Kamis, 19 Mei 2011

Membangun Indonesia dengan Pendidikan



oleh Fuad Hasan
Pemerhati pendidikan

KRITERIA bangsa cerdas adalah bangsa yang memiliki watak dan kepribadian kuat, humanis, dan bersikap integral dalam setiap menghadapi problematika kehidupan.
Pendidikan juga berfungsi sebagai fundamen pembangun bangsa yang berkarakter. Modal karakter yang ada pada suatu bangsa ini, secara de facto mampu mengantarkan suatu bangsa mencapai tujuannya secara universal.
Artinya, karut-marutkondisi bangsa saat ini bisa diselamatkan dengan model pendidikan yang benar. Di Indonesia, dalam UUD 45 Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dimaksudkanuntuk mengondisikan sistem pendidikan nasional yang harus ada ialah dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga negaranya.
Sekurang-kurangnya agar setiap pihak memperoleh pengetahuan dan kemampuan dasar yang meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya pendidikan harus mampu memberikan pengetahuan tentang hak dan kewajiban pokok seorang sebagai warganegara Indonesia, serta upaya memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dan masyarakat dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Di sini makna pendidikan sangat penting sebab dapatmenciptakan seorang menjadi, mengerti, dan memahami jati dirinya.
Kemudian, melalui proses pembelajaran lebih mendalam, manusia Indonesia akan memahami hakikatnya sebagai makhluk sosial {komo socius), yang bertujuan menanamkan kepribadian melalui proses penemuan. Di sini pula pendidikan mampu memberikan arti penting terhadap penyadaran pada hakikat berbangsa, dengan setiap warga negara menempati dimensi ruang dan waktu yang berbeda.
Menurut Dr Montessori, manusia secara alamiah dilahirkan dengan jiwa yangmerdeka. Artinya ia bebas, tidak ada jenis kekangan apa pun yang mengikatnya. Akan tetapi, kebebasan ini
jika tidak diberikan pedoman atau rambu-rambu yang relevan terhadap realitas, sering kali manusia terjebak oleh kemerdekaannya sendiri. De-ngan begitu, secara tidak sadar mereka telah menyalahgunakan kemerdekaan mereka menelan kemerdekaan orang lain.
Esensi kemerdekaan
Ki Fudyartanta dalam buku ini menegaskan bah-ua, watak merdeka bukanlah watak sewenang-wenang ataupun watak bebas liar. Namun, bentuk watak bebas teratur menurut swadisiplin dan didasari tanggung jawab.
Watak merdeka juga dapat berarti selalu berusaha untuk bersikap kritis objektif dalam menghadapi, menghayati, dan menanggapi kenyataan hidup. Sikap kritis objektif ini bebas dari segala apa yang merin-tangi seorang untuk melihat sesuatu secara apa adanya.
Pada dasarnya, bangsa Indonesia telah memiliki watak tersendiri yang tersirat dalam butir-butir nilai Pancasila. Watak ini lahir dari sejarah perjalanannya yang sangat panjang. Diharapkan, watak asli ini mampu menepis segala bentuk watak yang tidak sepadan dengan karakternya.
Watak dasar bangsa Indonesia antara lain adalah religiusi-tas. Terbukti bahwa sejak zaman kerajaan, banyak berdiri kokoh candi-candi/tempak suci untuk menghubungkan hasrat religius manusia kepada sesembahannya. Selain itu bangsa Indonesia juga berwatak kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, serta menjunjung tinggi keadilan.
Dalam buku ini, penulis ber-pesan bahwa melalui pendidikan kita mampu menciptakan manusia yang memiliki kesusilaan tinggi. Yakni manusia pendukung norma, nilai susila dan sosial, serta nilai seni yang harus menyatu dalam jiwa manusia secara integral.
Kejujuran, sportivitas, dan rasa tanggung jawab harus menjadi milik dan selalu dipersonifikasikan dalam setiap sepak terjang dan perilaku pribadi susila. Di sinilah pendidikan telah mampu menciptakan masyarakat yang ber-pribadi dan berwatak luhur.
Penghayatan nilai, norma, dan kaidah sangat penting bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan ketertiban dan stabilitas kehidupan masyarakat serta membangun bangsa dan negara (Indonesia). (M-l)

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...