belakang mereka.
·      Keinginan atau harapan mereka terhadap mata pelajaran.
2)      Bagi kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 orang mahasiswa (tergantung jumlah petanyaan yang anda buat). Berilah setiap peserta didik satu dari masing-masing tugas peratanyaan. Mintalah dia (peserta wanita/pria) untuk mewawancarai peserta yang lain dalam kelompok itu dan rekam jawaban dari pertanyaan yang diberikan padanya.
3)      Panggil seluruh peserta dalaam sub kelompok yang telah diberikan pertanyaan yang sama. Misalnya, jika ada 18 orang peserta, bagilah menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 3 orang peserta. Maka 6 orang diantara mereka akan diberikan pertanyaan yang sama.
4)               Mintalah masing-masing sub-kelompok mengumpulkan data mereka dan meringkasnya. Kemudian mintalah masing-masing sub- kelompok untuk melaporkan pada seluruh kelas apa yang telah mereka pelajari tentang peserta lainnya.
Variasi Pengembangan Strategi Pmbelajaran Assessment Search
·           Perintahkan mahasiswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri
·           Dengan menggunakan pertanyaan yang sama, pasangkan mahasiswa dan perintahkan mereka untuk mewawancarai satu sama lain (variasi ini cocok untuk kelas besar)

3.         Pelibatan Belajar Langsung
a.         Active Knowledge Sharing       
Ini adalah sebuah cara yang bagus untuk menarik para peserta didik dengan segera kepada materi pelajaran anda. Anda dapat menggunakannya untuk mengukur tingkat pengetahuan para peserta didik selagi, pada saat yang sama, melakukan beberapa bangunan tim (team building). Strategi ini bekerja dengan beberapa pembelajaran dan dengan beberapa materi pembelajaran.
Prosedur:
a.  Siapkan sebuah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari berbagai kategori berikut ini:
·      Kata-kata yang harus didefinisikan (misalnya, "Apa makna figh?"
·      Pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda mengenai fakta-fakta atau konsep-konsep (misalnya, "Sebuah tes psikologi valid/sah jika tes itu (a) mengukur sebuah sifat secara kinsisten dengan waktu yang lama dan (b) mengukur isi apa yang harus diukur.")
·      Orang-orang yang harus dikenali (misalnya, "Siapakah Harun al-Rasyid itu?")
·      Pertanyaan-pertanyaan mengenai aksi-aksi yang dapat diambil seseorang dalam situasi-situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana usaha-usaha Rasulullah saw memanfaatkan perjanjian Hudaibiyah untuk menyiarkan Islam?")    
·      Kalimat-kalimat yang tidak lengkap (misalnya, " ________ adalah menetapkan hukum suatu peristiwa yang belum ada hukumnya dengan peristiwa yang sudah ada hukumnya berdasarkan kesamaan illat")
b.  Mintalah para peserta didik menjawab berbagai pertanyaan tersebut.
c.  Kemudian, ajaklah mereka berkeliling ruangan, dengan mencari peserta didik yang lain yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya. Doronglah para peserta didik untuk saling membantu satu sama lain.
d.  Kumpulkan kembali kelas penuh dan ulaslah jawaban-jawabannya. Isilah jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa peserta didik. Gunakan informasi itu sebagai jalan memperkenalkan topik-topik penting di kelas itu.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Active knowledge sharing
·           Berikan satu lembar kartu indeks kepada setiap mahasiswa. Perintahkan mereka untuk menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat tentang materi yang diajarkan. Suruhlah , mereka untuk berpencar di dalam kelas, berbagi pendapat tentang apa yang mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah mereka untuk menuliskan informasi baru yang dikumpulkan oleh mahasiswa lain. Bila mereka sudah kembali ke kelompok masing-masing bahaslah informasi yang berhasil dikumpulkan.
·           Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan factual atau gabungan pertanyaan factual dengan pertanyaan opini.
b.  Lightening The Learning Climate      
Sebuah kelas dapat dengan cepat mencapai suatu iklim belajar yang informal, tidak mengancam dengan mengajak peserta didik untuk menggunakan humor kreatif tentang pelajaran secara langsung. Strategi ini tidak hanya mengerjakan sesuatu, namun pada saat yang sama membuat peserta didik berpikir.
Prosedur:
1.  Jelaskan pada peserta didik bahwa anda ingin melakukan sebuah latihan pembuka yang menyenangkan dengan mereka sebelum semakin serius tentang materi pelajaran.
2.  Bagilah mereka ke dalam sub-sub kelompok. Berilah mereka sebuah penugasan yang dengan penuh pertimbangan meminta mereka bergembira dengan suatu topik, konsep, atau isu penting dalam pelajaran yang anda ajarkan.

3.  Contoh-contohnya bisa berupa:
Pemerintahan: Buatlah outline tentang pemerintah yang paling opresif atau yang tidak bisa dilakukan yang bisa dibayangkan.
·         Matematika: Kembangkan sebuah daftar cara yang pal­ing efektif untuk mengerjakan penghitungan matematika.
·         Kesehatan: Ciptakan suatu diet yang sama sekali tidak ada nutrisi/gizi.
·         Gramar/tata bahasa: Tulislah sebuah kalimat yang berisi kesalahan gramatika sebanyak mungkin.
·         Teknik: Desainlah sebuah jembatan yang mungkin runtuh.
4.  Ajaklah sub-sub kelompok untuk menyampaikan "kreasi-kreasi" mereka. Berikan applaus hasil-hasilnya.
5.  Tanyakan: "Apa yang telah anda pelajari tentang pelajaran kita dari latihan ini?"
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate      
·           Guru bias membuat lelucon tentang materi pelajaran dengn kreasinya sendiri.
·           Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan diajarkan. Tambahkan humor pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan mahasiswa untuk memilih jawaban yang  menurut mereka merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.

c.        Go To Your Post    
Ini adalah sebuah strategi terkenal untuk menggabungkan gerakan fisik pada permulaan suatu pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan bagi berbagai macam kegiatan yang dirancang untuk merangsang minat awal dalam materi pelajaran anda.
Prosedur:
a. Letakkan tanda-tanda di sekitar ruang kelas. Anda bisa menggunakan dua tanda untuk menciptakan sebuah pilihan dikotomis atau beberapa tanda untuk memberikan lebih banyak pilihan.
b. Tanda-tanda ini dapat menunjukkan berbagai macam preferensi:
       Topik-topik atau ketrampilan-ketrampilan minat/perhatian bagi para peserta didik (misalnya, pemrosesan kata, pembuatan basis data)
       Pertanyaan-pertanyaan tentang isi pelajaran (misalnya, "Bagimana sebuah mesin turbo bekerja?")
       Solusi-solusi yang berbeda terhadap masalah yang sama (misalnya, hukuman modal versus hukuman kehidupan (mati))
       Nilai-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
       Karakteristik atau gaya personal yang berbeda-beda (misalnya, pendengaran, penglihatan, kinestesi/gerakan)
       Pengarang yang berbeda atau orang-orang terkenal di suatu bidang (misalnya, Thomas Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
       Kutipan, peribahasa, atau ayat yang berbeda-beda dalam suatu teks (misalnya, "Hormatilah ibu dan bapakmu" versus "Otoritas Pertanyaan" (Question Authority)
c. Mintalah peserta didik melihat tanda-tanda itu dan pilihlah satu. Sebagai contoh, beberapa peserta didik mungkin lebih tertarik dengan pemrosesan kata daripada pembuatan basis data. Suruhlah mereka "menandai" kesukaan mereka dengan bergerak ke tempat di ruang kelas di mana pilihan mereka ditempatkan.
d. Suruhlah sub-sub kelompok yang telah dibuat itu berdiskusi di antara mereka sendiri mengapa menempatkan diri dengan tanda mereka. Mintalah seorang wakil tiap-tiap kelompok menyimpulkan alasan-alasannya.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Go To Your Post   
·           Pasangkan mahasiswa yang prefensinya berbeda dan perintahkan mereka untuk membandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan perwakilan dari tiap kelompok prefensi.
·           Perintahkan tiap kelompok prefensi untuk membuat presentasi, membuat iklan atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan prefensi mereka.

4.         Belajar Kelas Penuh
a.      Synergentic Teaching
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki.
Prosedur :
§   Bagi kelas menjadi dua kelompok
§   Salah satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk membaca topik pelajaran
§   Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode yang diinginkan oleh guru.
§   Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan kelompok penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan/meringkas materi pelajaran.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Synergentic Teaching
·         Perintahkan setengah dari mahasiswa untuk mendengarkan penyajian materi pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah mahasiswa yang lain melihat informasi visual semisal melaui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran dengan telinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk membandingkan catatan apa yang mereka lihat dan yang mereka dengar.
·         Berikan contoh kongkrit tentang konsep atau teori yang hendak guru ajarkan kepada setengan hari jumlah mahasiswa. Guru jangan  katakan kepada mahasiswa tentang konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas konsep atau teori itu tanpa disertai contoh. Pasangkan mahasiswa dari dua kelompok dan perintahkan mereka unuk membahas pelajaran secara bersama.    

5.         Stimulasi Diskusi Kelas
a.        Point- Counterpoint
Strategi ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapat pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur :
·           Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai 2 perspektif (sudut pandang) atau lebih.
·           Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah pespektif yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan mendiskusikan alasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing-masing tim.
·           Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok,
·           Jelaskan bahwa peserta didik bisa mulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan sebuah argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan,
·           Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya. Berikan riaksi dan diskusi lanjutan.

Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Point- Counterpoint
·           Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok berbeda dan suruhlah mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat yang sama.
·           Aturlah kelompok-kelompok yang berlawanan agar mereka saling berhadap-hadapan. Ketika seorang menympulkan argumennya, suruhlah peserta didik itu melemparkan suatu benda (seperti sebuah bola atau benda kecil) kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis argumen orang sebelumnya.

b.   Reading Aloud
Mungkin mengherankan, membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi ini jauh seperti satu sesi studi Bibel. Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif.
Prosedur:
5)      Pilihlah sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. Batasi dengan suatu pilihan yang kurang dari 500 kata.
6)      Perkenalkan teks itu pada peserta didik. Perjelas poin-poin kunsi atau masalah-masalah pokok untuk diangkat.
7)      Bagilah bacaan teks itu dengan alinea-alinea atau beberapa cara lainnya. Ajaklah sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.
8)      Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, hentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, munculkan beberapa pertanyaan, atau berilah contoh-contoh. Buatlah diskusi-diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian lanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Reading Aloud
·         Guru membacakan teks dengan suara keras jika meragukan kemampuan membaca mahasiswa.
·         Guru memperintahkan pasangan mahasiswa untuk membacakan satu sama lain, hentikan untuk klarifikasi dan diskusi jika diperlukan.

c.       Active Debate
Suatu perdebatan dapat menjadi sebuah metode berharga untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi, khususnya jika para peserta didik diharapkan mengambil posisi yang bertentangan dengan pendapatnya. Ini adalah sebuah strategi untuk melakukan suatu perdebatan yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik dalam kelas—bukan hanya orang-orang yang berdebat.
Prosedur :
a.       Kembangkan suatu pernyataan yang berkaitan dengan sebuah isu kontroversial yang berkaitan dengan mata pelajaran anda (misalnya, "Poligami")
b.      Bagilah kelas menjadi dua team debat. Tugaskan (secara acak) posisi "pro" pada satu kelompok dan posisi "kontra" pada kelompok yang lain.
c.       Selanjutnya, buatlah dua atau empat sub-kelompok di dalam masing-masing team debat itu. Dalam sebuah kelas dengan 24 peserta didik, misalnya, mungkin anda buat tiga kelompok pro dan tiga kelompok kontra, masing-masing berisi empar anggota. Mintalah tiap-tiap sub-kelompok mengembangkan argumen-argumen untuk posisinya yang telah ditentukan, atau berikan sebuah daftar argumen yang lengkap yang mungkin mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir diskusi mereka, suruhlah sub-kelompok tersebut memilih seorang juru bicara.
d.      Aturlah dua sampai empat kursi (tergantung pada jumlah sub-sub kelompok yang dibuat untuk tiap posisi/bagian) untuk para juru bicara kelompok pro menghadap mereka, jumlah kursi yang sama untuk para juru bicara kelompok kontra. Tempatkan peserta didik yang lain di belakang team debat mereka.
e.       Mulailah "perdebatan" dengan menyuruh para juru bicara itu menyampaikan pandangan-pandangan mereka. Mengaculah pada proses ini sebagai "argumen-argumen pembuka."
f.       Setelah setiap orang telah mendengar argumen-argumen pembuka, hentikan perdebatan itu dan gabunglah kembali sub-sub kelompok semula. Mintalah sub-sub kelompok itu membuat strategi bagaimana mengkounter argumen-argumen pembuka tersebut dari sisi yang berlawanan. Juga, suruhlah masing-masing sub-kelompok memilih seorang juru bicara, lebih disenangi seorang yang baru.
g.      Mulailah "perdebatan" itu. Suruhlah juru-juru bicara itu, ditempatkan berhadapan satu sama lain, memberikan "argumen balik". Ketika perdebatan berlanjut (pastikan untuk menukar antara dua sisi tersebut), doronglah peserta didik lainnya membantu juru debat mereka dengan berbagai argumen atau bantahan yang disarankan. Juga, doronglah mereka menyambut dengan applaus terhadap argumen-argumen dari para wakil tim debat mereka. h. Ketika dirasakan sudah cukup, akhiri perdebatan tersebut. Sebagai ganti menyatakan pemenangnya, gabungkan kembali seluruh kelas dengan lingkarang penuh. Pastikan memadukan kelas tersebut dengan menyuruh peserta didik duduk bersebelahan dengan orang-orang yang ada dalam kelompok yang berlawanan. Buatlah suatu diskusi seluruh kelas tentang apa yang telah dipelajari oleh para peserta didik tentang persoalan dari pengalaman debat itu. Juga, mintalah peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka pikirkan merupakan argumen-argumen terbaik yang dibuat oleh kedua kelompok debat tersebut.
Variasi Pengembangan Strategi Pembelajaran Active Debat
·         Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan mahasiswa untuk menempati kursi-kursi ini manakala mahasiswa ingin berdebat.
·         Mulailah segera kegiatan ini dengan argument pembuka perdebatan. Lakukanlah dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir para pendebatnya.

C.     MODEL-MODEL STRATEGI  PEMBELAJARAN AKTIF 2
1.    Pengajukan Pertanyaan
a.    Learning starts with a question
Satu cara untuk menciptakan pola belajar aktif dengan merangsang pesrta didik untuk bertanya. Contohnya dengan memberi peserta didik hand out materi pelajaran, yang memberikan informasi luas tapi kurang detail atau penjelasan sangat dibatasi. Proses mempelajari sesuatu yang baru adalah lebih efektif jika peserta didik tersebut aktif, mencari pola dari pada menerima saja. Salah satu pola belajar aktif adalah merangsang peserta didik untuk bertanya tentang mata kuliah meraka, tanpa penjelasan dari pengajar terlebih dahulu.
b.    Planted question
Tehnik ini memungkinkan pendidik untuk memberikan informasi sebagai jawaban atas pertanyaan yang pernah diberikan kepada peserta didik yang dipilih sebagai rangkaian materi yang harus pendidik sampaikan kepada peserta didiknya.
c.    Role reversal question
Meminta peserta didik untuk memikirkan petanyaan selama inti pelajaran, tidak hanya pada akhir pelajaran, pendidik bisa mendapat respon yang bagus ketika pendidik bertanya. Jadi pertanyaan dari pendidik yang  dilontarkan kepada peserta didik, akan menjadi rangsangan bagi peserta didik, dari situlah mereka mencoba untuk merespons pertanyaan secara aktif.

2.    Belajar Bersama
a.    Information search
Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar di luar kelas untuk mencari informasi dan pengetahuan terkait supaya mereka dapat bebas mengekspresikan imajinasi setiap diri masing-masing. Karena sesungguhnya mereka bisa belajar mencari informasi di perpustakaan melaui, buku-buku, jurnal, sekripsi dan sumber-sumber belajar yang lain. Selain itu peserta didik juga bisa belajart dari alam dengan melakukan observasi alam.
Prosedur
1)      Bagi mahasiswa dalam kelompok-kelompok  kecil, sekitar 2 atau 3 orang
2)      Berilah masing-masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari jawabannya ditempat-tempat yang sudah ditunjuk guru.
3)      Petanyaan atau tugas yang diberikan sebaik distandarkan pada beberapa buku
4)      Kelompok mengerjakan tugas atau menawab pertanyaan.
5)      Di kelas masing-masing melaporakan hasil belajarnya
6)      Diskusi temuan kelompok-kelompok tersebut
b.    Card sort
Belajaran dengan strategi card sort ini dilakukan dengan cara membagikan kartu kecil yang sudah berisi materi pembelajaran yang masing-masing kartu memiliki pasangan, dimana nantinya dalam proses pembelajaran, peserta didik diperintahkan untuk memasangkan sesuai pasangannya atau sesuai kolom yang sudah disediakan dan ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajukan konsep, penggolongan, sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulang informasi.
c.    The power of two
Merupakan Srategi ini bertujuan untuk menunjukkan pemahaman bahwa belajar secara berpasangan akan lebih mudah dan lebih baik hasilnya dibanding dengan belajar sendiri. Mengapa demikian karena dengan belajar secara bersama-sama, seorang peserta didik bisa berbagi ilmu pengetahuan kepada temannya, dan jika ada yang kurang faham atau kurang bisa dimengerti masing-masing bisa saling melengkapi kekurangan anggotanya tersebut, sehinggga bisa tercipta pembelajaran yang optimal.
d.    Team quiz
Strategi ini akan meningkatkan kerjasama tim dan sikap bertanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan, yakni dalam bentuk kuis.
e.    The study group
Metode ini memberikan peserta didik tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan menjelaskan isinya dalam kelompok tanpa kehadiran pengajar.

3.    Strategi pengajaran teman sebaya
a.    Everyone is a teacher here
Merupakan sebuah srategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab indivindu. Strategi ini memberikaan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang ”pengajar” terhadap peserta didik lain.
b.    Student created case studies
Studi kasus nerupakan salah satu diantara sekian metode pembelajaran yang dianggap sangat baik.
c.    Jigsaw learning
Merupakan sebuah tehnik dipakai secara luas yangb memiliki kesamaan dengan tehnik ”pertukaran dari kelompok ke kelompok”dengan suatu perbedaan penting peserta didik menajarkan sesuatu.

4.    Starategi pengembangan ketrampilan
a.    The firing line
Strategi yang diformat menggunakan pergerakan cepat,yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain perang. Strategi ini menghendaki pergantian secara trus mnerus dari kelompok-kelompok. Peserta didik mendapat kesempatan untukmerespon secara cepat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan atau tipe yang dimunculkan .
b.    Active observasion and feedback
Biasa ketika menggunakan pengamat dalam latihan bermain peran atau sesi praktek ketrampilan adalah menunggu sampai penampilan selesai sebelum meminta feedback. Prosedur ini member perilaku feedback secara langsung. Ia juga menjaga para pengamat pada tumpuannya secara penampilan.
c.    Practice reherarsal pairs
Ini adalah strategi sederhana untuk melatih gradiresik kecakapan atau prosedur dengan partner belajar. Tujuannya adala untuk meyakinkan bahwa kedua partner dapat melaksanakan partner atau prosedur.
5.    Strategi meninjau ulang
a.    Index card match
Ini adalah menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Strategi ini memberi kesempatan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas.
b.    Giving question and getting answer
Strategi  pembelajran yang diarahkan untuk membangun tim dan melibibatkan peserta didik dalam meninjau ulang materi pelajaran dari pelajran sebelumnya atau diakhir pertemuan.
c.    Crossword puzzle
Mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung.  Teka-teki silang dapat diselesaikan individu atau tim.

D.    VARIASI PENGEMBANGAN SETRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 2
Setelah mepelajari sekian banyak teori setrategi pembelajaran khususnya setrategi pembelajaran aktif, yang di dalamnya banyak sekali komponen-komponen yang terkait, tapi dalam sekian banyak komponen yang ada didalamnya kami melihat ada yang kurang yaitu keterkaitan teknologi dam setrategi ini belum ada, padahal dalam kenyataan saat ini teknologi sangat membantu dalam peroses pembelajaran dan lebih efektif bila digunakan dengan tepat.
Untuk itu kami memiliki satu teori setrategi pembelajaran baru yang merupakan modifikasi dari teori yang sudah ada, yaitu PAIT (Pembelajaran Aktif, Inovatif dan Teknologi) yaitu sebuah teori setrategi pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik dan pendidik, dalam pemahaman materi, pengkajian materi, memunculkan sikap kritis dan tawaran solutif terhadap pembahasan dan pengkajian materi, serta berorientasi dengan teknologi. Maksud dari setrategi tersebut adalah seorang pendidik atau peserta didik harus mampu merangsang keaktifan di dalam maupun di luar kelas, dalam rangka memperdalam pengetahuan kemudian memuculkan dan menganalisis penemuan-penemuan baru dari hasil keaktifan di dalam dan luar kelas tersebut, sebagai inovasi yang akan digunakan untuk penyempurna pengetahuan yang sudah ada. Tidak terlepas pula keterkaitan teknologi, dalam hal ini teknologi dalm pembelajaran banyak macamnya baik yang berwujud Hard Were maupun Soft Were, yang akan membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan pendidik maupun sesama peserta didik tidak perlu harus bertemu langsung, bahkan peroses pembelajaran yang terjadi pun tidak harus tatap muka terus menerus tapi bisa melalui e mail, e learning, blog dan lain sebagainya. Selain itu juga penggalihan informasi dan pendalaman materi bisa juga dilakukan melalui teknologi (internet) tidak harus bertanya pada guru atau dari buku saja.
Jadi setrategi PAIT (Pembelajaran Aktif, Inovatif dan Teknologi) menurut kami cukup ideal untuk saat ini, terkait mahasiswa bisa menerima atau tidak, nyaman atau tidak, itu hal yang tidak perlu kita pikirkan, karena setrategi ini pasti menyenangkan, bisa dilaksanakan oleh semua orang dan yang paling penting adalah efektif dan efisien dalam rangka penggalihan dan pengembangan potensi dan kecerdasan peserta didik.

E.   NILAI-NILAI KARAKTER DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 1 DAN 2
Pendidikan Karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran aktif, ada beberapa nilai- nilai karakter yang dapat diintegrasikan dalam bentuk pembelajaran ini sebagai contoh misalnya :
1.      Kerjasama atau Gotong Royong;
2.      Kerja Keras;
3.      Menghargai;
4.      Bertangung Jawab
5.      Adil, dan lainnya.
Peserta didik tidak harus disampaikan melalui lisan tentang nilai – nilai karakter yang akan mereka pelajari, namun guru mengarahkan peserta didiknya untuk melakukan sesuatu yang memiliki nilai-nilai karakter di dalamnya, sehingga tanpa disadari oleh peserta didik ia telah melaksanakan dan mempelajari nilai-nilai karakter bangsa.

F.   KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
1.      Keunggulan strategi pembalajaran aktif 1
a.       Membantu mahasiswa-mahasiswa menjadi lebih terbiasa satu sama lain
b.      Dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada mahasiswa.
c.       Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
d.      Memungkinkan mahasiswa untuk menunjukkan inisiatif.
e.       Melibatkan mahasiswa dengan merangsang mereka untuk berbicara lebih banyak.
f.       Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar.
g.      Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian mahasiswa.

2.      Kelemahan strategi pembelajaran aktif 1
a.       Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.
b.      Banyak mengandalakan pendengaran (tipe belajar auditorial).
c.       Banyak waktu terbuang dalam pembagian kelompok.
d.      Kadang wkatu mubazir (terbuang) dan tidak produktif.
e.       Mahasiswa sering tidak mengerti aturan permainan walaupun guru sudah menginstruksikannya.
f.       Sedikit waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, atau diskusi.
g.      Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.
h.      Guru harus meluangkan waktu yang lebih.

G.   PERAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF 1 DAN 2 DALAM MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK.
Proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, ada juga yang menyebutkan bahwa pendidikan Indonesia telah gagal dalam membangun karakter. Penilaian ini  didasarkan pada banyaknya para lulusan sekolah dan sarjana yang cerdas secara intelektual, namun tidak bermental tangguh dan berprilaku tidak sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.
Menurut Kamus Besar Indonesia, karekater adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa dipahami sebagai tabiat atau watak. Dengan demikian, orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki karakter, mempunyai kepribadian, atau watak. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Tujuan pendikan karakter membentuk setiap pribadi menjadi insan yang mempunyai nilai-nilai yang utama, bukan sekedar pemahaman tetapi menekankan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.
Pengimplementasian  pembelajaran aktif satu yang bermuatan karakter tentu harus menciptakan lingkungan yang baik adalah lingkungan kondusif bagi mahasiswa. Lingkungan yang baik ini tidak mungkin terwujud dengan sendirinya. Agar terbentuk lingkungan baik dalam pembelajaran, harus ada kepedulaian baik antar mahasiswa dengan sisiwa dan mahasiswa dengan guru, motivasi dan niat yang tulus untuk memperoleh menuntut ilmu. Sebelum belajar hendaknya berdoa. Selain itu guru mampu menjelaskan tujuan atau pentingnya materi, mengontrol, menumbuhkan sikap kekeluargaan dan memberikan kepercayaan kepada mahasiswanya untuk menjelaskan ataupun mengapresiasikan keilmuannya.
Intinya tidak mengembangkan kecedasan intelektual (IQ) saja tetapi juga mengembangkan atau memperhatikan juga kecedasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (QS) secara seimbang dalam penerapan strategi pembelajaran aktif satu berbasis karakter sehingga mampu mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan mahamahasiswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar mahamahasiswa maupun mahamahasiswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran  tersebut.. Pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.             Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
2.             Mahamahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,
3.             Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah,
4.             Mahamahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
5.             Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Dalam strategi pembelajaran aktif terdapat nilai-nilai karakter yang dapat diambil cohntohnya kerjasama, Kerja Keras; Menghargai; Bertangung Jawab, Adil.
Adapun model-model strategi pembelajaran diantaranya:
   1.      Membangun tim
   2.      Penilaian cepat
   3.      Pelibatan belajar langsung
   4.      Belajar kelas penuh
   5.      Stimulasi diskusi kelas dll.
Dalam implementasinya strategi pembelajaran aktif tidak mengembangkan  kecedasan intelektual (IQ) saja tetapi juga mengembangkan atau memperhatikan juga kecedasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (QS) secara seimbang dalam penerapan strategi pembelajaran aktif satu berbasis karakter sehingga mampu mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.

DAFTAR PUSTAKA
Bobbi Deporter, Mike Henacki, Quantun Learnig,Bandung: Kaifa, 2011.
Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan, Yogyakarta: UIN SUKA JOGJA, 2009.
Komaruddin Hidayat, active Learning 101 strategi pembelajaran aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009.
Melvin L. Silbermen, active learning 101 cara belajar mahasiswa aktif, Bandung, Nuansa Media, 2011.
Uripsantoso.files.wordpress.com/2011/06/active-learning_52.pdf

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...