Rabu, 06 November 2019

Diam Untuk Belajar

Diam Untuk Belajar

Judul ini memang terkesan remeh, Tetapi ada yang hendak saya sampaikan kepada Anda mengenai tema ini, bahwa ada hikmah terkabut amat tebal, sehingga jika pemahaman Anda terbuka, maka Anda akan siap menerima banyak sekali rahmat dari Allah.

Anda boleh berpendapat sebebas-bebasnya atau seradikal mungkin tentang makna diam. Namun pengertian dasar diam bisa kita sepakati di sini: Tidak berbicara. Tidak berkata, atau tutup mulut.

Orang-orang yang mengakui diri merasa pandai, pastilah ia akan terus terdorong oleh hasrat batin untuk menyampaikan ide-ide, ingin memahamkan orang dengan dalil-dalil logis hasil pemikirannya, maunya berada di atas podium paling depan dan orang-orang memperhatikannya.

Wajarlah.

Karakter pendiam adalah hak laki-laki dengan kualitas kelas pejantan. Ia hanya akan berkata jika ada ikatan kausal yang sangat urgen. kata-kata menjadi puncak bahasa yang mengatasi semua bahasa simbolik. Artinya, jika pemahaman bisa dilakukan dengan bahasa simbol, maka kata-kata telah gugur fungsinya.

Lelaki yang banyak banyak pembicaraannya adalah representasi banyaknya keinginannya yang tidak tergapai. Semakin banyak hal dibicarakan, tentang apapun bahkan hanya sedikit pengetahuan yang dia kuasai. Jika dipantik dengan pertanyaan emosional, maka kata-katanya akan tumpah, seperti sampah yang tidak lagi bernilai.

Bagi lelaki, kata-kata hendaknya hanya diucapkan karena ada nilainya. sehingga satu kata yang dia ucapkan berharga, ibarat diam adalah emas, maka kata semenstinya memiliki nilai setingkat mutiara.

Banyak bicara adalah masalah tersendiri bagi orang pandai. Apalagi bagi lelaki. Sudah pasti, ia akan sulit mengalah, Jika dihadapkan pada masalah, kata-kata bisa menjadi alat paling ampuh untuk tameng pembelaan diri. Kata-kata juga senjata untuk menjatuhkan lawan dalam sumber kesalahan yang bisa jadi tidak pada dirinya

Anda bisa berkaca untuk menemukan contohnya.

Dalam kaitan belajar ilmu langsung dari Allah, diam adalah pintu pengetahuan. Jika Anda berniat ingin memperoleh ilmu dari Allah, dalam proses belajar Anda harus banyak diam. Kalau anda berkata, sama halnya anda menutup pintu pengetahuan, dan ilmu Allah tidak akan masuk dalam hati Anda.

Dalam Alquran, ada beberapa ibroh terkait pentingnya laki-laki untuk diam. hal itu bisa ditemukan dalam kisah-kisah postif pada kasus nabi Musa dan Zakariya.

Kisah Nabi Musa yang populer kita dengar yaitu, bahwa ketika dia ditanya oleh kaum Israel, kaumnya sendiri, "Siapa yang paling pandai wahai Musa?", Musa menjawab, Aku lah yang paling pandai. Akulah yang paling tahu tentang segala hal, daripada kalian.

Wajar, mungkin jawaban itu untuk membuktikan ekstensi kedekatannya dengan Allah. Namun, ada yang luput dari pandangan Musa dari peristiwa itu sehingga Allah berkomentar balik.

Ada yang lebih pandai dari pada kamu wahai Musa. Dialah Hambaku. dia adalah Balya bin Malkan atau kita sering kenal dengan Nabi Khidir AS.

Khidir As adalah seorang hamba yang termasuk dari sebagian orang yang menerima ilmu langsung dari Allah.

Dalam surah al-Kahfi, kisah ini termaktub cukup jelas. Bahwa dalam proses Musa ingin belajar ilmu kepada Khidir, ada banyak sekali tahapan, pos-pos dan peristiwa yang amat simbolik. Di antara simbol itu ada: ikan mati yang bisa hidup, pertemuan 2 air laut, membunuh bocah, melobangi dek kapal, dan menegakkan bangunan reot.

Ini adalah sebagian dari pasword yang berkaitan untuk syarat-syarat menerima ilmu. Khidir as sudah memperingatkan Musa untuk tidak bertanya. Jangan banyak bicara, jangan berkomentar pada proses.

Tetapi, Memang tabiat orang yang merasa pintar adalah banyak bicara. Orang yang banyak bicara pastinya kurang sabar. Orang yang kurang sabar tidak bisa belajar pada proses. Artinya, ia akan kembali mengulangi kesalahan yang sama.

Khidir berulangkali menegur Musa, karena cerewet dan memprotes peristiwa yang belum final. Dia kurang sabar menghadapi suatu rangkaian takdir yang bisa jadi komentarnya tersebut menjadi musabab tertutupnya pintu hati sehingga ilmu Allah tiak bisa masuk.

Musa gagal menangkap tanda dan pemahamasn simbolik dalam proses belajar tersebut.

Dari kisah ini Allah telah menunjukkan tentang pentingnya faktor diam. Boleh jadi kisah ini menjadi pelajaran tentang syarat yang harus dipenuhi agar kita bisa mendapatkan ilmu seperti ilmunya nabi Khidir As.

Kisah lainnya yaitu ada pada keinginan Zakariya untuk mendapatkan keturunan dari Allah. Setelah berdoa di Baitul Maqdis, ia mendapat kabar dari Allah bahwa dia akan dikaruniai anak seperti yang ia idam-idamkan puluhan tahun lamanya. Namun, Zakariya sempat sangsi, mana mungkin dirinya yang sudah tua akan mendapatkan keturunan, di tambah istinya adalah orang yang mandul. Sulit logika menerimanya.

Tapi jika kabar ia akan mendapatkan keturunan itu benar, Zakariya kemudian meminta tanda-tanda kebenaran kabar tersebut. 

Allah memberi tanda sesuatu yang unik. Yaitu, Zakariya tidak dapat bicara dengan manusia kecuali dengan bahasa isyarat. Artinya ia tidak boleh berkata- tidak berpendapat, tidak berkomentar terhadap peristiwa di sekelilingnya mengenai apapun selama tiga hari. Zakariya harus diam.

Kabar dari Allah terwujud, Zakariya memiliki putera yang lucu dan kelak menjadi nambi yang periang, namanya Yahya.

Bisa kita bayangkan, bagaimana ekspresi wajah Zakariya ketika bercanda dengan buah hari yang masih imut dan lucu itu. pastinya ia kegirangan saat menimang anaknya. Yakiaa-yakiaaa... 

Dua peristiwa di atas adalah bagian penting tentang mengapa lelaki musti harus tidak banyak bicara untuk mendapatkan rakmat dari Allah. Khidir dengan Musa mendapat ilmu laduni, Zakariya mendapat keturunan dari Allah. Ilmu laduni adalah ilmu dari Allah, tetapi yang berasal dari Allah bukan hanya ilmu, bisa keturunan, kekuasaan yang menolong dan lainnya.

Kekuasaan Laduni diberikan Allah kepada Muhammad pada peristiwa agung Fathul makkah.

Demikianlah rahmat Allah diberikan langsung kepada manusia. Semoga kita menjadi bagian orang yang mampu untuk diam, memperhatikan tanpa komentar atau protes terhadap sesuatu yang kita lihat sebagai keburukan atau kejahatan yang pada hakikatnya itu adalah takdir Allah. 



.







Senin, 30 September 2019

Al-Ikhlas dan Allahuakbar

Gapura di depan rumah



Salah satu nasehat agama yang penting untuk kita wujudkan bersama adalah: Ketenteraman Keluarga.

Ketenteraman keluarga adalah syarat utama untuk membangun surga dunia. Ada keluarga kecil, Ada keluarga besar, ada keluarga suku, ada keluarga bangsa dan seterusnya. Kita diperintah untuk membangun semua jenis keluarga tersebut agar berdiri kokoh dan cahaya keindahan Islam memancar dari dalamnya.

Rumah secara fisik adalah bangunan yang berfungsi untuk tempat tinggal serta perlindungan dari terik dan dingin. Secara filosofis, orang Barat menyebut rumah sebagai home, home is where our story beginsAgama Islam sangat menekankan untuk membangun, mengurus, dan menciptakan rumah sebagai ring dan tameng perlindungan dari serangan-serangan kerusakan.

Jika itu terwujud, maka istilah baity jannaty sesungguhnya bisa dicapai.

Sedikit etimologi untuk kita pahami, tentang posisi dan fungsi rumah bagi manusia: bahwa rumah dalam bahasa Arab, Bayt didahului huruf hija’i, ba’, adalah huruf setelah alif. Jika Alif adalah tegak yang representasinya menuju pada spiritualitas dan penghambaan kepada Allah, maka Ba adalah lengkungan bergambar cawan untuk menampung semua harkat kemanusiaan kita. Salah-benarnya perilaku kita, baik-buruknya kita, jelek dan indahnya kita semua.

Kemudian diikuti dengan ta. Menurut saya, ta adalah sarana keabadian untuk pedoman dalam mengarungi perjalanan zaman. Maka Allah menciptakan kalam-Nya degan cara diabadikan melalui goresan huruf. Pedoman mesti dituliskan agar abadi. Begitupula manusia, semua amalnya pun akan dicatat supaya ada bukti dokumen otentik sebagai bukti jika nantinya lupa.

Tanpa adanya kesadaran ta’, takkan ada Tulisan, adanya hanya ucapan-ucapan (Tu)Lisan.

Jadi, ba adalah aksara khusus menyebut wadak kemanusiaan kita, semua akan ditampung selama manusia hidup di dunia. Setelah manusia mati, barulah kemudian ba’ akan berlabuh ke ahirat dengan mambawa semua amal perbuatan kita untuk dibogkar dan diperhitungkan.

Sebagai penguat argumen kecil tersebut, kita tahu, orang kita menyebut tempat air di kamar mandi = bak mandi, menyebut tempat mengangkut sebagai bak truk, dll. Semua orang paham bagaimana ba’ dipakai untuk menyebut benda-benda yang berguna sebagai penampung.

Aksara global telah setuju itu, terbukti pada kesamaan tunggal dan melampaui segala bentuk peradaban. Alif, ba, ta, - alfa, beta, teta, - a b c, dan seterusnya.

Nasehat Ulama


Telah basah telinga ini dengan nasihat ulama, sehingga tutur kearifan itu benar-benar meresap ke dasar batin dan berbuah pada perilaku-perilaku yang mulia.

Jika ingin mendapatkan keluarga yang tentram, jangan lupa ucapkan salam dan bacalah surat al-ikhlas ketika masuk rumah. Jika kamu ingin kaya maka akan kaya. Kalau ingin cinta maka akan keluargamu akan dipenuhi cinta.

Mengapa bisa begitu? Sekian detik saya termenung oleh pertanyaan ini.

Ya. Saya ketemu tiga kata kunci untuk menguraikan secara logis mengenai pesan simbolik di atas: yaitu: Salam, Alikhlas dan Masuk Rumah. 

Begini penjabarannya.

Pertama, Makna salam adalah ungkapan sekaligus harapan tertinggi yang mewakili tujuan dihidupkannya manusia di dunia. Salam di sini berarti "berserah". Sesuatu yang mengisyaratkan bahwa manusia yang selamat adalah mereka yang berserah kepada Tuhannya. Ia sangat menyadari apa saja yang dilakukannya untuk pribadi dan orang lain tidak lain hanya untuk Allah. 

Bagi umat Islam, mengucapkan salam adalah hak, tapi menjawabnya justru kewajiban. Ini dialektika Allah menghubungkan manusia dengan tali imajiner berupa salam. Tali itu sangat kuat dan tidak akan bisa putus bahkan ketika diantara mereka saling membenci.

Kedua, Al-ikhlas. Mengapa mambaca al-ikhlas, bukan surah yang lain? Kita mesti tahu, tidak ada kata ikhlas di dalam surah al-ikhlas. tetapi lebih pada substansial, bahwa ikhlas yang sebenarnya adalah mengakui Allah sebagai RabbMalik, dan Ilah. Pengakuan kita pada jabatan, harta, atau popularitas, semua tiada bernilai apa-apanya

Jika al-ikhlas didekati dengan kacamata sosial, maka artinya adalah: suatu sikap ikhlas pada perbuatan baik, mestinya perlu disebarluaskan untuk menarik simpati. Tetapi dengan maksud agar perbuatan baik itu dicontoh banyak orang. 

Sedangkan secara filosofis, alasan membaca surah ikhlas berarti meng-ikhlas-kan semua yang telah terjadi. Dalam sehari itu, jika di jalan Anda jengkel di tengah macet. Jika Anda karyawan ketika dimarahi boss, jika Anda guru dengan murid-murid yang bikin nagis, jika Anda lemah menghadapi kenyataan, ikhlaskanlah semua itu. Lepaskan semua masalah di luar rumah, Sehingga Anda masuk rumah dalam keadaan rela, ikhlas semua adalah kehandak Allah.

Ini sagat bagus untuk kita semua, karena kita akan steril dari sesuatu yang menambah beban pikiran, kembali dalam kondisi fresh, berkumpul bersama keluarga dalam pergaulan sehat dan waktu berkualitas.

Tetapi jika kita pada hari itu terlibat pada keburukan yang menagarah maksiat, maka makna ikhlas adalah pintu kesadaran untuk kembali kepada Allah. Bertaubat sebelum langkah kaki menginjak pintu rumah. Sebagian rumah terdapat pintu gapura di bagian depan, ini pengingat bahwa Allah maha ghafur yang artinya Allah maha pengampun.

Ketiga, Masuk Rumah. Sejauh apapun manusia berkelana, maka rumah adalah tempat kembali. Di dalam rumah ada kehidupan yang dari situ kehidupan di mulai. Sebagaian orang Jawa, mereka tidak membawa pekerjaan di dalam rumah. Sebab kawatir rumahnya terkontaminasi "pekerjaan", Saya kira itu fanatik yang berlebihan, kecuali jika benar pekerjaanya adalah merugikan orang lain.

Rumah menjadi tempat utama pendidikan keluarga, anak-anak dan tempat menciptakan tradisi yang positif untuk membangun peradaban. Apabila beban pikiran dan maslah-maslah negatif terbawa masuk ke dalam rumah, iklim rumah akan menjadi sarang berkembangnya penyakit. Menghambat ketundukan kita kepada Allah, dan lemahnya kekuatan imun hingga rentan terkena pengaruh buruk dari luar.

Jika Anda seorang musafir, traveler atau pengembara, pastinya mengerti satu hal. Rumah adalah segalanya. Ketika lepas ikatan rumah pada seseorang, orang Jawa menyebutnya kabur kanginan.

Itulah ketiga kata kunci sebagai pondasi bangunan agar rumah tangga kita bagai Surga. Jika rumah manusia asalnya adalah Surga, maka selayaknya mereka tinggal di surga. Dari situ, seharausnya tidak ada celah sedikitpun rumah kita berpeluang menjadi seperti Neraka.

Jika saat kembali ke rumah dianjurkan membaca Al-Ikhlas, lalu apa yang peru dibaca ketika hendak "keluar" rumah.

Ini teori dasar kausalitas, membahas pulang, mestinya tidak meninggalkan pembahasan pergi. 

Satu tambahan penting, saya ingat betul ketika merasa kawatir atau takut dengan keadaan yang sedang “panas” di luar, banyak demonstrasi, kekerasan, ancaman kejahatan dll, bagaimana kita membekali diri supaya selamat dari semua keburukan itu. Banyak hal yang bisa menjadi bekal, tetapi dalam konteks ini saya ingat Imam Hasan As-Syadzily.

Beliau memberi saran, bacalah takbir. Allhuakbar, mimma akhofu wa akhdzar. Kalimat ini mengajurkan kita semua akan kebesaran Allah meliputi langit dan bumi. Dia yang menjaga semua makhluk di bumi. Tidak ada kebatilan apapun yang lepas dari perhatian Allah.

Namun, Jika kita ingin bacaan yang lebih lengkap, Ayat yang tepat adalah: Wa Qulil Hamdulillahi...  Sesungguhnya inilah kalimat untuk pengingat dan pengharapan agar kita dijaga oleh Allah dari saat keluar rumah hingga sampai kembali. Ayat itu terdapat pada Al-Isra Bagian Ahir Surat.

Saya kira uraian singkat yang mencakup dasar-dasar praktis membangun rumah tangga bak surga ini mudah sekali untuk dikerjakan. Semoga mata air keselamatan dan kebaikan selalu mengalir dan bermanfaat untuk kisa semua.

Terimakasih...

Hakikat Eling lan Waspodo


by fuad hasan succen
Malioboro selasa wage


Hari ini adalah Selasa Wage. Bagi Anda yang paham Kejawen mestinya tahu, apa yang sedang terjadi: peredaran titik-titik kosmik, visi alam hingga pergeseran garis nasib manusia. Sekilas, sebagai petanda, background semesta telah mengejawantah pada warna yang nampak serba kehitaman.

Kalau saya Kejawen makrifatTahu sekaligus mengerti relevansinya dengan arus Islam.

Sedikit kebiasaan di Selasa Wage, pada hari ini sebagian orang memilih melengggangkan diri dari aktivitas lapangan. Menurut saya, ada was-was dan batin sir bergejolak oleh bisik rasa takut yang mendalam. Ini seperti biasa saja, namun begitu nyata pada praktik kehidupan kita. Contoh kecil pada para pedagang di Malioboro, mereka tidak buka toko hari ini.

Saya pikir, setiap manusia alamiah punya rasa takut. Karena pada hakikatnya kita adalah makhluk lemah. Dan, semua itu butuh Allah untuk tempat sandaran dan sumber keberanian.

Saya adalah bagian dari aktivis yang bergelut di bidang lingkungan hidup. Mengkampanyekan penghijauan dan ekonomi berbasis agrikultur (selanjutnya ke edupark). Maka konsekuensinya, saya harus menempuh jarak lebih kurang 70 KM untuk perjalanan mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk itu. Melampaui gunung menembus hutan, liintisyar fil ardh, dan juga untuk pangupo jiwo.

Sepanjang perjalanan, kita sama-sama tahu, jalanan kian sesak. Banyak aksi demonstrasi mahasiswa terhadap Pemerintah, Soal RUU, pelemahan KPK, Papua, hingga menciptakan gelombang massa yang besar. Ditambah banyaknya operasi lalu-lintas “cegatan” yang juga gencar. Semua itu semakin memenuhi jalan-jalan protokol kota, membuat kita was-was.

Kita tidak ingin bangsa ini kacau. Saya selalu berharap keselamatan tidak melepaskan tangannya dari kita semua. Untuk terhindar dari ancaman marabahaya, saya memiliki suatu pegangan jimat yang juga menjadi andalan para leluhur terdahulu, yaitu: Eling lan Waspodo.

Laluhur Jawa mendapat kata Eling itu sudah ribuan tahun lamanya. Ini bukan kata buatan orang Jawa. Nabi Isa AS sendiri yang mengajari kita. Saya pernah bertanya kepada beliau: 

"Wahai Nabiyullah, Apa sejatinya makna Eling itu?"

"Eling itu Ell - ing.

Orang Ibrani (kaum Nabi Isa) menyebut Tuhan mereka dengan nama ELLY. bahwa ketika Yudas Eskariot disalib oleh orang-orang Roma, Ia hanya bisa berteriak memanggil Tuhan sekencangnya, Elly-Elly lamma sabakhtany. Tuhanku-Tuhanku, Mengapa engkau meninggalkanku...

Dari sana kita menjadi jelas. Makna hakikat Eling, tidak lain adalah Allah itu sendiri. Kita kemudian mempredikat kata Eling adalah proses mengingat Allah. Ingatlah Allah, maka Allah akan mengingatmu.

Setelah Eling kita juga mesti Waspodo. Adalah suatu turunan yang otomatis menyertai.
Pasalnya, bahaya bisa datang sewaktu-waktu dari sesama makhluk. Bisa dari manusia jahat, penyihir atau bahkan jin. Kita tidak tahu kapan dan di jalan mana begal menyerang, dukun melempar santet, hingga dhemit akan mengganggu. Tapi yang mesti kita tahu adalah sikap waspada terhadap ancaman-ancaman itu. Waspada depan-belakang, kiri-kanan dengan menghidupkan segenap kemampuan indera untuk menghindari semua keburukan terjadi.

Jika Eling adalah upaya keselamatan jalur vertikal, maka Waspada adalah keselamatan dari jalur horisontal. Dengan ini, sementara masalah ketakutan yang mendalam itu telah teratasi.


...


..

Rabu, 15 Mei 2019

Pertanyaan wawancara kerja lulusan SMA


Pertanyaan wawancara kerja lulusan SMA

Keberhasilan wawancara kerja butuh trik dan kunci khusus. Berikut ini transkrip contoh wawancara kerja HRD dan pelamar kerja di ruang HRD. Saya sarankan Anda perhatikan poin-poin pertanyaan dan pahami lalu persiapkan jawaban paling tepat untuk membuat penanya tidak bisa menolak Anda.
wawancara kerja perusahaan
proses wawancara kerja



HRD: Selamat siang, dengan saudara Alkanjawi.

Pelamar: Siang juga pak HRD. Iya Anda benar, itu saya pak.

HRD: Dia memegang surat lamaran kerja dengan tangan kanan dan wajahnya tampak serius memperhatikan isi tulisaannya. Boleh perkenalkan siapa saudara?

Pelamar: Baik pak. Nama lengkap saya Alkanjawi. Kelahiran Bantul, 19 Maret 2003. Pendidikan terahir di SMK teknik setrum, setingkat SMA. Di samping itu juga ikut belajar di pesantren. Orangtua saya bekerja sebagai wiraswasta. Saya punya hobi jalan-jalan, membaca, dan memancing. Dan, saya tidak suka mobil legend pak.

HRD: Hmmm… Dari mana saudara tahu ada lowongan kerja di sini?

Pelamar: Dari saudara saya pak.

HRD: Siapa namanya?

Pelamar. Bapak M Takdir Ansori.

HRD: Ooo.. Beliau direktur di sini. Saudara dari ayah atau dari bu?

Pelamar: Saudara sesama muslim pak.

HRD: Hohoho.. kalau boleh tahu, setelah lulus sekolah, Apa kesibukan Anda sekarang?

Pelamar: Saya ikut kerja freelance di waktu senggang, bantu-bantu di jasa perbaikan elektronik. Di waktu luang saya sibuk tidur pak.

HRD: Berarti bisa servis HP, AC, Kulkas gitu ya.

Pelamar: Bukan itu pak. Maksud saya elektronik memperbaiki barang yang elek supaya bagus. Kayak celana jin yang bladus kusam itu saya naptol jadi warnanya seperti baru lagi. Dari elek menjadi lebih bagus gitu pak.

HRD: Sebutkan lima hal keunggulan Anda?

Pelamar: Ceria. Tenang. Banyak teman. Sederhana. Dan, berbakti pada orangtua.

HRD: Hmm… buktinya apa?

Pelamar: ya misalnya, saya tidak pernah menentang orang tua, dan selalu menuruti perintah mereka.

HRD: Pengalaman menarik selama hidup Anda?

Pelamar, Saya bisa komunikasi jarak 60 KM tanpa HP. Menyuruh seekor harimau membeli alat potong kuku. Dan yang paling menarik adalah sekali tarikan napas bisa hatam membaca seluruh halaman mushaf kitab suci. itu semua saya lakukan di dalam mimpi saya pak. Oya, Saya tidak suka khilafah pak.

HRD: Di sini orang-orang harus disiplin dan realistis. Apa Anda siap dengan kondisi diluar kebiasaan Anda seperti tadi?

Pelamar: Siap pak. Saya fleksibel bisa apa saja. Saya bisa diluar kebiasaan, seperti datang ke sini dengan pakaian rapi, sepatu, rambut wangi dan celana dalam yang bersih. Soalnya seringnya saya biasa pakai sarung tanpa celana dalam pak.

HRD: Jika diterima di perusahaan kami, siap tekanan dan target?

Pelamar: Itu kesukaan saya pak.

HRD: Berapa gaji yang Anda harapkan?

Pelamar: Seikhlasnya saja pak. Yang penting diatas empat juta.

HRD: jika misalnya, Anda belum dapat diterima di perusahan ini, apa yang anda lakukan?

Pelamar: Hmmm.. Saya positif thinking saja pak. Soalnya ada saudara di sini.

HRD: Baiklah kalau begitu saya kira cukup. Silahkan tunggu pengumuman berikutnya.

Pelamar: Baik. Terima Kasih.


Rabu, 02 Januari 2019

MENGAPA TIDAK MENURUNKAN NABI DI INDONESIA

MENGAPA TIDAK MENURUNKAN NABI DI INDONESIA

Pada hakikatnya manusia ini ada di dunia karena skenario Tuhan, sebab itu, dari manusia, tidak mungkin Tuhan memisahkan diri-Nya.

Tuhan mengutus nabi, mengajarkan agama, misinya untuk memperbaiki orang-orang bodoh/jahil, agar mereka tersadar. kembali ke jalan benar.

Dan, karena misi membawa agama itu beratnya luar biasa, maka Tuhan sejak awal manyiapkan orang khusus, yg punya qualitas super. sebab dia hanya akan diutuskan pada target daerah yg bersuhu panas, yg orang2nya sedikit2 marah, hobi bertikai, senang adu kekuatan, bahkan... bunuh membunuh.
Kalam wahyu suci, kalau kita baca, cuma segeintir ayat yg membahas hakikat Tuhan, banyakan isinya tentang ajaran memperbaiki tatanan hidup, sosial dan muamalah, menjawab soal cara dan gaya hidup baik di dunia aherat.
Nah, di negeri surga ini, eh, indonesia ini, negerinya ijo royo-royo, air segar melimpah, adem ayem, leluhurnya sabar-sabar, suka gotong-royong, Suasana yang damai ini adalah rahmat.

Bukan lagi nabi diturunkan di sini, tapi sudah Tuhan sendiri, melalui rahmatnya.
Meski tanpa wahyu kenabian, dulu orang-orang nusantara begitu mendamba dituruni wahyu. sebab itu hatinya jadi kreatif, mencoba-mencoba dg caranya sendiri menyusuri jalan Tuhan, dan ketemu ujungnya. Menurut teori, ini namanya down-top, dari bawah ke atas, dari manusia mencapai ke Tuhan..

Kebetulan Islam datang sampai sini, kita bisa anggap, agama islam sebagai peta paripurna, sesuai yang diimaji pencari kesejatian tunggal. Itu bahan bagus untuk membuat peta yg teratur dan ringkas menuju Tuhan lebih cepat, tentunya peta made in sendiri..

posted by student

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...