Senin, 18 Januari 2016

Strategi Pembelajaran PAKEM


STRATEGI PEMBELAJARAN PAKEM 
(Bermuatan Karakter)

BAB I
PENDAHULUAN


Kegiatan pembelajaran merupkan proses kegiatan belajar dan mengajar, yang terdiri dari guru dan siswa dengan tujuan pematangan intelektual, kedewasaan, emosional, moral dan sebagainya. Relasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yang diselenggarakan lembaga pendidikan.
Strategi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) yang berorientasi menggali dan mengembangkan potensi siswa dengan metode pembelajaran lebih aktif pada anak didik. Strategi ini diharapkan mampu secara efektif dan efisien serta menyenangkan dalam keberhasilan proses pembelajaran. Dalam makalah ini, pokok pembahasan makalah akan kami fokuskan tentang strategi pembelajaran PAKEM yang bermuatan karakter, dengan destinasi agar dapat memberikan pemahaman mahasiswa calon pendidik dan membantu para pendidik untuk memahami PAKEM secara kompeherensif dan aplikatif.
Di samping itu, agar dapat menelurkan para peserta didik yang tidak hanya cerdas secara kognitif saja namun cerdas secara afektif dan psikomotorik sehingga mempunyai karakter yang unggul dan berwibawa. Dengan menggunakan metode pembelajaran PAKEM guru lebih variatif dan mengerti cara menyampaikan materinya pada basis murid aktif sehingga peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikannya dengan lebih inovatif serta tidak membosankan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR PAKEM
1.      Pengertian PAKEM
PAKEM adalah sebuah strategi pendekatan introduksional yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman kegiatan dengan penekanan belajar sambail bekerja secara mandiri. PAKEM merupakan akronim dari pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana menyenangkan yang mendukung siswa untuk lebih aktif bertanya, mempertanyakan pelajaran, dan mengemukakan gagasan, serta berkreasi sesuai dengan hasil belajarnya. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Menyenangkan maksudnya adalah membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar dan waktu perhatian anak pada pelajaran menjadi tinggi.
2.      Konsep dasar PAKEM
Menurut Sriudin, awal mula istilah PAKEM dikembangkan dari AJEL (Active Joyfull and Efective Learning). Untuk pertama kali di Indonesia, pada tahun 1999 disebut PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Seiring dengan perkembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), pada tahun 2002 istilah PEAM diganti menjadi PAKEM, yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Namun demikian, jika dicermati dalam modul-modul PAKEM, landasan teori yang digunakan di dalamnya pada hakikatnya adalah mengambil teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif.
PAKEM belum layak disebut pendekatan pembelajaran, karena belum ada teori atau literatur yang mendasarinya, tetapi sebuah istilah yang mengintegrasikan dan mengkompilasikan sejumlah pendekatan pembelajaran yang bertujuan menstimulasi guru untuk dapat merancang pembelajaran yang kreatif inovatif. Ketiadaan dasar teori inilah, membuat istilah PAKEM  kemudian dapat diubah-ubah dan dimodifikasi menjadi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Khusus untuk Nanggore Aceh Darusslam dimodifikasi lagi dengan nama PAIKEMIS (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Islami).
Suasana belajar mengajar yang menyenangkan dapat memusatkan perhatian siswa secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar, seperti disimpulkan oleh Dimas (dalam Qomaruddin, 2005) bahwa memetik senar kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam jiwanya. Hal itu juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima perintah, peringatan, atau bimbingan apapun. Menabur kegembiraan dan keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan kemampuannya dalam bentuk yang sempurna.
Untuk itu, pembelajaran bernuansa PAKEM diarahkan pada pembelajaran yang berpola permainan (game) yang kemudian dikenal dengan model-model pembelajaran. Para ahli pembelajaran telah merancang sejumlah model pembelajaran sepeti model Jigsaw, Problem Based Instruction (PBI), Think, Pair, and Share (TPS), dan sebagainya.
Di bawah ini beberapa prinsip yang dimiliki pendidikan aktif dan kreatif dan menyenangkan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1)      Mengalami
Mengalami berarti siswa belajar banyak hal yang digerakkan oleh naluri berbuat dan pengalaman langsung dengan mengaktifkan banyak indra. Beberapa contoh dari prinsip mengalami ini adalah melakukan pengamatan, perubahan, penyelidikan, wawancara dan penggunaan alat peraga. Prinsip “mengalami” ini membuat siswa dapat merasakan teori dan ide-ide progresif ketika merasa wawancara dalam rangka membuat bulletin/majalah, misalnya mereka akan berkembang dengan sendirinya dari satu tahap ke tahap berikutnya. Dapri prinsip ini, mereka menjadi lebih matang, dinamis, dan professional. Mengamati wawnacara, menyelidiki, ekperimental dan menggunakan alat peraga membuat mental menjadi kritis, kreatif, inovatif dan kompetitif.
2)      Interaksi
Interaksi antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu untuk selalu dijaga agar mempermudah dalam membangun makna. Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap, dan kualitas hasil belajar meningkat. Prinsip interaksi memberikan peluang pada siswa untuk berekspresi dan berartikulasi sesuai kemampuan masing-masing. Potensi mereka akan berkembang karena aktulisasi dinamis yang terus dikembangkan
3)      Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. Interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi yang baik karena interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. Makna yang terkomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat tanggapan. Beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan pajangan, presentasi maupun laporan..Prinsip komunikasi ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengetahui sejauh mana pendalaman dan pengayaan materi seorang siswa. Adu gagasan, silang pemikiran dan bedah ide membuat pemikiran menjadi segar, kaya, mendalam dan penuh variasi.
4)      Refleksi
Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan. Melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran yang sudah berlangsung. Refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru yang bermanfaat dalam perbaikan makna hasil pembelajaran. Dengan refleksi kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi.
Prinsip refleksi ini juga dapat dijadikan sebagai wahana evaluasi dari strategi yang telah diterapkan dan hasil yang didapatkan. Dan refleksi ini akan diketahui kelemahan dan kelebihan/efektif dan tidaknya suatu jenis pembelajaran. Akan ada ide-ide baru, pemikiran baru dan gagasan baru yang lebih segar, kaya dan penuh makna dari proses refleksi ini.
Keempat prinsip ini membuat PAKEM berjalan pada kerangka dasar yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu membentuk pembelajaran yang berkualitas dan mampu menghasilkan kader-kader muda yang berkreasi demi bangkitnya potensi bangsa.

B.     NILAI-NILAI KARAKTER DALAM STRATEGI PAKEM
Strategi PAKEM ini masuk dalam pengembangan strategi active learning, banyak persamaan yang mendasari antara kedua strategi tersebut. Menurut T. Taslimuharom, proses strategi PAKEM dapat dikatakan active learning jika mengandung komitmen, tanggung jawab dan motivasi dalam proses pembelajarannya. Ketiga eleman ini merupakan alat untuk pembentukan karakter peserta didik.
1.      Komitmen (keterlekatan pada tugas)
Artinya materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa (meaningful) sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal)
2.      Tanggung jawab (responsibility)
Tanggung jawab merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk kritis. Guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormati ide-ide siswa, member pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri
3.      Motivasi
Motivasi belajar ada dua macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Dalam pembelajaran ini, motivasi intrinsik siswa harus lebih dikembangkan agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat karena pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan pada siswa (student centered approach). Guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya serta bersikap positif kepada siswa.
PAKEM dalam Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira, tekun, dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual dan mengikuti perkembangan pengetahuan.
Selain active learning, PAKEM harus ditunjang oleh pembelajaran kreatif. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Selain itu, guru juga harus mampu menciptakan suatu proses yang baru, memiliki kemampuan untuk menciptakan dan merancang untuk mensimulasikan imajinasi. Kreativitas adalah kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah yang menekankan segi kuantitas, ketergantungan, keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

C.     ASAS-ASAS PEMBELAJARAN PAKEM
1.      Mendorong siswa untuk menghafalkan
Hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas keilmuan seseorang. Orang yang hafal mempunyai kekuatan untuk memperdalam pemahaman dan menembangkan pemikiran secara lebih luas. Dengan menghafal pelajaran, seseorang bisa menarik kembali ilmu setiap saat, dimanapun dan kapanpun. Siswa yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran yang diajarkan. Apalagi kalau hubungannya dengan teori Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Aspek hafalan memegang peranan penting untuk mengedepankan ilmu dan mengkristalkannya dalam pikiran dan hati, kemudian meningkatkannya secara eksekratif dan massif. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi fondasi utama dalam mengadakan komunikasi interaktis dalam bentuk diskusi, debat, dan sebagainya.
Menghafal dan recheck (mengecek ulang) sangat membantu penguasaan, pemeliharaan dan pengembangan ilmu. Seringkali kegagalan yang dialami para pelajar yang cerdas disebabkan oleh sikap menggantungkan pada pemahaman, tanpa adanya hafalan.
2.      Mengarahkan siswa untuk bertanya
Setelah aspek hafalan sudah kuat, pekerjaan selanjutnya adalah melatih siswa untuk berfikir kritis, yaitu dengan banyak bertanya kepada guru. Berpikir kritis berarti mempertanyakan sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang belum diterangkan dan sesuatu yang masih menjadi bahan perdebatan Anak-anak sekarang ini terlalu banyak disuguhi ilmu pengetahuan, tanpa ada celah untuk mengolah dan menyempurnakannya. Bertanya bisa menjadi sarana efektif untuk mengetes daya kritis siswa. Pada awalnya dorongan untuk bertanya ini terasa aneh. Mereka akan berpikir bagaimana caranya bertanya dan materi apa yang perlu dipertanyakan. Selain itu, mereka juga akan berlatih berbicara didepan orang lain, melatih mental, percaya diri dan keyakinan kuat.
Secara bertahap, mereka akan terbiasa untuk bertanya dengan baik. Mereka akan berpikir keras bagaimana caranya menemukan sesuatu yang pantas untuk ditanyakan. Dan kebiasaan bertanya ini mereka akan bisa menyeleksi, mana pertanyaan yang berbobot dan tidak, mana yang pantas dan tidak, dan sebagainya. Guru harus merespon semua pertanyaan siswa dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan. Kalau perlu, guru harus memberikan hadiah kepada siswanya yang aktif bertanya, sehingga siswa lain terdorong untuk mengikutinya. Mereka akan senang membaca buku, Koran, majalah, dan sumber pengetahuan serta informasi lainnya sebagai bahan untuk bertanya kepada guru.
Dengan bertanya, kepercayaan diri siswa akan tumbuh dan semangat utuk terus belajar berkembang dengan baik. Selain itu, aspek mental juga meningkat. Oleh sebab itu, guru jangan jemu-jemu memberikan waktu bagi siswa untuk bertanya disela-sela mengejar target pembelajaran sesuai kebutuhan yang ada.
3.      Memulai diskusi interaktif
Diskusi menjadi tahapan lanjut setelah siswa mampu bertanya. Pada tahapan ini anak berlatih untuk berpikir analisis dan solutif. Ia akan mengamati faktor yang tidak kelihatan dari suatu masalah dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya kemudian mencarikan solusi persoalan dengan ide-ide cerdas, visioner dan aplikatif.
Dalam diskusi seseorang dapat menyerap pikiran, ide, gagasan dan silang pendapat dari peserta lain yang hadir. Ia tidak hanya mendapatkan ilmu yang dipelajarinya, tetapi juga dari teman-temannya. Maka wajar, kalau diskusi satu jam lebih utama dalam pengertian lebih efektif daripada belajar satu bulan.
Selain itu, forum diskusi juga akan memberika banyak manfaat. Menurut M. Firdaus Zakarsi manfaat diskusi sebagai berikut:
a)      Siswa dapat kepastian apakah ia telah mengerti/menganggap hal yang dipelajarinya secara betul
b)      Menumbulkan dan membina sikap serta perbuatan siswa dengan demoratis
c)      Dengan mendengarkan keterangan teman-teman belajarnya, seorang siswa akan lebih merespon apa yang sudah dipelajarinya. Kalau awalnya belajar hanya dengan penglihatan (membaca) maka dengan diskusi belajar dengan mendengarkan pembicaraan.
d)     Dengan bertanya dan menerangkan apa yang dipelajari, masing-masing peserta belajar akan menguasai bahan yang dipelajari dengan lebih baik.
e)      Dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar bersama/diskusi, siswa-siswa akan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik
4.      Mengajak siswa belajar di luar ruang kelas
Untuk penyegaran (refresing), siswa diajak jalan-jalan ke luar kelas, misalnya ke halaman dengan mengamati fenomena sosial dan mendiskusikannya bersama. Lebih efektif lagi, siswa diajak ke perpustakaan yang lebih lengkap koleksi buku, majalah, koran, misalnya perpustakaan pemerintah daerah, perpustakaan kampus, dan lain-lain. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa menjadi sadar bahwa ilmu yang selama ini mereka miliki masih sangat sedikit. Di luar sana ada jutaan pengetahuan yang belum dipelajari. Hal ini membuat mereka semakin tertantang untuk belajar lebih serius, semangat dan penuh gairah.
Mereka akan memasuki lorong-lorong ilmu pengetahuan baru yang belum pernah dijamahnya sama sekali. Mereka akan menemukan mutiara pengetahuan yang dahsyat, yang tak terbayangkan sebelumnya. Dengan belajar di luar kelas ini, siswa bisa menyatu dengan lingkungan dan budaya yang berkembang, tidak teralinasi, sehingga mereka mudah beradaptasi dan melakukan transformasi kultural secara bertahap dan fungsional dalam kehidupan bermasyarakat di kemudian hari.
5.      Mengembangkan kreativitas siswa
Hidup di era kompetisi ketat sekarang ini membutuhkan ide-ide kreatif untuk tampil sebagai pemenang. Salah satu ciri PAKEM adalah kreativitas. Oleh karena itu guru harus mendorong kreativitas anak didik agar dapat berkembang dengan cepat. Tanpa kreativitas yang terlatih dan mewarnai kehidupan seseorang setiap saat, ia akan terpental dari ketatnya persaingan dan tajamnya perbedaan yang muncul. Sayangnya aspek kreativitas ini tidak mendapatkan perhatian serius dari sekolah.
Mengutip Anita Lee, proses pendidikan kita saat ini terlalu mementingkan aspek kognitif dan mengabaikan kreativitas. Proses di sekolah lebih mementingkan target pencapaian kurikulum dibanding penghayatan di kurikulum secara imajinatif dan kreatif. Gejala ini terlalu tampak mulai proses pendidikan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, sehingga tidak membuka peluang bagi anak-anak untuk berpkir divergen dan non konvensional.
Kreativitas adalah sebuah proses yang sama normal dan sama menakjubkan seperti bunga yang mekar diujung tangkai berwarna hijau. Kreativitas ibarat darah pasti ada di dalam tubuh harus dicari. Jadi, kreativitas adalah sebuah kenyataan spiritual dan diri setiap manusia tanpa harus dicari.
6.      Melatih penelitian
Penelitian melatih anak didik agar termotivasi untuk mengetahui hal-hal yang belum terpikirkan. Pada pelajaran IPA, guru bisa mendorong anak-anak untuk meneliti objek yang menjadi mata pelajarannya. Terjun langsung sebagai peneliti dengan bekal metodologi yang sistematis, membuat anak didik masuk dalam ruang laboratorium dengan kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi bahwa mereka mampu memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi.
Dalam penelitian, guru seyogyanya menerapkan pendekatan objektif, sehingga hasilnya memuaskan dan maksimal. Menukil Dr. Deddy Mulyana, pendekatan objektif/ pendekatan ilmiah (scientific) diterapkan dalam penelitian yang sistematik, terkontrol, empiris dan kritis, atas dasar hipotesis yang dimunculkan tentang hubungan antara fenomena satu dengan yang lainnya. Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian. Bukti-bukti dipilih bukan karena hal itu mendukung keinginan ilmuan atau penguasa melainkan karena kawan itu dapat diuji dan diverifikasi oleh peneliti lain.
Guru harus melatih siswa  untuk mengadakan penelitian secara bertahap dan berkelanjutan segingga secara teori dan praktis, siswa menjadi matang dalam melakukan penelitian.
7.      Mengadakan studi banding
Studi banding ke lembaga-lembaga bergengsi akan meningkatkan kepercayaan yang tinggi dalam diri siswa. Selain berekreasi dan wisata ke tempat-tempat yang menarik, studi banding membuat pemahaman terhadap sesuatu menjadi kompeherensif dan kaya makna. Dengan mengajak siswa studi banding ke sebuah lembaga yang berkualitas, akan membuat semangat belajar mereka menjadi meningkat. Mereka akan melihat sejauh mana kemampuannya selama ini dan bagaimana mengembangkan secara maksimal. 
Dengan studi banding mereka sadarbahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang harus ditutupi dan masih banyak tantangan kedepan yang harus segera dijawab. Dalam hal iniguru bertindak sebagai dinamisatordan fasilitator sehingga potensi tersebut bisa tergali dan dikembangkan secara efektif dan produktif, demi meraih prestasi besar yang menjadi cita-cita dan idaman bersama.
8.      Melatih jurnalistik
Jurnalistik/segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia tulis menulis bisa menjadi ajang efektif bagi guru untuk menggali dan mengembangkan potensi anak didik dan PAKEM dapat dikembangkan dengan metodologi ini.

D.    PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAKEM
1.      Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin,semua terlahir dengan kedua sifat tersebut. Sifattersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/ berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah, sehingga kedua sifat tersebut dapat berkembang dengan subur. Suasana pembelajaran simana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang diharapkan mampu mengembangkan kedua sifat di atas.
2.      Mengenal anak secara personal
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM, perbedaan individual tersebut perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantnya sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3.      Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, secara alami anak akan bermain secara berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas/membahas sesuatu, anak dapat melakukannya secara berpasangan/dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka dudukberkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya juga berkembang.
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru
Pembelajaran
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.











Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.












Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.




Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.




Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari.



Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik

Syarat berkembangnya aktif mental adlah tumbuhnya perasaan tidak takut, baik takut ditertawakan, takut disepelekan/takut dimarahi jika salah, dan lain-lain. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM yang menyenangkan.

E.     VARIASI PENGEMBANGAN PAKEM
1.      Memprioritaskan pelatihan guru
Ujung tombak PAKEM adalah guru. Di tangan gurulah terletak efektif tidaknya PAKEM. Oleh sebab itu, langkah yang pertama dan utama untuk menyukseskan program ini adalah mengadakan pelatihan guru secara intensif dan ektensif. Disamping itu, guru juga harus membekali dirinya dengan banyak membaca buku-buku untuk memperkaya pengalaman, wawsan, dan cakrawala pemikirannya, sehingga anak didik merasa mantap mendapat ilmu darinya.
2.      Optimalisasi microteaching
Microteaching menjadi terobosan progresif dalam pengajaran. Microteaching ini bisa dijadikan alternatif eksperimentasi PAKEM. Microteaching sering dijadikan sarana untuk mengetahui kemampuan mengajar calon guru, sehingga sangat bermanfaat untuk mematangkan kemampuan guru. Microteaching ini bisa menjadi laboratorium pengajaran efektif untuk mengasah profesionalitas guru dalam menerapkan PAKEM.
3.      Mencoba Teamteaching
Teamteaching adalah system mengajar oleh beberapa guru yang mempunyai keahlian mendalam (tim). Misalnya pelajaran IPA diasuh oleh 2 guru, yang satu menerangkan dan yang lainnya mengamati dalam kelas untuk melihat respon siswa dan berusaha menggugah semangat belajar siswa. Ada kelebihan dan kekurangan dalam melakukan teamteaching ini. Di satu sisi siswa akan mendapatkan pengalaman, ilmu dan wawasan yang berbeda sehingga kaya wacana. Namun disisi lain apabila salah satu guru tidak masuk, maka penyampaian makna tidak akan maksimal.
4.      Menerapkan moving class
Siswa perlu suasana, tempat dan kondisi baru sehingga tidak jenuh. Disinilah pentingnya menerapkan teori moving class.
Moving class adalah sistem pembelajaran dimana siswa harus berpindah-pindah kelas, sesuai pelajaran yang diajarkannya. Misalnya ketika pelajaran agama siswa dipindahkan ke ruang yang didesain khusus untuk peribadatan. Ketika pelajaran bahasa siswa dipindah ke ruangan yang didesain khusus untuk bahasa, begitu seterusnya.
5.      Membuat diktat praktis
Masing-masing guru bidang studi, seyogyanya mempunyai buku diktat sendiri untuk materi yang diampu sebagai indikator profesionalitas dan kompetensi keilmuannya. Ketika menyusun diktat ini, guru harus menulisnya dengan gaya PAKEM yaitu diktat yang bisa menjadi panduan pembelajaran yang interaktif, menyenangkan dan mempunyai kualitas tinggi.
F.      KEUNGGUAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PAKEM
1.      Keunggulan
Dengan strategi pembelajaran PAKEM, guru tidak hanya monoton saja dalam menyampaikan materinya, namun dapat bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai hal materi kepada siswanya. Begitu pula dengan keadaan peserta didik akan lebih enjoy dalam menangkap materi, mengikuti pelajarannya tidak mudah bosan dan suntuk. Siswa selalu termotivasi akan lebih giat untuk meraih prestasi yang cerah, gemilang, penuh antusias.
Guru lebih dekat dengan siswa karena dengan prinsip PAKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi merea tentunya lebih mengenal masing-masing individu.
2.      Kelemahan
Sebagaimana keterangan diatas, PAKEM menuntut seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan ilmu dan wawasannya, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya. Apabila guru pasif, maka tujuan PAKEM tidak akan tercapai.
Kelemahan lainnya adalah program ini mengharuskan seorang guru untuk berperan aktif, proaktif dan kreatif dalam mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah,murah dan sederhana, namun tetap relevan dengan tema pelajaran yang sedang dipelajari. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Hal ini jelas akan menjadi sebuah bumerang bagi guru, ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran PAKEM. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran ini dengan baik di dalam kelas.
Dalam menghadapi situasi ini, hal paling mendasar yang hasrus dilakukan oleh guru adalah mengubah cara pikirnya, yaitu pembelajaran ini tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal, namun juga membutuhkan daya kreatavitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa. Selain itu, guru juga harus mengubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Sebab, PAKEM juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, bukan semata potensi akademiknya saja.
Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan  jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, memfasilitasi tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, serta membantu dan mengarahkan siswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama bagi guru dalam paradigma baru pendidikan bukan “membuat siswa belajar” tetapi “membuat siswa mau belajar” dan bukan “mengajarkan mata pelajaran” tetapi “mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran”.
Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Semua pasti ada kelemahan dan kelebihannya. Dalam konteks pembelajaran ini, pendapat yang mengatakan bahwa PAKEM menyebabkan guru pasif, karena siswa lebih aktif adalah kurang benar. Justru dengan memahami PAKEM, secara esensial guru akan menjadi sosok ideal yang mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada siswa untuk berpikir kritis, dinamis, kompetitif dan produktif. Seorang guru tentu tidak mungkin mampu mengemban tugas besar ini kalau pasif, stagnan dan statis.

G.    PERAN PAKEM DALAM MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK
1.      Adanya interaksi yang harmonis antara guru dengan peserta didik (pembelajaran aktif guru dan siswa), sehingga karakter siswa menjadi rajin, tanggung jawab, dan lain-lain.
2.      Pembelajaran kreatif (mampu mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam)
3.      Pembelajaran menyenangkan (merasa dekat dengan murid)
Mengantarkan peserta didik yang berwawasan intelektual secara mendalam, bermoral
PAKEM sebagaii strategi sangat efektif menggali potensi terbesar siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreatifitas, efektivitas dalam prosesnya, sehingga anak bisa memahami materi dengan nyaman, senang dan lain-lain. Dalam topik keadilan, siswa diajak untuk menghitung berapa persen penduduk Indonesia yang miskin, yang diperlakukan tidak adil dan diminta membuat tabel tentang data tersebut.

BAB III
PENUTUP

PAKEM yang merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ini masih miskin sosialisasi. Banyak guru yang belum mengenal PAKEM, sehingga pembelajaran yang diterapkan masih tradisional, satu arah dan menjadikan guru sebagai pusat dan subjek, sementara siswa menjadi objek statis.
Disinilah tanggung jawab semua pihak, khususnya pemerintah dan kepala sekolah untuk segera mensosialisasikan PAKEM secara intensif dan ekstrasif. Pelatihan demi pelatihan harus segera diadakan untuk mengubah mind dan frame thinking dan ajar guru terbuka terhadap PAKEM, sehingga mampu mengimplikasikannya dalam pembelajaran yang diampunya.
Sebagai calon guru atau guru, jangan pernah menyerah terhadap sulitnya proses yang dilalui dalam pembeajaran, karena kesuksesan gemilang identik dengan rumitnya proses dan berliku-likunya kendala yang dilalui. Justru, dari proses panjang itulah, kematangan, kedewasaan dan kecemerlangan lahir dengan kekuatan untuk perubahan pada yang lebih baik.

Bab IV
DAFTAR PUSTAKA

Hamruni, Dr H. Edutainment Dalam Pendidikan Islam dan Teori-Teori Pembelajaran Quantum, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2008
http//:www.padepokan ilmu.co.cc
Komunikasi dan Ilmu social lainnya. Bandung: Rosdakarya, 2004
M Firdaus Zarkasi, Belajar Cepat dengan Diskusi, Surabaya: Indah Surabaya,
Ma’mur, Asmani, Jamal. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press, 2011
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu
Siberman, Melvin L. Active Learning; Yogyakarta: Yapendis, 2009
Suparno, Paul. Teori Intelegensi ganda. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2004
Zarkasi, firdaus M. Belajar Cepat dengan Diskusi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2004

2 komentar:

SandhyNey mengatakan...

Terima kasih ...Semoga dapat menjadikan generasi bangsa yang mandiri dan berkarakter budaya bangsa serta menjadikan setiap kita dan anak bangsa sebagai teladan

kelapa wulung mengatakan...

kelapa wulung
bibit kelapa wulung
kelapa wulung
kelapa hijau wulung

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...