Sabtu, 25 November 2017

PENAMPILAN


PENAMPILAN
byalkan

Ahir-ahir ini, lelaki bernama Dlakirman itu seperti dilanda kebiasaan berbeda. Sebuah pekerjaan keahlian membawanya untuk banyak bergaul dengan bermacam-macam manusia rapi, sedikit demi sedikit dia telah mulai merubah penampilan kearah kerapian. Tampilan rapi itu nampaknya dipengaruhi oleh lokus dan teman-teman baru yang peduli banget pada penampilan fisik, pakaian, keelokan wajah, dan tentu saja sepatu yang bersih.
Dlakirman sebelumnya sedikit banyak pernah akrab dengan mandi, minyak wangi, juga loundry. Tetapi keakraban rupanya tidak tahan lama, dan mudah mengelupas dari kesehariannya. Seperti banyak dikatakan orang: Apa yang dilakukan bukan dari dalam diri, tentu saja takan bertahan lama. Karena kebiasaan berbenah tampilan itu dari tuntuan pacarnya, untuk ini itu, supaya keren, supaya ganteng, supaya ngga malu-maluin, lama-kelamaan penampilan malah menjadi momok yang terasa membosankan.
Meskipun Dlakirman tahu itu juga untuk kebaikan dirinya, bilamana kerap diserbu usulan mengenai penampilan diri, tetap saja dia tidak terlalu mendengarkan. Bahkan sesekali tak menghiraukan.
Berbeda 180 derajat, walau dalam pekerjaan kali ini sebagai figuran, Dlakirman merasa diri terbawa arus lingkungan kerja yang formalistik. Tempat yang bersih sudut dari sudut, sirkulasi udara lancar, pencahayaan terang dan orang-orang ramah yang bibirnya mudah tersenyum. Semua orang terlihat menawan tampilannya, tampan dan cantik sesuai gender masing-masing. Bergaul dengan orang-orang di lingkungan itu, dia mulai menemukan kenyamanan baru dalam dirinya.
Dlakirman mengerti lingkungan telah memberikan pengalaman. Pengalaman membawa pada penilaian yang kemudian mendasari pada pilihan. Baik-buruk, bersih-kotor, nyaman-sesak, tertib-amburadul, senang-sedih dan lain-lain. Dia memahami apa sebenarnya penampilan, bagaimana penampilan bisa terbentuk dan mengapa penampilan diperhitungkan dalam pergaulan. Selangkah lebih maju dia berpikir menata penampilan membuat daya hidup lebih kuat, lebih terpancar kharismatik serta nagih bila sekali dilirik.
“Jadi karena saking betapa penting penampilan, ada orang yang sampai operasi plastik?”
Kata-kata di atas sekilas menyambar di benak Dlakirman. Namun karena dirasa kurang sinkron dengan apa yang sedari tadi dipikirkannya, maka ia skip dulu.
“Apakah penampilan termasuk pada bentuk fisik?” Dari benak itu ternyata muncul pertanyaan susulan.
Baiklah memang sepertinya problem di atas perlu dijawab. Pada dasarnya, penampilan itu hanya luaran saja. Ibarat kacang kulit, penampilan merupakan kulitnya. Seberapa bersih, seberapa asin dan seberapa memikat pewarnaanya. Bersih, asin dan pemberian pewarna itu adalah hasil olahan yang tidak alami dari kacang itu sendiri. Walaupun kulitnya itu penyok, jika dibersihkan, diberi rasa, diwarnai sedemikian rupa, maka orang-orang bisa menyebut kacang itu “berpenampilan”.
Setali tiga uang, manusia juga demikian. Yang disentuh oleh penampilan hanya apa yang dapat diamati oleh penglihatan. Mandi, seger. minyak wangi, kemeja, bedak, spidol alis dan benda-benda lain yang sifatnya kosmetika atau hiasan-hiasan...
Dan, singkat kata, Dlakirman terlihat memutar ke dua ibu jarinya. Update status: “Tidak ada faedah menyuruh orang untuk merubah penampilan. Akan lebih patguna jika Anda mengajaknya gabung dan bergaul dengan perkumpulan yang berpenampilan bagus. Untuk jangka panjang, bagi Anda yang ingin pasangan selalu elok dan enak dipandang, gabung kegiatan bersama banyak orang adalah jawabannya.” 50 menit kemudian, postingan mendapat like 12K, 780 komentar dan 229 dibagikan.
Jadi fix sudah. Bahwa orang bisa berpenampilan modis, tampan, indah sempurna secara istiqomah, itu lebih besar dipengaruhi oleh pergaulan daripada bakat individu. Tetapi perubahan empiris pada penampilan Dlakirman (secara pribadi) yang menjadi rapi, tampan, dan elok itu menurutnya sama sekali bukanlah prestasi. Prestasi sesugguhnya adalah ia mencapai titik ambang batas penghormatan untuk orang lain dengan ketulusan dirinya dalam membenahi penampilan. Dan, yang lebih esensial dari perubahan yaitu; Dlakirman telah menggapai kehormatan spesial dari lingkungan yang itu tidak dirasakan siapapun.

Jogja, 22 november 2017.




POSTED BY STUDENT

Tidak ada komentar:

Alam Pikir Orang Kita

Aktivitas paling tidak di hargai di sini, salah satunya adalah berpikir. Maka jangan sekali-kali mempertontonkan hal itu di depan umum! Me...